Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS OLAH RAGA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS OLAH RAGA. Tampilkan semua postingan

Olimpiade 2020 Menurut Perspektif Boxer Hijaber Jerman Pertama

Zeina Nassar

Zeina Nassar, seorang boxer berjilbab di Jerman, nama yang tidak asing bagi penggemar olahraga internasional, hari ini dia sedang mempersiapkan Olimpiade Tokyo 2020.

Menurut laporan IQNA, gadis Berlin ini tidak hanya bertempur di arena lapangan, tetapi dengan perkelahian telah mampu memperjuangkan hak-haknya. Zeina Nassar mengalahkan semua tabu dan menjadi juara boxer pertama di Jerman. Mengubah aturan dalam kompetisi olahraga amatir membuka jalan bagi umat Muslim ke kejuaraan boxer Jerman.

“Wanita mungil dengan kerudung hitam di ring kejuaraan”. Gambar gadis Berlin dari Libya ini menyebabkan popularitasnya di seluruh dunia. Zeina Nassar dengan mengenakan pakaian olahraga Islami pertama yang menutupi seluruh tubuh dan rambutnya, adalah bentuk bisnis baru bagi Nike, pabrikan olahraga Amerika.

Zeina Nassar mengatakan: “Agama itu penting bagi saya. Tetapi mengenakan kerudung seharusnya tidak menjadi penghalang untuk berolahraga.” Dia rutin pergi ke sebuah masjid di Berlin dan melaksanakan salat setiap hari. Lima tahun lalu, ketika dia mendaftar untuk pertarungan pertama di kejuaraan boxer, dia didiskualifikasi dalam kejuaraan karena mengenakan hijab. Sampai saat itu, perjuangan gadis-gadis berjilbab di boxer dilarang di bawah hukum Jerman. Dengan demikian, untuk memilih antara hijab atau kejuaraan di bidang boxer, ia menghadapi keputusan yang sulit, tetapi ia berpegang pada dirinya dan keyakinannya.


Juara dalam 18 Kejuaraan

Menurut laporan Atase Kebudayaan Iran di Jerman, dia, dengan bantuan pelatihnya, telah membuat perubahan pada boxer amatir. Gadis muda ini dengan bangga mengatakan: “Saya adalah satu-satunya pemain boxer Jerman yang berhijab dan peran saya meyerupai pintu pembuka bagi wanita lain.” Dia juga harus meyakinkan orang tuanya. "Mereka mengkhawatirkan saya," kata Nasser. Sekarang mereka dan keluarganya bangga dengan gadis ini. Beberapa dari mereka memberi selamat kepadanya dari jarak jauh melalui WhatsApp untuk kejuaraannya.

Dia memenangkan kejuaraan boxer Jerman kelas ringan dalam 18 kejuaraan. Tujuan berikutnya untuk Zeina adalah Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo. Zina Nassar tidak hanya sukses dalam olahraga, dia saat ini belajar di Universitas Potsdam untuk pendidikan ilmiah dan sosiologis. Dia juga memainkan peran seorang wanita Muslim yang setia di teather Maxim Gorky. Tetapi dari mana semangat perjuangan ini berasal? "Kampung halaman saya di Berlin adalah inspirasi saya dan membawa saya ke olahraga dan sekolah," katanya.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Asian Para Games: Geser Korsel, Republik Islam Iran Naik Ke Peringkat Dua

Asian Para Games 2018 Jakarta

Kontingen Iran pada Asian Para Games 2018 Jakarta, dengan perolehan total 135 medali, berhasil naik dari peringkat ketiga ke peringkat kedua klasemen sementara.

IRNA, Sabtu (13/10/2018) melaporkan, hingga hari ini, Iran berhasil mengoleksi 50 emas, 42 perak dan 43 perunggu. Pada cabang olahraga lari, Iran menjadi negara pengoleksi medali terbanyak dengan 81 medali.

Hingga Jumat (12/10) malam, dengan peroleh medali yang sama, Iran berada di posisi ketiga klasemen sementara, namun karena dianulirnya dua emas Korea Selatan, Iran naik ke peringkat kedua dengan selisih satu perak.

Selain itu posisi Indonesia dalam klasemen sementara perolehan medali Asian Para Games 2018 hingga hari Sabtu (13/10) naik satu peringkat ke posisi kelima di bawah Jepang, dengan perolehan 134 medali.

(IRNA/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Atlet Karate Putri Iran Raih Empat Medali di Kejuaraan Baku

Tim Karate Putri Iran

Tim karate putri Iran di pertandingan dunia kesembilan karate terbuka Baku 2018 meraih satu medali perak dan tiga perunggu.

IRNA melaporkan, di pertandingan ini Niloofar Tarahomi di kelas Kata meraih medali perak dan Parmita Tarahomi, Dinar Khatibi di kelas Kata dan Ilahe Khodaverdi di kelas Kumite meriah medali perunggu.

Pertandingan dunia karate terbuka Baku 2018 digelar mulai 28-30 September dengan melibatkan 12 negara termasuk tim pilihan enam atlet dari Republik Islam Iran dan digelar di Republik Azerbaijan.

(IRNA/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Perjuangan dan Kemenangan; Dari Arena Olahraga Hingga Melawan Terorisme

Ayatullah Khamenei bertemu dengan olahragawan

Peristiwa pahit hari 22 September di kota Ahvaz, dimana banyak rakyat tidak berdosa yang gugur syahid di tangan para teroris sewaan menunjukkan kembali bahwa bangsa Iran memiliki banyak musuh dan berada di jalan penuh kebanggaan kemajuan dan kejayaan.

Ayatullah Khamenei Senin (24/9) sore saat bertemu dengan para atlet berprestasi dan peraih medali di Asian Games 2018 Indonesia seraya mengisyaratkan insiden serangan teror di Ahvaz hari Sabtu (22/9) menambahkan, berdasarkan laporan, serangan pengecut ini dilakukan oleh oknum-oknum yang ketika dililit kesulitan di Suriah dan Irak mereka diselamatkan Amerika dan mendapat dana dari Arab Saudi serta Uni Emirat Arab (UEA).

Rahbar menyebut kebanggaan putra dan putri Iran peraih medali di pertandingan dunia sebagai sumber kebanggan rakyat pecinta kebebasan dan pemicu kemarahan front arogan, seraya mengatakan, kubu arogan dunia geram dengan setiap kemenangan bangas Iran di bidang manapun, oleh karena itu Kalian sejatinya kemenangan bangsa dan kekalahan front musuh Iran.

Republik Islam Iran menganggap perlawanan terhadap kebijakan dan langkah agresi kubu arogan dan tentara bayaran mereka mereka menjadi tugas yang serius dan tidak dapat dialihkan. Keberlanjutan ini sekarang menjadi jelas di semua bidang, termasuk bidang olahraga.

Ayatullah Khamenei saat menjelaskan alasan penolakan untuk bertanding dengan wakil rezim Zionis Israel mengingatkan, Republik Islam Iran sejak awal revolusi tidak mengakui rezim Zionis dan rezim Apartheid Afrika Selatan. Rezim Apartheid Afsel telah tumbang, dan rezim penjajah Israel pasti akan menyusul.

Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan para olahragawan mengandung pesan cemerlang bagi semuan musuh bangsa Iran, khususnya Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel.

Anasir teroris dan pendukung gagal mereka di Suriah dan Irak masih berkhayal bahwa dengan serangan membabi buta teroris dan pembunuhan orang-orang yang tak berdosa, mereka dapat memaksa Republik Islam Iran untuk mengubah sikapnya. Padahal Iran tidak pernah takut akan ancaman dan tidak pernah munduh dari sikap prinsipnya.

Apa yang harus diketahui Amerika Serikat, Zionis Israel dan rezim otoriter Arab yang sudah kadaluarsa tentang fakta bahwa era ancaman telah berakhir. Pengalaman telah menunjukkan bahwa mundur dari ancaman berarti memberi jalan kepada kelompok-kelompok teroris dan pendukung Barat dan Arab mereka. Di sini, tidak diragukan lagi Iran akan memilih untuk melawan ancaman.

Serangan teroris bulan Juni lalu dari anasir Daesh di Tehran dan balasan rudal Iran terhadap tindakan teroris ini di Suriah menunjukkan bahwa memerangi kelompok-kelompok teroris di luar perbatasan Iran adalah bagian dari persyaratan untuk penghancuran para teroris.

Tidak diragukan lagi, tekad serius untuk menanggapi ancaman akan mengarah pada terciptanya keamanan kolektif di kawasan. Sekarang, seperti apa nasib yang menanti para teroris dan pendukung mereka di Ahwaz, ucapan Rahbar jelas dan mencerahkan. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebut pengecut serangan terhadap warga tak berdosa dan menekankan, kami pastikan akan memberi hukuman berat kepada para pelaku serangan teror di Ahvaz.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tim Iran Juarai Pertandingan Taekwondo Lebanon

Taekwondo Iran

Tim taekwondo kantor walikota Varamin, Iran berhasil meraih enam medali emas, dua perak dan 48 poin, sekaligus mengantarkan negara ini menjadi juara pertandingan internasional di Lebanon.

Tim taekwondo Maroko dan Pantai Gading masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga di bawah Iran.

Putaran pertama pertandingan taekwondo internasional Lebanon diikuti oleh 225 atlit taekwondo dari 28 negara dunia dari berbagai kategori usia dewasa di Beirut.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peraih Medali Asian Games 2018 Iran Bertemu Rahbar

Asian Games 2018

Sejumlah atlit Iran peraih medali di berbagai cabang olahraga dalam kejuaraan Asian Games 2018 di Indonesia, Senin (24/9/2018) bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.

Dalam Asian Games 2018, kontingen Iran total berhasil mengoleksi 20 medali emas, 20 perak dan 22 perunggu, dan berada di posisi keenam setelah disalip Uzbekistan di urutan kelima yang terpaut 10 emas dari tuan rumah, Indonesia.

Peroleh medali Iran di Asian Games

Pada Asian Games 2108, Iran mengirimkan 378 atlet yang bertanding di 39 cabang olahraga. Asian Games 2018 Indonesia diikuti oleh sekitar 12.000 atlet dari 45 negara Asia.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Judoka Iran Raih Emas di Kejuaraan Judo Dunia 2018

Saeid Mollaei

Atlit judo Iran di nomor 81 kilogram berhasil membawa pulang medali emas dalam pertandingan judo kelas dewasa dunia, World Seniors Championships 2018 yang sampai sekarang masih berlangsung di Baku, Azerbaijan.

ISNA (24/9/2018) melaporkan, judoka Iran, Saeid Mollaei yang bertanding di nomor 81 kilogram kejuaraan judo dunia di Baku, Ahad (23/9) berhasil meraih emas setelah mengalahkan atlit judo Jepang, Sotaro Fujiwara di final dalam waktu 16 detik.

Mollaei sebelum lolos ke final harus berhadapan dengan sejumlah judoka unggulan dari sejumlah negara termasuk Kanada, Islandia, Portugal, Belgia dan Turki.

Sementara itu atlit judo Iran untuk nomor 73 kilogram sebelumnya berhasil merebut medali perunggu dalam pertandingan dunia ini. Kejuaraan judo dunia kelas dewasa yang diikuti oleh 758 judoka dari 125 negara dunia diselenggarakan di kota Baku, Azerbaijan.

(ISNA/Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Iran Raih Posisi Ketiga di Kejuaraan Gulat Bebas Dunia

Pegulat Iran

Atlet gulat Iran kelas 92 kg di kejuaraan gulat dunia di Slovakia meraih medali emas.

Menurut laporan Humas Federasi Gulat Iran, Ahad (23/9) selama pertandingan gulat junior di Slovakia, Abbas Foroutan, pegulat Iran kelas 92 kg di final berhasil mengalahkan lawannya Alisher Yergali dari Kazakhstan dengan skor 11-0 dan meraih medali emas.

Dengan demikian Abbas Foroutan menjadi satu-satunya pegulat Iran yang meraih medali emas di pertandingan dunia gulat junior di Slovakia.

Abolfazl Hashemi di kelas 86 kg berhasil mengalahkan lawannya dengan skor 6-5 dan meraih medali perak.


Amirhossein Azim Maghsoudi dari Iran mengamankan tempat di final kelas 65kg, namun puas dengan perak setelah mengalami kekalahan 7-8 dari pegulat Rusia Saiyn Kazyryk dalam pertandingan yang menegangkan.

Dengan demikian tim Iran mengamankan posisinya di peringkat ketiga pertandingan gulat junior Slovakia. Sementara tim Rusia dan Amerika masing-masing menempati posisi pertama dan kedua.

(Parstoday/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ngamuk Rusak Fasilitas Padepokan Pencak Silat, Atlet Malaysia Ini Tidak Tahan Dibully Netizen Indonesia. Simak Videonya!


MOHD Al Jufferi Jamari, pesilat Malaysia, pilih mengundurkan diri dua detik sebelum pertandingan selesai dengan alasan juri dianggap tidak adil dalam hal penilaian.

Saat itu, Mohd sedang bertanding dengan Komang Harik Adi Putra asal Indonesia dikelas E 65 - 70 kilogram pria yang dilaksanakan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Senin (27/8/2018).

Malaysia merasa nilainya tidak bertambah, padahal ia melayangkan pukulan kepada Komang.

Pesilat lalu mengamuk dan merusak fasilitas di padepokan ini.

Pada ronde pertama memang Indonesia memimpin nilai, namun dironde kedua Malaysia membalap nilai itu. Sementara pada ronde tiga Indonesia unggul tipis dari Malaysia hingga skor terakhir 4-1.

Tak terima, Malaysia meninggalkan arena pertandingan Asian Games 2018 dan berkumpul di mixzone tempat wartawan menunggu atlet.

Di situlah Malaysia berteriak dan mengatakan tak terima jika kalah, sampai salahsatu tim Malaysia memukul triplek pembatas hingga bolong dan terlepas.

"Saya tak masalah dengan pesilat, saya masalah dengan juri-juri," ucap Jeffry di lokasi.

Para volunteer segera merapihkan dan menambalnya dengan selotip dan membubarkan orang yang berkerumun.

Suasana yang cukup panas ini terjadi hingga salah satu tim Malaysia memukul triplek pembatas tingga bolong dan terhempas.

Merasa menyesal tak bisa memberikan yang terbaik, Jufferi berteku lutut di hadapan Menpora Malaysia, Syed Saddiq.

Momen tersebut diunggah oleh menteri berusia 25 tahun ini di akun Instagram.

Sayangnya, dalam video tersebut, Syed Saddiq tak mengaktifkan suara sehingga tak diketahui percakapan keduanya.

Meski demikian Syed Saddiq tetap mengaku bangga dan menganggap Jufferi sebagai pemenang di matanya.

Walau begitu tak menyurutkan warganet yang tak setuju dengan aksi MOHD Al Jufferi Jamari hingga membully akun instagramnya habis-habisan sampai kolom komentarnya pun dinonaktifkan. Namun warganet tetap saja mencari pada postingan yang belum dikunci kolom komentarnya.


nuru_natasha_212Atlet arogan bukan atlet professional..pesilat minus 👊👊
nurfitriadwi_irmayantiWkwkw komentarnya di nonaktifkan 😁
yuhuuuu1111Copoooooooo nih pak ekoooooooooo
hermawansutrisno_Kau boleh marah tapi tak usah kau rusak fasilitas
johanessitorus069Bilang rakyat Indonesia harus tenang,sedangkan kamu sendiri gak bisa ngontrol emosi...hahaha OMONG KOSONG dude ! Jago dalam silat tapi mental masih mental perusak !
_kabebSilat kau buruk sangat bung!
cl_forlyfgimana rasanya diserbu netijen ? 😂 nikmatilah rasanyaaa😆
safwankunIndog hm
aisyahnisrinaSaya coba nonton rerun pertandingan td, karena mau coba lihat apa benar atau tidak wasit tdk fair atau ada yg tidak fair di pertandingan tadi...dan sampai akhir pertandingan saya bingung bagian mana wasit gak fair...poin2 jelas bersih terlihat, saat Indonesia yg jatuh batingan atau sapuan, wasit kasih poin ke malaysia; saat Malaysia jatuh, wasit kasih poin ke Indonesia, tendangan masuk juga dicatat fair...dan poin Indonesia unggul walaupun tipis sekali...seandainya kamu gak walkout mungkin bisa diusahakan kejar menang...C’mon lah bro u are world champion, tunjukan sportivitas...apa karena lawanmu lebih junior dan tekniknya memang belum sebaik dirimu jadi kamu merasa kamu lebih pantas menang dan merusak properti negeri....please be humble...
aidanizar@cl_forlyf emang dia peduli?
amandioputraDue tige bulutangkis...kalo kalah jangan kau NANGIIIIS.
musryzbro @jufferijamari tak yah layan provokasi netizen indonesia.. mencari salah org keje nya.. lepas tu suka hina.. ejek.. keji..malaysia..jenis diaorang nie mana ada adap sopan..netizen indon nie jenis lupa diri n tak bersyukur.. negara malaysia yg dihina.. dikeji.. yg byk tolong negara indonesia.di malaysia sj berapa byk warga indonesia berkerja di malaysia..
musryzpelik aku jenis bangsa yg tak reti bersyukur.. bak perpatah.. melepas anjing tersepit.. bila dpt lepas.. kita digigitnya.. renungkan2 wahai netizen indon.. daripada kali menghina.. baik kalian pergi tolong suadara kalian di lombok.. di sana lebih penting..
mfarizkyydue tige bule tangkis, kalo kaleh jangan menangis
mfarizkyyPECUNDANG 👊


Simak Video Ini:


(Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ibtihaj Muhammad, Atlet Muslimah Berjilbab AS Pertama Yang Memenangkan Medali


Setelah dua tahun lalu memenangkan medali pada Olimpiade 2016 di Rio, Brazil, Ibtihaj Muhammad berbicara secara terang-terangan tentang diskriminasi yang dia alami di dalam timnya ketika berjuang dalam kompetisi tersebut.

Ibtihaj Muhammad telah mencetak sejarah baru, dia adalah orang Amerika Serikat (AS) pertama yang berkompetisi menggunakan hijab dan juga sekaligas Muslimah Amerika pertama yang memenangkan medali pada Olimpiade 2016 di Rio, Brazil. Namun, atlet anggar tersebut menceritakan bahwa di dalam timnya pada waktu itu terdapat budaya diskriminatif ketika dia diperlakukan sebagai seorang “pariah” (dikucilkan) saat menjelang kompetisi dimulai.

Ibtihaj yang memenangkan medali perunggu dalam Olimpiade sebagai anggota dari tim saber AS di Brasil, mengatakan bahwa, meskipun dia anggota tim, namun selama bertahun-tahun dia menerima perlakuan diskriminatif baik dari rekan setim maupun staf pengurus. Misalnya saja dia tidak dimasukkan ke dalam selebaran resmi formasi tim, tidak diikutsertakan dalam jejaring email tim, diabaikan oleh rekan tim, dan tidak diundang dalam perjamuan makan malam tim.

Ibtihaj yang berasal dari New Jersey ini juga mengatakan bahwa pelatih timnya, Ed Korfanty, mengatainya pemalas dan menuduhnya lamban ketika bulan Ramadhan sedang berlangsung, bulan di mana setiap Muslim diwajibkan untuk berpuasa.

Dalam bukunya yang berjudul ‘Proud: My Fight for an Unlikely American Dream’, yang baru diterbitkan pada bulan lalu (Juli) di AS, Ibtihaj bercerita, “Kata-kata, ‘Apakah kamu baik-baik saja, Ibti? Apakah kamu perlu beristirahat sebentar, Ibti?’ Tidak pernah keluar dari mulutnya.”

Selain itu, Korfanty juga menuduhnya bolos latihan setelah pergelangan kakinya didiagnosis terkilir oleh dokter tim. “Kamu bisa berjalan sekarang, jadi saya tidak percaya bahwa kamu terluka parah,” kata Korfanty di depan dokter tim, sebagaimana diceritakan oleh Ibtihaj.

Ibtihaj mengatakan bahwa, sementara anggar adalah olahraga individu yang sangat kompetitif dengan banyak atlet yang bersaing hanya untuk tiga tempat tersedia di tim Olimpiade, sehingga itu membuat lingkungan yang tidak bersahabat dalam tim saber AS tensinya meningkat.

“Saya tidak tahu apakah unsur persahabatan dan (kerjasama) tim hilang di tim yang lain, tetapi yang saya tahu adalah bahwa saya tidak percaya bahwa kemalangan terhadap atlit dan kepribadiannya dalam kompetisi harus berjalan seperti itu,” kata Ibtihaj. “Itu tidak mesti selalu seperti itu.”

Ibtihaj mengatakan bahwa apa yang dialaminya bertentangan dengan prinsip USA Fencing, salah satu lembaga olahraga di AS, yang mana sebagaimana tercantum dalam websitenya mengatakan bahwa nilai inti organisasi adalah: “Keunggulan, Penghormatan, Kerja Sama Tim, Inklusi, dan Semangat.”

Ibtihaj kemudian mencoba membangun kesadaran kepada USA Fencing tentang pengalamannya bersama tim dan manajemennya tetapi dia tidak mendapat tanggapan apapun dari mereka. Meskipun dibantu oleh harian the Guardian untuk mendapatkan tanggapan, namun mereka tetap tidak melakukan langkah apapun untuk mengatasi masalah yang terjadi pada saat itu.

“Saya bukan orang yang membuat atau ingin menimbulkan drama, tetapi pada saat yang sama saya menginginkan kesempatan yang sama seperti orang lain,” katanya. “Dalam olahraga kami, jika anda tidak memiliki pelatih di box (arena tanding) anda, itu (akan jadi) masalah karena olahraga ini sangat subjektif. Jika saya tidak memiliki pelatih yang hadir atau ada di sana untuk melaksanakan tugasnya, ini adalah masalah.

“Saya akan meminta USA Fencing untuk mengatasinya, tetapi untuk alasan apa pun … mungkin ada ketakutan di pihak mereka, mereka ingin membuat apa yang sudah ada ini bahagia (maksudnya adalah takut untuk menegur, khawatir mereka tersinggung, sehingga dibiarkan begitu saja-pen),” ujarnya.

Terlepas dari segala perlakuan diskriminatif terhadap dirinya, sekarang, Ibtihaj yang berusia 32 tahun telah membuktikan, dia memenangkan medali perunggu bersama tim saber AS pada tahun 2016 bersama dengan atlet veteran Mariel Zagunis dan Dagmara Wozniak, dan pendatang baru Monica Aksamit.

Ibtihaj Muhammad ketika memenangkan medali pada tahun 2016. (Foto: Tom Pennington/Getty Images)

Lahir di Newark, New Jersey, ayahnya adalah seorang perwira polisi dan ibunya seorang guru, Ibtihaj dibesarkan di Maplewood, wilayah pinggiran kota New Jersey. Dia merupakan anggota tim anggar nasional AS sejak 2010, dia juga berlatih di Peter Westbrook Foundation, sebuah klub anggar kota New York yang merekrut atlet-atlet dari komunitas yang terabaikan.

“Anggar adalah olahraga yang sangat mahal yang tidak akan anda temukan dalam sistem sekolah umum, dan anda tidak akan menemukannya di lingkungan dalam kota di mana terdapat populasi minoritas yang besar (orang-orang kulit hitam). Karena terbatasnya akses ke olahraga ini, hal ini menjadi satu catatan dalam hal para pesertanya. Itu (olahraga anggar) adalah (diperuntukkan) orang-orang yang punya uang dan sebagian besar orang yang berasal dari keluarga kulit putih.”

Ibtihaj mengatakan bahwa inisiatif yang dilakukan oleh yayasan seperti Peter Westbrook Foundation – Westbrook adalah atlet yang memenangkan perunggu dalam saber individu pada Olimpiade Los Angeles 1984 – penting dalam memberikan kesempatan bagi atlet minoritas untuk berlatih dengan orang-orang “yang terlihat seperti mereka sendiri.”

“Yayasan ini telah mengubah olahraga dengan cara yang memungkinkan anak-anak (dengan kulit) berwarna untuk melihat diri mereka dengan cara yang secara tradisional tidak terjadi,” katanya.

Pengalaman Ibtihaj dengan tim anggar AS adalah contoh kebalikan dari definisi yang dibuat oleh Komite Olimpiade Internasional tentang “Semangat Olimpiade” yang mengatakan, “Saling memahami dengan semangat persahabatan, solidaritas dan fair play.”

(The-Guardian/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Atlet Taekwondo Putri Iran Raih Medali Perak

Atlet Taekwondo Putri dari Republik Islam Iran Marjan Salahshouri.

Atlet dari Republik Islam Iran Marjan Salahshouri meraih medali perak dalam kompetisi Taekwondo putri di Asian Games 2018 di nomor poomsae tunggal putri, Minggu (19/8/2018).

Salahshouri mencapai semifinal setelah dia mengalahkan pesaing dari Macau dan Jepang. Di semifinal, Salahshouri mengalahkan pesaing Malaysia dan mencapai pertandingan terakhir.


Atlet Iran lainnya, Koroush Bakhtiar telah memenangkan medali perak pertama Iran di kompetisi Taekwondo poomsae individu pria di Asian Games ke-18.


Sementara itu, atlet Taekwondo putri Indonesia meraih medali emas Asian Games 2018 di nomor poomsae tunggal putri pada hari Minggu. Menurutnya, babak semifinal dianggap cukup berat ketika melawan atlet Korea Selatan, Yun Ji Hye.

Pernyataan Defia benar mengingat perolehan skor tertipis Defia terjadi di babak semifinal. Defia menang 8.520 - 8.400 atas Yun Ji Hye yang berarti hanya unggul 120 poin.

Berbeda dengan semifinal, Defia unggul cukup lebar dari Marjan Salashouri di partai final. Defia menang 8.760 - 8.360 atau unggul 400 poin.

Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.

(Pars-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Atlet Jepang Tercyduk Sewa Wanita di Jakarta, PDIP Kritik Kebijakan Anies Baswedan Yang Tidak Becus. Begini Katanya!


Empat atlet Jepang di Asian Games 2018 dipulangkan setelah terbukti 'booking' wanita di Jakarta. PDIP DKI menyebut pengawasan sangat lemah sehingga Pemprov DKI kecolongan atas kejadian itu.

"Sangat nggak ada pengawasan, kalau sampai seperti itu kan sangat nggak ada pengawasan. Satpol PP ke mana, Disparbud ngapain saja," kata Ketua Fraksi PDIP DKI Gembong Warsono di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Gembong menyebut Gubernur DKI Anies Baswedan tidak bekerja dengan baik. Dia menyebut kebijakan untuk mengawasi prostitusi di Jakarta disebut hanya sebagai retorika.

"Artinya, retorikanya Pak Anies itu kan dalam implementasi di lapangan kan kayak bumi sama langit kan. Ini menjadikan Jakarta sebagai kota bersyariah tapi faktanya masih seperti itu," jelas Gembong.

Gembong menilai Anies belum bisa memetakan kebijakannya. Dia ingin pengawasan terhadap prostitusi menjadi prioritas kebijakan Anies.

"Kalau Pak Gubernur melakukan pemetaan yang benar terhadap persoalan Jakarta, maka fokus kerjanya akan pada hal yang prioritas tadi," terang Gembong.

Sebelumnya, kontingen Jepang memulangkan empat atletnya. Di sela-sela Asian Games 2018, keempat atlet tersebut mengunjungi kawasan 'hitam' di Jakarta.

Dikutip dari AFP, keempat atlet basket yang dipulangkan ke Jepang adalah Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Sato, dan Keita Imamura. Demikian pernyataan resmi Japanese Olympic Committee, Senin (20/8).

"Saya merasa malu. Kami meminta maaf sebesar-besarnya dan akan membimbing atlet kami mulai sekarang," demikian pernyataan chef de mission kontingen Jepang, Yasuhiro Yamashita.

Dalam konferensi pers di Jakarta hari ini, Kepala Kontingen Jepang Yasuhiro Yamashita mengatakan keempat atlet Jepang itu meninggalkan kampung atlet pada Kamis (16/8) setelah pukul 22.00 WIB untuk makan malam di sebuah restoran Jepang di kawasan Blok M dan kemudian mereka 'membayar jasa PSK'.


Ini Tampang 4 Atlet Jepang yang Dipulangkan


Keita Imamura (berbaju hitam)

Yuya Nagayoshi (berbaju hitam)

Takuma Sato (berbaju hitam)

(AFP/Detik/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Salaman Dengan Presiden, Lindswell Kwok Bawa Pedang Malah Diacungi Jempol. Simak Videonya!


Pemandangan langka terekam pada 20 Agustus 2018, saat Lindswell Kwok bersalaman dengan Presiden Republik Indonesia, Jokowi dengan membawa serta pedangnya.

Namun, atlet wushu ini justru diacungi jempol oleh Jokowi, kenapa ya?

Pasalnya, perempuan cantik berusia 26 tahun ini berhasil menyabet medali emas di ajang Asian Games 2018 setelah mengumpulkan total poin akhir 19.50 pada partai final, seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Lindswell successfully reach her goal to win a gold medal on the #AsianGames2018! Makes it the second gold for Indonesia! #EnergyOfAsia

A post shared by 18th Asian Games 2018 (@asiangames2018) on Aug 19, 2018 at 9:31pm PDT

Lindswell memang dikenal sebagai salah satu altet wushu andalan Indoensia di nomor taijijian.

Bertanding di Hall B, Jl Expo Kemayoran, aksi laga Lindswell bahkan disaksikan langsung oleh Jokowi tanpa disadarinya.

"Saya baru tahu Bapak Jokowi menonton ketika selesai bertanding. Pas sudah lihat ke belakang, saya baru tahu dan merasa sangat senang sekali," ungkapnya kepada Kompas.


Berada di pinggir lapangan, Jokowi mengacungkan jempolnya kepada Lindswell yang masih menggenggam pedang wushunya.

Wajah sumringah Lindswell terlihat jelas dengans senyuman yang mengembang sembari mengajak sang presiden bersalaman.

Tak pelak pemandangan membahagiakan ini banyak menuai komentar masyarakat pada unggahan Instagram resmi @asiangames2018.

"Rasanya di acungin jempol sama pak jokowi apa yah ????????????????," ujar @nurtasyaaprilia.

"bangga banget di kasih jempol di depan presiden❤️," ungkap @tjenwie.

"Yowww lanjuutt emasnya!! Emasnya punya Indonesia semua! Jangan mau direbut!!! Yoayoo????????????????????????," tulis @khalisakania.

(Baca juga: Pakai Baju Muslim Ini saat Berhaji, Penampilan Nia Ramadhani Kembali Curi Perhatian!)

"Congratulations kak @lindswell_k !! So proud of you!! ❤❤," tandas @sharshaab.

Sahabat NOVA, momen kemenangan Lindswell diacungi jempol Presiden ini pemandangan mengharukan ya, maju terus Lindswell!




. .
.


Simak video ini:


(Kompas/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tasbih di Tangan Pelatih Kroasia


Baru-baru ini tersebar foto menarik dari Zlatco Dalic, pelatih tim nasional Kroasia yang masih terbilang muda.

Dalam foto yang tersebar di media massa tersebut, Dalic sedang menggenggam tasbih berwarna putih dan sesekali memindahkan butit-butirnya.

Dalic telah berhasil mengukir sejarah di dunia persebakbolaan bersama tim nasional Kroasia. Pelatik muda ini untuk pertama kali dalam sejarah sepak bola berhasil membawa tim nasional Kroasia memasuki final piala dunia 2018 di Rusia.

Di Benua Asia, Zlatko Dalic termasuk pelatih yang ternama. Ia pernah menjadi pelatih di liga Emirat dan Arab Saudi.

Tasbih di tangan Dalic tersebut tersebar luas ketika ia membimbing anak buahnya untuk menghadapi Inggris disemi final piala dunia 2018. Sembari menggerakkan butir-butir tasbih ini, terlihat seakan-akan ia sedang berzikir dan memfokuskan diri kepada Tuhan yang ia yakini. Apalagi kondisi saat itu sangat berat baginya.

Dalic menjelaskan sendiri rahasia tasbih yang senantiasa ia genggam itu.

“Tasbih putih ini tidak akan pernah terpisah dari saya dan bisa memberikan ketenteraman yang sangat khusus. Seluruh keberhasilan yang pernah saya gapai dalam kehidupan ini adalah anugerah Tuhan, dan saya merasa berutang budi kepada-Nya,” tukas Dalic.

“Keimanan yang kokoh adalah faktor kebahagiaan saya dalam hidup ini. Ketika kita merasa putus harapan, maka kita harus bertumpu kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan mengikat iman yang kuat kepada-Nya,” lanjut penjelasan Dalic.

(ISNA/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Messi Merobek Bendera Israel


Sejumlah warga Palestina telah menggambar lukisan dinding besar di mana Lionel Messi, bintang Argentina, merobek bendera Israel dengan tendangannya yang kuat.

Menurut laporan IQNA dilansir dari al-Sumaria News, dalam lukisan ini yang digambar di dinding belakang antara wilayah pendudukan dan Tepi Barat, Messi dengan mengenakan Kufffiyah Palestina, melewati kawat berduri dan merobek bendera Israel dengan tendangan kuatnya.


Perlu diingat bahwa para pemain tim sepak bola Argentina membatalkan pertandingan persahabatan melawan Israel yang dijadwalkan pada 16 Juni, guna merayakan upacara peresmian Quds sebagai ibukota rezim Zionis di pendudukan Quds.

"Kami mampu melakukan kinerja yang terbaik dan paling logis," ucap Gonzalo Higuain, penyerang tim Juventus Argentina, menunjuk pada pembatalan permainan. Kami percaya kinerja yang terbaik adalah tidak pergi ke pertandingan.

Dalam hal ini, surat kabar Haaretz Ibrani mengutip dari Higuain yang mengatakan: "Dia dan pemain Argentina lainnya keberatan dengan tindakan Israel terhadap rakyat Palestina."

(Al-Sumaria-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Lagi, Teroris ISIS Ancam Eksekusi Lionel Messi


Meski secara militer sudah berhasil ditumpas nyaris habis di kawasan Irak dan Suriah, namun kelompok teroris ISIS masih saja tak henti meenebar propaganda dan ancaman. Kali ini mereka mengancam bintang sepak bola ternama Lionel Messi.

Dalam sebuah poster yang disebar di dunia maya, terlihat bintang Barcelona itu mengenakan pakaian terusan oranye dalam kondisi berlutut. Pakaian oranye ini identik dengan para sandera ISIS yang akan menjalani eksekusi.

Messi digambarkan tengah berlutut di atas rumput stadion Luzhniki, Moskwa, yang akan digunakan untuk menggelar babak final Piala Dunia 2018.

Sementara di sebelah Messi berdiri seorang pria berpenutup wajah dengan tangan kanan memegang kepala sang bintang.

Di sisi kiri bawah poster itu terdapat lambang Piala Dunia 2018, dengan angka delapan yang sudah dihancurkan. Sementara satu ikat dinamit terlihat tergeletak di tiang bendera yang biasa digunakan untuk menandai titik tendangan penjuru.

Ini bukan kali pertama Messi menjadi obyek ancaman ISIS. Pada Oktober tahun lalu sebuah poster yang juga mengancam perhelatan Piala Dunia 2018 menampilkan Messi berada di balik terali besi.

Menurut SITE, organisasi yang memantau aktivitas organisasi teror, kelompok media Wafa pro-ISIS adalah yang menerbitkan ancaman terhadap Piala Dunia ini.

Seperti diketahui, Piala Dunia 2018 akan digelar di 11 kota Rusia pada 14 Juni hingga 15 Juli mendatang dengan babak final digelar di Stadion Luzhniki, Moskwa.

(SITE/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Bendera Israel Dikibarkan di Kejuaraan Judo, Rakyat Maroko Murka


Partisipasi tim remaja judo Israel di perlombaan internasional judo telah menuai reaksi dan murka rakyat Maroko serta para pembela Palestina.

Lomba internasional judo digelar di kota Aghadir, Maroko, dan dihadiri oleh banyak tim judo dunia termasuk Israel. Akan tetapi, untuk lomba kali, ada suatu hal yang selama ini belum pernah terjadi. Bendera Israel dikibarkan dan lagu nasional rezim ini juga dinyanyikan. Rakyat Maroko tak ayal lagi langsung menunjukkan reaksi dan para member media sosial juga menyatakan protes.

Koran Huwiyyat Press yang beraktifitas di bawah payung gerakan fundamentalis Maroko menyebut peristiwa tersebut sebagai peristiwa “berbahaya dan bisa menimbulkan konflik”.

“Rakyat Maroko menentang setiap bentuk normalisasi hubungan dengan rezim yang membantai rakyat Palestina dan merampas tanah mereka,” tulis koran tersebut.

Tindakan penyulut konflik tersebut telah menyebabkan banyak penonton yang meninggalkan ruangan pertandingan. Mereka menunjukkan murka dan sakit hati lantaran bendera Israel dikibarkan di negeri Arab yang rakyatnya sangat menentang Israel dan mendukung Palestina.

Dalam lomba judo tersebut, dua remaja pejudo Israel berhasil menggondol untuk berat 57 dan 52 kilogram. Pihak berwenang Aghadir telah menyatakan menolak hadiri penyerahan piala dalam rangka protes atas kehadiran tim judo Israel.

(Huwiyyat-Press/Pusat-Informasi-Palestina/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

NBA Hapus Ungkapan “Tanah Pendudukan Palestina”


The National Basketball Association (NBA) Amerika menghapus ungkapan “tanah pendudukan Palestina” dari situs resminya.

Padahal sebelum ini, Palestina termasuk negara-negara yang tercantum dalam daftar situs NBA.

Tindak penghapusan ini dilakukan setelah Menteri Budaya dan Olah Raga Israel yang termasuk anggota gerakan sayap kanan radikal Israel mengadukan hal itu.

Pada hari Kamis lalu, Miri Rogo, Menteri Budaya dan Olah Raga Israel, menulis surat kepada manajer eksekutif NBA, Adam silver. Ia menekankan bahwa Palestina adalah sebuah negara khayalan dan keberadaan ungkapan “tanah pendudukan Palestina” di daftar NBA bertentangan dengan keputusan baru Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Di awal bulan Desember ini, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia memutuskan supaya kedutaan besar Amerika dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Melalui situs tersebut, para pendukung basket Amerika bisa memberikan suara untuk para pemain terbaik di NBA dalam rangka lomba All Star yang akan digelar pada tahun 2018 mendatang.

Setelah Rogo meminta ungkapan tersebut dihapus, liga basket profesional Amerika pun langsung menghapus nama Palestina dari situs resmi mereka.

(Anatoli/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Penonton Sepak Bola Al-Jazair Gelar Spanduk Hina Raja Salman

Mereka menyamakan Raja Salman dengan Presiden Trump.

Penonton sepak bola di Kota Ain Malila, timur Aljazair, menggelar spanduk menghina Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz. (Foto: Twitter)

Para penonton sepak bola di Kota Ain Malila, timur Aljazair, merasa kecewa dengan ketidakhadiran Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz dalam konferensi tingkat tinggi luar biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI), digelar di Kota Istanbul, Turki, dua pekan lalu.

karena itu, mereka minggu lalu menggelar spanduk bergambar setengah wajah Raja Salman dan setengahnya lagi muka Presiden Amerika Serikat Donald Trump, seperti dilansir surat kabar Al-Quds al-Arabi. Spanduk ini bertulisan "Dua wajah satu koin".

Konferensi OKI tersebut menghasilkan komunike bersama, antara lain berisi 57 negara anggota OKI menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. OKI juga menolak pengakuan sepihak Amerika atas Yerusalem menjadi ibu kota Israel.

(Al-Quds-Al-Arabi/Middle-East-Eye/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Empati Dahsyat Sepakbola Dunia Untuk Palestina


Pengakuan sepihak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel oleh Amerika Serikat, dari yang semula bertempat di Tel Aviv, menuai banyak reaksi sekaligus simpati dari masyarakat dunia. Tak sedikit yang mengecam ucapan Donald Trump tersebut, dan banyak yang menunjukkan dukungannya pada Palestina, tak terkecuali di dunia sepak bola.


Sejak seminggu yang lalu, cukup banyak bentuk dukungan pada Palestina yang telah dilakukan pelaku lapangan hijau, mulai dari pemain, klub, hingga koreo suporter. Berikut beberapa di antaranya:

Selebrasi Abderrahmane Hachoud

Dari Liga Aljazair, muncul dukungan yang diberikan oleh pemain MC Alger, Abderrahmane Hachoud, setelah ia mencetak gol ke gawang USM El Harrach, pada 7 Desember lalu.

Di pertandingan yang dimenangi oleh MC Alger dengan skor 2-0 tersebut, Hachoud mencetak gol yang sangat indah lewat tendangan bebas, dan ketika berselebrasi menunjukkan kaus dalamnya yang bermakna “Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina”.


Chants Suporter Wydad Athletic

Wakil Afrika di Piala Dunia Antarklub, Wydad Athletic, tak mau ketinggalan menyuarakan simpatinya pada Palestina. Melalui para suporternya saat menyaksikan laga kontra Pachuca, chants bernada dukungan untuk negara yang sedang dilanda konflik berkepanjangan itu disuarakan di dalam stadion.

Dukungan ini bukan pertama kalinya yang pernah dilakukan pendukung Wydad. Sebelumnya, suporter klub asal Maroko ini pernah membentangkan spanduk yang bertuliskan “Free Palestine” dan mengibarkan ratusan bendera kecil Palestina, saat memastikan gelar juara di Stade du Père Jégo beberapa waktu lalu.


Kecaman Suporter Celtic FC

Mungkin inilah bentuk kecaman yang paling lantang atas keputusan Donald Trump. Ketika suporter Celtic FC bertandang ke markas Hibernian FC, beberapa suporter di belakang gawang membentangkan spanduk yang bertuliskan cacian pada sang presiden Amerika Serikat.

Sama seperti suporter Wydad, aksi ini juga bukan yang pertama kalinya dilakukan pendukung Celtic. Pada awal musim 2016/2017 lalu, ketika berlaga di play-off Liga Champions melawan klub Israel, Hapoel Beer Sheva, sekitar 100 pendukung Celtic memegang bendera Palestina di tangan mereka, dan mengibarkannya di kandang Hapoel, sebagai bentuk protes atas invasi yang dilakukan Israel pada Palestina.


Koreo Suporter Al-Faisaly

Bergeser ke Yordania, dukungan untuk Palestina juga disuarakan oleh pendukung Al-Faisaly, saat menyaksikan klub kesayangannya berlaga di stadion, akhir pekan lalu. Dari koreo tersebut, tampak tulisan “Palestina” dibuat dari huruf Arab, yang dibentuk dari kertas berwarna biru dan putih, sesuai warna jersey klub kebanggaan mereka.


Dari Liga Eropa untuk Palestina

Tidak ketinggalan, di kasta kedua kompetisi antarklub Eropa, dukungan pada Palestina juga muncul dari dalam stadion. Adalah suporter İstanbul Başakşehir, klub asal Turki, yang menyuarakan dukungan mereka, ketika mengalahkan SC Braga di matchday terakhir Grup C.

Dalam laga yang dimenangkan Başakşehir dengan skor 2-1 di kandang itu, para suporter mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan “Kami bersamamu selama 90 menit, dan bersama Quds (Yerusalem) selamanya.”


Amerika Latin pun Tak Ketinggalan

Tak hanya di Eropa dan Afrika, dukungan pada Palestina juga mengalir dari Amerika Latin, tepatnya dari sebuah klub di Liga Cile, bernama CD Palestino. Nama Palestina yang dimodifikasi ke bahasa Latin memang sengaja disematkan ke klub ini, karena didirikan oleh para imigran Palestina yang bermukim di Cile, pada tahun 1920 lalu.

Dari gambar yang diunggah salah seorang pengguna Twitter ini, tampak sekelompok suporter CD Palestino memegangi spanduk bertuliskan “Jerusalem es y sera Palestina”, yang berarti Yerusalem adalah Ibu Kota Palestina.

Aksi tersebut dilakukan ketika klub penghuni peringkat 15 Liga Cile ini menahan imbang Santiago Wanderers tanpa gol pekan lalu, yang memastikan mereka bertahan di kasta tertinggi Liga Cile, dan Santiago harus terjun ke play-off degradasi.

***

FIFA sebenarnya telah melarang beragam aksi beraroma politik yang dilakukan di pertandingan, baik itu selebrasi para pemain, maupun koreo dan spanduk yang dibentangkan oleh suporter. Namun, jika sudah menyangkut penderitaan sesama manusia seperti ini, siapa yang peduli?

Klub-klub maupun para pemain di atas mungkin pada akhirnya akan terkena sanksi bervariasi mulai dari denda atau larangan bertanding, tapi nilainya tak akan sebanding dengan perbuatan mulia yang telah mereka lakukan.

(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: