Ilustrasi, Ijtimak GNPF Ulama
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi menduga agenda ijtimak (pertemuan) ulama yang diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF U) disponsori oleh partai politik.
“Saya kira itu bukan [forum] ijtimak ulama, karena itu disponsori oleh parpol,” kata Masduki saat menjadi pembicara di acara diskusi yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation pada Rabu (8/8).
Diketahui Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional yang berlangsung 27-29 Juli itu merekomendasikan Ketua Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Masduki enggan menyebut parpol mana yang dia sebut mensponsori agenda tersebut.
Ia menilai agenda Ijtimak Ulama telah tersubordinasi pada kepentingan politik praktis yang dikendalikan oleh parpol untuk meraih kekuasaan di Pilpres 2019 mendatang.
“Makanya ijtimak ulama itu tersubordinasi pada sebuah kepentingan politik praktis,” kata dia.
Masduki menilai seharusnya para ulama tak menjadi alat kepentingan politik praktis bagi partai politik tertentu.
Menurutnya, seseorang yang telah menyandang status sebagai ulama seharusnya dapat berperan melindungi dan membela masyarakat secara keseluruhan tanpa pandang bulu apapun latar belakang politik dan identitasnya
“Padahal ulama itu adalah cendekiawan yang harusnya bicara tentang perlindungan terhadap rakyat senuanya,” pungkasnya.
Ijtimak Ulama yang digelar GNPF mengundang lima partai politik, yakni Partai Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Partai Berkarya.
Agenda itu turut merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai capres dan dua skenario sebagai pasangan Prabowo. Opsi pertama, Prabowo didampingi Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri; sementara pilihan kedua, Prabowo disandingkan dengan ulama Abdul Somad.
(CNN-Indonesia/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar