Activists dressed as Saudi Crown Prince Mohammed bin Salman and US President Donald Trump.
Amnesty International telah menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan "pemutihan" oleh Arab Saudi dalam penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap pembunuhan jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi.
Kelompok hak asasi manusia yang bermarkas di London itu mengatakan Sabtu (20/10) pagi bahwa "ketidakberpihakan" penyelidikan Saudi terhadap kasus itu akan tetap dipertanyakan setelah kerajaan mengakui bahwa Khashoggi telah terbunuh di dalam konsulat Riyadh di Istanbul.
"Selama ini kami khawatir tentang pemutihan, atau investigasi oleh entitas yang diduga terlibat itu sendiri," kata Rawya Rageh dari Amnesty. "Ketidakberpihakan dari penyelidikan Saudi akan tetap dipertanyakan."
Dia juga mencatat bahwa organisasi hak asasi manusia telah menggarisbawahi perlunya "penyelidikan independen dan tidak memihak oleh PBB untuk mencari tahu apa yang terjadi dan menjamin keadilan bagi Khashoggi.”
Pernyataan itu muncul setelah Jaksa Agung Saudi Sheikh Saud al-Mojeb mengatakan bahwa Khashoggi telah tewas setelah "diskusi" di konsulat berubah menjadi "perkelahian dan baku hantam."
Pengakuan pembunuhan Khashoggi di tangan para pejabat Saudi terjadi setelah lebih dari dua minggu penolakan kerajaan atas keterlibatan apa pun dalam hilangnya Khashoggi.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)