Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Nahjul Balaghah: Khotbah 24 dan 25

Nahjul Balaghah: Khotbah 24 dan 25

Written By Unknown on Sabtu, 06 Januari 2018 | Januari 06, 2018


KHOTBAH 24

Mengajak Orang Berjihad

Demi hidup saya, tidak akan ada penghormatan bagi seseorang dan tak akan ada pengendoran dari saya dalam bertarung melawan orang yang melawan hak atau meraba-raba dalam kesesatan. Wahai hamba-hamba Allah, takwalah kepada Allah dan larilah dari kemurkaan-Nya, dan carilah perlindungan pada belas kasih-Nya. Melangkahlah di jalan yang telah diletakkan-Nya bagi Anda dan tegaklah pada apa yang telah disuruh-Nya pada Anda. Dalam hal itu 'Ali akan berdiri sebagai jaminan bagi keberuntungan Anda pada akhirnya, walaupun Anda mungkin akan mendapatkannya segera (di dunia ini). •


KHOTBAH 25

Ketika Amirul Mukminin menerima berita yang susul-menyusul bahwa Mu'awiah sedang menduduki kota-kota,[i] dan para perwiranya sendiri di Yaman—yakni 'UbaiduIlah ibn 'Abbas dan Sa'id ibn Niniran—datang kepadanya setelah dikalahkan oleh Busr ibn Abi Arthat, ia sangat cemas akan kelambanan orang-orangnya sendiri dalam jihad dan penentangan mereka terhadap pandangannya. Setelah naik ke mimbar, ia berkata:

Tak ada [yang tertinggal pada saya] selain Rufah yang dapat saya tarik dan saya ulurkan (yang sepenuhnya berada di tangan saya). [Wahai Kufah] apabila begini keadaan Anda, angin puyuh terus bertiup melewati Anda maka mungkin Allah menghancurkan Anda.

Kemudian ia menggambarkan dengan bait seorang penyair,

Wahai 'Amr! Demi hidup ayahmu yang baik, saya hanya menerima segigitan kecil dari lemak [yang tersisa] di belanga ini.

Saya diberitahu bahwa Busr telah menaklukkan Yaman. Demi Allah, saya mulai berpikir tentang orang-orang ini, bahwa dalam waktu singkat mereka akan merenggut seluruh negara melalui persatuan mereka atas dasar kebatilan mereka dan perpecahan Anda (tentang hak Anda sendiri), serta perpisahan dan kedurhakaan Anda atas imam Anda dalam urusan hak; ketaatan mereka kepada pemimpin mereka dalam kebatilan, pemenuhan mereka atas amanat majikan mereka, dan pengkhianatan Anda; pekerjaan baik mereka bagi kota-kota mereka dan (perbuatan) bencana Anda. Andaipun saya menugaskan Anda menjaga sebuah mangkuk kayu, saya khawatir Anda akan melarikan diri dengan gagangnya.

Ya Allah, Tuhanku, mereka letih dengan saya dan saya letih dengan mereka. Tukar mereka bagi saya dengan yang lebih baik, dan tukarlah saya bagi mereka dengan yang lebih buruk. Ya Allah, larutkanlah hati mereka seperti garam larut dalam air. Demi Allah, saya berhasrat kiranya saya hanya mempunyai seribu orang berkuda Bani Firas ibn Ghanm (seperti kata sang penyair):

Bila kaupanggil, mereka datang padamu Berkuda seperti awan musim panas.

(Sesudah itu Amirul Mukminin turun dari mimbar)

Sayid Radhi berkata: Dalam syair ini kata armiyah adalah bentuk jamak dari yang berarti "awan", sedang hamim di sini berarti musim panas, karena gerakannya yang cepat, karena tidak mengandung air sedang awan (biasa) bergerak pelan karena bermuatan air. Awan ini biasanya muncul dalam musim dingin (di Tanah Arab). Dengan puisi ini si penyair bermaksud menyampaikan bahwa bilamana mereka dipanggil untuk dimintai pertolongan mereka datang dengan cepat, dan ini terkandung pada baris pertama, "Bila kaupanggil mereka akan datang padamu". •


--------------------------------------------------------------------------------

[i] Setelah Tahkim (arbitrasi), kedudukan Mu'awiah menjadi stabil. la mulai memikirkan usaha merebut kota-kota Amirul Mukminin dan memperluas wilayahnya. la mengirimkan tentaranya ke berbagai daerah untuk mendapatkan baiat mereka dengan paksaan. Sehubungan dengan ini, ia mengutus Busr ibn Abi Arthat ke Hijaz, dan orang ini menumpahkan darah ribuan orang tak berdosa dari Hijaz hingga Yaman, membakar hidup-hidup suku demi suku, bahkan membunuh anak-anak, sehingga dua putra 'Ubaidullah ibn 'Abbas, Gubernur Yaman, dibantai di depan ibu mereka, Juwairiah binti Khalid ibn Qarazh al-Kinaniyyah.

Ketika Amirul Mukminin mengetahui pembantaian dan pembunuhan ini, ia hendak mengutus suatu kontingen untuk menumpasnya, tetapi karena pertempuran yang terus-menerus, rakyat telah lesu dan tidak bersemangat untuk itu. Melihat keengganan mereka untuk berjuang, Amirul Mukminin mengucapkan khotbah ini di mana ia membangkitkan semangat dan harga diri mereka dan mendorong mereka untuk jihad dengan menggambarkan kepada mereka kelaliman musuh dan kekurangan mereka sendiri. Akhirnya Jariah ibn Qudamah as-Sa'di menyambut seruannya dan dengan membawa tentara sebanyak dua ribu orang ia berangkat untuk memburu Busr dan mengubernya keluar dari wilayah Amirul Mukminin.

(Al-Hassanain/Al-Mujtaba/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: