Unsur mendongeng dan validasi adalah salah satu keterampilan yang paling berharga dan efektif yang dapat digunakan oleh para pengajar Alquran selain mengajarkan hafalan Alquran, mereka dapat melembagakan konsep-konsep dan ajaran firman wahyu di tengah-tengah para pelajar Alquran.
Menurut laporan IQNA, mensuport anak-anak muda untuk menghafal Alquran dan mendorong mereka untuk hal-hal yang baik adalah tugas yang penting dan sensitif yang mengharuskan para pengajar untuk menggunakan keterampilan dan strategi yang menarik dan up-to-date.
Demikian juga, mengajarkan Alquran kepada orang-orang dari pelbagai usia membutuhkan keragaman metode dan cara serta keterampilan yang berbeda. Untuk alasan ini, para pengajar yang mengemban perkara penting pendidikan hafalan Alquran ini, diminta untuk memiliki keterampilan lebih dan lebih baik sehingga para pelajar Alquran semakin lebih akrab dengan Alquran dan mereka mendapat manfaat dari ajaran-ajaran Alquran.
Di sisi lain, tugas pengajar Alquran tidak terbatas pada mengajarkan hafalan kitab Ilahi ini, tetapi pengajar berada dalam posisi keagamaan dan ibadah yang sejatinya pekerjaannya dikategorikan sebagai sebuah ibadah, karena selain mengajarkan hafalan Alquran, ia harus mengajarkan konsep dan ajaran- ajaran moral kitab Ilahi ini kepada para pelajar Alquran.
Dari sisi lain, pengajar menjadi tempat kepercayaan para pelajar Alquran dan muridnya tahu bahwa dia mengenal konsep moral, sosial dan religius kalam wahyu, meskipun tujuan tertinggi dari Alquran adalah pembentukan masyarakat yang secara moral dan sistematis dan juga tujuan diturunkannya Alquran bukanlah semata-mata untuk hafalan dan tilawah ayat-ayatnya. Dalam hal ini, lingkaran dan kursus Alquran dari aspek tujuan pendidikan, memiliki tanggung jawab, dan para pengajar Alquran sangat berpengaruh dalam perkara ini.
Dalam hal ini, situs Al Najah News dengan menerbitkan artikel berjudul “Peran pengajar dalam menghafal Alquran, dalam melembagakan konsep-konsep pendidikan” mengupas makam dan kedudukan pengajar Alquran dalam melembagakan ajaran dan doktrin-doktrin moral juga menuturkan, kursus dan sesi pengajaran untuk menghafal Alquran tidak boleh dibatasi untuk menghafal dan membaca Alquran saja, tetapi sesi ini harus memberikan kesempatan untuk menjelaskan ajaran dan konsep-konsep moral Alquran dan pendidikannya.
Dalam artikel ini, 10 cara dan praktik telah dipaparkan, dimana pengajar Alquran dapat menggunakannya untuk memperkenalkan sifat-sifat baik dan terpuji yang berasal dari konsep-konsep tertinggi Alquran dalam melembagakan para pelajar Alquran, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Takwa dan menjaga batasan-batasan agama: Dalam artian bahwa, para pengajar Alquran harus menjadi tauladan dalam hal ini dan mereka seharusnya tidak hanya mampu berbicara dan bertutur kata, tetapi mewujudkan sifat dan konsep Alquran dalam perilaku praktis mereka. Jadi seorang pengajar Alquran harus mempraktikan terlebih dahulu untuk dirinya sendiri. Seorang pengajar yang tidak mengindahkan batasan-batasan agama, bagaimana mungkin akan dapat mengajak orang lain untuk melakukan ketakwaan dan menjauhi batasan-batasan Ilahi! Bagaimana bisa seorang pengajar yang tidak mematuhi aturan-aturan dapat mendidik generasi yang tidak hanya tidak mengindahkan batasan-batasan Ilahi, tetapi juga akan meremehkan dan mengejeknya dan juga akan enggan di bidang lain dalam kehidupan mereka.
2. Takut dan harapan kepada Allah: Pengajar Alquran harus mengilhami ketakutan dan harapan kepada Allah dalam ruh para pelajar Alqurannya. Yakni pada saat yang sama sang pengajar memperingatkannya dengan azab dan siksa Allah dan juga memberikan kabar gembira akan surga dan ganjaran dalam mengindahkan hukum-hukum Allah.
3. Unsur mendongeng dan menjelaskan cerita-cerita bermanfaat: Cerita mempengaruhi jiwa manusia. Pengajar Alquran harus mendefinisikan cerita yang bermanfaat untuk para pelajar Alqurannya. Cerita adalah penolong terbaik dalam mendidik generasi. Dalam Alquran dan Sunnah, ada kisah-kisah yang sangat berharga yang menarik dan berguna bagi pembaca Alquran.
4. Atensi pelaksanaan salat berjamaah di masjid-masjid: Pengajar Alquran harus memperhatikan fakta bahwa pelajar Alquran melaksanakan salat di Masjid dan mensuport mereka untuk selalu memiliki jalinan dengan masjid dan membiasakan mereka untuk pergi ke masjid.
5. Mendorong pelajar Alquran untuk menghafal Alquran: Pengajar harus mendorong pelajar Alquran untuk menghafal Alquran melalui penggunaan ayat-ayat dan hadis tentang keutamaan membaca dan menghafal Alquran untuk mendorong Alquran untuk diperkuat serta memperkuat hasrat mereka dalam hal ini.
6. Memperhatikan pelajar Alquran: Di pusat-pusat dan lingkaran Alquran, para pelajar Alquran harus diberi perhatian khusus sampai pada batas dirinya memprioritaskan pertemuan-pertemuan tersebut dibanding aspek-aspek lain dalam kehidupanya dan teman-temannya tidak dapat melarangnya untuk datang ke pusat-pusat Alquran tersebut.
7. Mendengarkan kesalahan para pelajar Alquran berdasarkan metode membimbing: Penghargaan tidak selalu untuk pelajar ideal dan tauladan, tetapi karena kadang-kadang bimbingan Nabawi digunakan untuk menarik, membimbing dan mengarahkan orang yang keliru, sudah semestinya pengajar Alquran mengarahkan kekeliruan para pelajar Alquran. Tujuannya para pelajar Alquran dengan metode indah, melewati kekeliruan-kekeliruannya.
8. Mencintai pelajar Alquran: Mengusap-usapkan tangan di atas kepala pelajar Alquran dan mencintainya merupakan faktor penting dalam menariknya ke pusat Alquran dan mendorongnya untuk menghafal Alquran dan solusi ini jauh lebih efektif daripada hukuman dan teguran.
9. Jujur dengan pelajar Alquran: Jika pengajar Alquran berperilaku secara jujur dengan para pelajar Alqurannya dan berada di tengah-tengah mereka saat kesulitan dan kesusahan, ini akan jauh lebih efektif bagi para pelajar Alquran dalam memperkuat proses menghafal Alquran dan memahami konsep firman wahyu dalam sesi-sesi ini.
10. Saran dan bimbingan tidak langsung: Ini akan membuat pelajar Alquran lebih tertarik pada pengajarnya dan memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikannya. Selain ia mengetahui kekeliruannya, kehormatan dan kepribadiannya terjaga di tengah-tengah pengajarnya dan teman-teman sekelasnya.
Selain strategi yang diusulkan, ada metode dan program pendidikan lain yang mensuport para pelajar Alquran untuk menunaikan salat wajib di masjid secara berjamaah dan pelaksanaan salat nafilah, mengadakan musabaqoh Alquran, menyelenggarakan kompetisi budaya, menulis artikel tentang subyek Alquran dan ilmu serta rangkuman dari beberapa buku berharga... adalah di antara program ibadah dan budaya ini.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah, pusat-pusat dan institusi-institusi Alquran dan bertemu dengan para ulama terkemuka termasuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya, akan efektif dalam mengurangi kelelahan para pelajar Alquran serta membahagiakan mereka dan persahabatan antar mereka.
Demikian juga, ada kegiatan yang dapat dilakukan oleh pelajar Alquran dengan bimbingan dan arahan pengajar mereka untuk keluarga dan kerabat mereka, termasuk pengajaran surah al-Fatihah dan beberapa surah Alquran, pengajaran wudhu, mandi, dan lain-lain.
(Al-Najah-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar