Oleh: Vinanda Febriani
Berawal dari keprihatinan seorang Abdul Malik An-Namiri atau yang sering disapa Guslik melihat para Exspatriat/WNI yang berada di Riyadh, yang mana mayoritas berlatar-belakang keagamaan Islam Ahlussunnah Wal-Jamaah An-Nahdliyyah, namun banyak diantara mereka yang terjangkit virus ideologi wahabi sehingga Guslik merasa prihatin jika tidak ada solusi bagi saudara-saudara disana.
Tepat bulan Januari tahun 2016, Guslik beserta relawan NU Riyadh bergerak nyata dengan memberanikan diri meminta izin kepada PCINU Arab Saudi untuk mendirikan Majelis Wakil Cabang NU Riyadh. Setelah mendapat izin, para relawan bergerak sigap membentuk susunan lembaga kepengurusan.
Februari 2016, MWCNU Riyadh mendapat SK resmi dari PCINU Arab Saudi. Hal ini tentu saja menjadikan pengurus MWCNU Riyadh makin semangat mensosialisasikan bahwa NU memiliki prinsip mengayomi dan membimbing pada masyarakat luas, sehingga ritual-ritual ke-NU-an berjalan lancar.
Akan tetapi terbentuknya MWCNU Riyadh tak semulus apa yang diharapkan. Ada beberapa hambatan perjuangan yang harus dihadapi bersama, salah-satunya adalah munculnya kelompok tandingan yang mengaku bahwa mereka NU Garis Lurus/NU GL. Namun hal ini tentu tidak menyurutkan kobaran api semangat pengurus MWCNU Riyadh, semua hambatan itu disikapinya dengan bijak sehingga suasana tetap aman, nyaman dan kondusif.
Saat dihubungi melalui WA oleh penulis, Guslik menyatakan bahwasanya pengurus MWCNU Riyadh merasa bahagia dan bersyukur kepada Allah karena sampai saat ini, hubungannya dengan beberapa ormas di Riyadh sangat baik, bahkan dengan Islamic Center sangat terjaga keharmonisannya. Sehingga kegiatan-kegiatan keNUan MWCNU Riyadh seperti majlis ta’lim, tadarus Al-qur’an, istighastahan berjalan dengan lancar. Hampir setiap kegiatan MWCNU Riyadh, dihadiri oleh Dubes RI untuk Arab Saudi dan pejabat-pejabat KBRI Riyadh.
Sumber: Wawancara Guslik Via WA
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar