Mohammed Bin Salman (M.B.S.), Saudi Crown Prince.
Pemerintah Saudi kini telah mengumumkan serangkaian kebohongan baru tentang pembunuhan seorang pembangkang Jamal Khashoggi, The New York Times melaporkan mengatakan bahwa kebohongan seperti itu "menghina baik memori Jamal dan intelijen kami."
“Pemerintah Saudi pada hari Jumat (19/10) mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa Jamal terbunuh ketika terjadi perkelahian berlangsung di konsulatnya di Istanbul. Benarkan ? Ini adalah perkelahian dimana para preman Saudi dilaporkan membawa gergaji tulang sehingga mereka bisa mencabik-cabiknya sesudahnya; oleh beberapa akun, mereka memulai pemotongan saat dia masih hidup,” tulis kolumnis Nicholas Kristof untuk NYT.
"Ini juga mengerikan bagi pihak berwenang Saudi untuk mengklaim bahwa seorang wartawan yang jari-jari mereka dilaporkan diamputasi sebagai bagian dari penyiksaan mereka entah bagaimana berhasil terlibat dalam perkelahian. Jamal tidak memiliki kepalan tangan yang kuat.”
Kristof juga mengecam menutup-nutupi pembunuhan sesudahnya, Presiden AS Donald Trump mengecilkan pembunuhan Jamal dan upaya Saudi untuk mengatur kambing hitam guna menyalamatkan dari kejatuhan.
Komentator Amerika sementara mengecam Putra Mahkota Muhammad bin Salman (M.B.S.) "yang hampir semua orang percaya bahwa dia yang menyetujui operasi ini."
M.B.S. "sekarang dikatakan sebagai " Mr. Bone Saw ”- akan memimpin penyelidikan atas apa yang terjadi. Itu seperti menunjuk O.J. Simpson untuk menyelidiki pembunuhan Nicole Brown Simpson.
”Dia mengatakan kebohongan Saudi "begitu mencolok dan tidak masuk akal dimana mereka menggarisbawahi bagaimana (hal itu terjadi) tanpa sentuhan M.B.S, dan juga menyarankan M.B.S. percaya bahwa dia akan mendapat dukungan Amerika Serikat dalam menutup-nutupi ini."
Kristof mengatakan bahwa M.B.S. "Telah berhasil lolos dengan menculik perdana menteri Lebanon dan kelaparan delapan juta warga Yaman."
Dalam konteks ini, dia memperingatkan bahwa jika putra mahkota Saudi juga lolos dengan membunuh Khashoggi, yang merupakan warga Amerika dan kolumnis Washington Post, “maka itu adalah lampu hijau baginya dan setiap otokrat lain yang ingin membuat jurnalis yang bermasalah menghilang. Jurnalis dan aktivis demokrasi di seluruh dunia akan menjadi target di belakang mereka.”
(The-New-York-Times/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar