Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Stasiun Qurani Arbain/Kemuliaan Hati di Bawah Naungan Kalam Wahyu Ilahi

Stasiun Qurani Arbain/Kemuliaan Hati di Bawah Naungan Kalam Wahyu Ilahi

Written By Unknown on Jumat, 26 Oktober 2018 | Oktober 26, 2018


Setiap tahun, stasiun Arbain Qurani didirikan di pelbagai kota Irak dan rute para peziarah Imam Husain (as), stasiun ini menyediakan pelbagai layanan Qurani untuk para peziarah dan perjamuan untuk lantunan kalam wahyu Ilahi.

Menurut IQNA, Arbain Husaini adalah 40 hari setelah kesyahidan Imam Husain (as) dan bertepatan dengan 20 Safar.

Diketahui bersama bahwa para tawanan Karbala kembali ke Karbala untuk menziarahi Imam Husain (as) pada tanggal 20 Safar. Demikian juga, pada hari ini Jabir bin Abdullah al-Ansari telah datang untuk menziarahi makam Imam Husain (as). Ziarah Arbain adalah salah satu amalan khusus pada hari ini dan menurut riwayat dari Imam Hasan al-Askari (as), merupakan tanda seorang mukmin.

Sejak tahun ke-61 H, tradisi longmarch Arbain kurang lebih ada di Irak, meskipun kedaulatan negara ini memiliki pengaruh besar pada pembentukan tradisi ini, sampai-sampai pada masa pemerintahan Saddam Husain, orang-orang Syiah Irak menghadapi banyak kesukaran dan kesulitan untuk datang ke Karbala pada hari ke-40 kesyahidan Imam Husain (as), dan biasanya mereka sampai ke Karbala dengan melewati padang pasir dan kebun kurma.

Tradisi longmarch Arbain pada tahun 1909 Masehi

Ada beberapa gambar yang menunjukkan penghidupan kembali tradisi Arbain Husaini pada tahun-tahun awal abad ke-20 dan ratusan tahun dari tradisi ini. Setelah runtuhnya rezim diktator Saddam, selama beberapa tahun, orang-orang Syiah Irak dan beberapa negara di dunia dan bahkan pengikut mazhab dan agama lain seperti Sunni, Kristen, Sabaiyin dll ... berpartisipasi dalam peristiwa spiritual agung ini dan mengungkapkan kecintaannya kepada Abu Abdillah al-Husain, sampai-sampai para pecinta keluarga Nabi, dalam beberapa kasus, berjalan ratusan kilo meter, dengan adanya risiko dan ancaman teroris dalam beberapa tahun terakhir yan telah dihadapi para peziarah, tetapi para pecinta mazhab ini tetap menempuh perjalanan dan melakukan pembaiatan kembali dengan beliau.

Tradisi longmarch Arbain pada tahun 1916 Masehi

Sebuah perjalanan yang mengawali para peziarah menuju kiblat cinta dengan dilema yang ringan namun hati berat dengan cinta dan gelora Husaini dan mereka mengingat anak-anak di dataran Karbala dengan berjalan kaki bergegas menjumpai junjunganya.

Masyarakat Irak, yang terkenal karena keramahan dan jamuan ikhlasnya, dari titik paling selatan negara ini dari propinsi Basrah sampai ke semua bagian yang berujung ke Karbala mereka mempersembahkan dengan tulus apa yang mereka miliki untuk para peziarah Abu Abdillah al-Husain (as), sampai-sampai dimana peziarah yang melakukan perjalanan ini sudah tidak memiliki masalah lagi tentang makanan dan akomodasi.


Masyarakat Irak adalah orang-orang yang melihat debu para peziarah al-Husain (as) sebagai penyejuk dan yang memberkati rumah mereka serta mempersiapkan jiwa dan raganya untuk melayani para peziarah. Sementara itu, peran beberapa makam dan tempat ziarah Syiah dalam menjamu para peziarah adalah teladan dan mereka tidak ragu untuk mencoba menyediakan semaksimal mungkin fasilitas bagi para peziarah, dari menyediakan air dan makanan sampai menciptakan pelbagai penginapan, maukib dan tempat peristirahatan religi dan budaya, seperti pembangunan stasiun Alquran di jalur longmarch Arbain.


Di sepanjang jalan para peziarah, selain menjamu para peziarah, ritual berkabung, meratap dan maktam untuk Aba Abdillah dan para sahabat setianya, juga diadakan beragam program Qurani, agama, dan budaya serta beberapa lembaga dan organisasi Alquran Irak, termasuk Darul Quran yang berafiliasi dengan makam Alawi dan Abbasi menjadi presenter pengelola program-program Qurani ini.


Salat Berjamaah Terpanjang

Demikian juga, salah satu tradisi paling berharga yang dilaksanakan di longmarch Arbain Husaini adalah salat jamaah terpanjang, yaitu program pelaksanaan salat berjamaah bersama beberapa tahun yang dilaksanakan dari haram Imam Ali (as) di Najaf sampai Haram Imam Husain (as) di Karbala, dengan dihadiri jutaan peziarah.

Salat berjamaah ini diselenggarakan secara terpisah dengan dipimpin para imam jamaah di depan maukib dan setelah selesainya salat, seluruh jamaah melantunkan suara takbir secara bersama-sama.

Salat berjamaah dan terpanjang ini merupakan jawaban tegas terhadap orang-orang munafik yang mengklaim bahwa Syiah, terutama para peziarah Husaini, tidak memperhatikan salat.


Stasiun Al-Quran

Di antara tindakan berharga dan penting lainnya yang sedang dilaksanakan di rute Arbain Husaini untuk para peziarah, adalah stasiun-stasiun Qurani yang dilaksanakan selama beberapa tahun oleh Darul Quran yang berafiliasi dengan makam Irak dan hauzah ilmiah Najaf dan dengan kerjasama aliansi himpunan dan organisasi Alquran Irak, dewan tinggi Alquran atabah suci dan tempat ziarah Syiah di pelbagai propinsi yang ada di rute longmarch Arbain dan tahun ini dengan nama barunya, “Tempat Istirahat Alquran”, melanjutkan aktivitasnya.

Tujuan dari program ini adalah untuk publikasi budaya Quran di antara para peziarah Husaini, mengoreksi Surah Hamdalah dan at-Tauhid, dan untuk mengajarkan surah-surah pendek Alquran kepada para peziarah dan untuk mengajarkan beberapa masalah dan hukum-hukum Agama seperti berwudhu.

Stasiun-stasiun Alquran didirikan dari Basrah ini sebagai titik awal untuk gerak para peziarah, dan kurang lebih ada di seluruh poros rute gerak para peziarah Arbain Husaini menuju Karbala, namun puncak dari stasiun-stasiun ini adalah Thariq al Husain (jalan Najaf ke Karbala) dan stasiun-stasiun ini didirikan dalam dua bagian; perempuan dan laki-laki.

Salah satu kegiatan utama dari stasiun-stasiun ini adalah pembentukan majelis keakraban dengan Alquran, dengan dihadiri para qori terbaik Irak dan beberapa negara di kawasan seperti Iran, sehingga suara indah para qori di majelis-majelis ini menarik sejumlah besar peziarah.

Demikian juga, Administrasi Quran Komite Basis Rakyat Irak, yang para pejuangnya memainkan peran penting dalam mengamankan keselamatan para peziarah Husaini, memiliki kehadiran yang aktif dan bersemangat dalam pendirian stasiun-stasiun Alquran Arbain dan pendirian majelis-majelis Alquran.


Peningkatan Stasiun Setiap Tahun

Stasiun Alquran ini semakin meningkat di setiap tahunnya. Syaikh Jawad Nasrawi, Direktur markas Alquran Makam Abbasi, mengatakan: tahun ini markas telah menyelenggarakan stasiun Alquran Arbain untuk tahun keempat berturut-turut dan stasiun-stasiun markas tahun ini akan memiliki lebih dari 200 stasiun di propinsi Babil, Muthanna, Najaf dan Karbala.

Menurut penanggung jawab Alquran Irak ini diantara tujuan dari stasiun tersebut adalah untuk mengoreksi pembacaan ayat-ayat Alquran, khususnya ayat-ayat yang dibaca dalam salat harian, menjawab pertanyaan-pertanyaan interpretatif Alquran, menyelenggarakan majelis khataman Quran, serta distribusi brosur budaya yang terkait dengan ziarah dan masalah Alquran.

Menurut Ala Mohsen, Direktur Darul Quran makam Alawi, 200 tempat istirahat Quran telah didirikan di 14 propinsi Najaf, Karbala, Basra, Dhi Qar, Maysan, Wasit, Muthana, Diwaniya, Baghdad, Babylon, Nineveh, Salahuddin, Diyala dan Kirkuk.


Saleh Dari’i, salah seorang qori kenamaan Irak, dan ketua Perhimpunan dan Organisasi Alquran Irak, menyebut tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah pelaksanaan ziarah yang diapresiasi Imam Husain (as) yakni sesuai dengan ayat-ayat Alquran dan hukum-hukum Syariat.


Stasiun Khusus Perempuan

Selain stasiun Alquran khusus pria, beberapa stasiun Alquran terletak di poros yang mengarah ke Karbala, dikhususukan untuk perempuan, sampai-sampai markas Alquran Al-Kautsar, berafiliasi dengan makam Alawi, menjalankan program tempat istirahat Qurani khusus peziarah perempuan di rute ziarah Arbain dan bekerja sama dengan Aliansi beberapa himpunan dan Yayasan Alquran Irak.


Di stasiun-stasiun ini, selain dihadiri para qoriah, seperti stasiun Alquran untuk laki-laki, juga diajarkan editor surah-surah pendek Alquran, Hamdalah dan at-Tauhid.

Tahun ini, setelah pertemuan para pejabat markas Alquran di Irak dan lembaga-lembaga Alquran yang berafiliasi dengan atabah dan tempat ziarah Syiah Irak, yang bertujuan untuk memeriksa mekanisme pelaksanaan program Alquran, diputuskan bahwa stasiun-stasiun Alquran ini akan diubah.






(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: