Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Memahami Keimanan Al-Husein ibn Ali as

Memahami Keimanan Al-Husein ibn Ali as

Written By Unknown on Kamis, 21 Desember 2017 | Desember 21, 2017


Perlawanan Al-Husein menghadapi kezaliman Yazid bukan lah sia-sia. Dalam perjuangan Al-Husein terdapat nilai yang membawa animo banyak orang di dunia untuk bertindak tegas dan berani menghadapi kezaliman di negerinya. Dalam tulisan ini kita akan melihat keimanan Imam Husein bin Ali dan bagaimana kita bisa menarik pelajaran dari hal tersebut.

Keimanan Al-Husein tidak perlu lagi kita ragukan, kakeknya adalah seorang rasul, Nabi Muhammad Saw sebagai nabi terakhir. Ia tumbuh besar bersama kakeknya dan mewarisi banyak karakter Nabi Muhammad Saw. Al-Husein adalah seorang muslim yang taat dan dikenal sangat agamis, bijaksana dan saleh. Ia menjunjung tinggi nilai-nilai kemurnian agama Islam sejak kecil hingga gugur di Karbala.

Kita juga telah mengetahui bahwa Islam merupakan agama yang muncul pada saat terpuruknya moral, politik dan keyakinan yang berkembang di kalangan masyarakat Arab. Kejahilan atau kebodohan melanda penduduk Mekah di mana tidak mengenal lagi halal haram, mengubur anak perempuan hidup-hidup menjadi tradisi, pembunuhan, perampokan, perzinahan dimana bisa kapan saja terjadi di daerah itu.

Kondisi politik saat itu hanya terdapat garis menurun, tidak ada kesetaraan dan tidak ada nilai-nilai integritas maupun kasih sayang. Masyarakatnya hanya dibedakan antara tuan dan budak, pemimpin dan rakyat. Para tuan – terlebih lagi selain Arab – tidak berhak atas harta rampasan perang dan kekayaan, dan hamba diwajibkan membayar denda yang tak menentu.

Hak asasi si miskin dan si lemah dirampas secara terus menerus, penghormatan di antara masyarakat hanya diberikan kepada mereka yang kaya dan berkuasa. Islam datang untuk membalikkan itu semua dan menetapkan nilai-nilai kehormatan, integritas, kasih sayang dan kesetaraan.

Islam menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah Arab dan di seluruh dunia, dimana sampai sekarang merupakan agama yang paling cepat berkembang dan yang paling banyak diminati. Itu karena Islam menjunjung tinggi nilai dan prinsip seperti mengangkat martabat semua orang di masyarakat, terlepas dari kelas, warna kulit atau kepercayaan mereka. Inilah nilai-nilai yang dihormati Al-Husein dan dapat dipastikan bahwa Yazid tidak mampu mengikis hal itu dengan perbuatan biadabnya.

Islam hadir untuk merangsang keadilan sosial di tengah masyarakat dan hal ini yang membuat pengaruh Islam semakin menguat. Islam adalah agama yang berusaha membangun keadilan sosial di semua pranata sosial tanpa memandang kelas, warna kulit atau kepercayaan. Nabi Muhammad menghabiskan waktu hidupnya hanya untuk membangun komunitas sosialnya dengan kokoh, hal itu dilakukan agar dapat dipastikan bahwa keadilan akan dijunjung tinggi di semua tingkat oleh umatnya.

Agama Islam mendorong manusia agar lantang menentang ketidakadilan, penindasan, korupsi dan mengupayakan membangun masyarakat berdasarkan rasa hormat, saling menghargai dan bermartabat. Itulah nilai fundamental yang dihormati Al-Husein saat menghadapi Yazid.

Al-Husein mengerti akan kondisi umat Islam sedang dibawah tekanan rezim tiran, dimana negeri itu sedang diambang kehancuran moral. Oleh karena itu, Al-Husein selalu berkhotbah di setiap menghampiri kota-kota untuk menyampaikan pesan-pesan terakhirnya. Saat masih di Mina, sebelum berangkat menuju Kufah, Al-Husein memberikan sebuah khotbah sebagai pesan kepada orang-orang disana.

“Allah Swt memberikan perintah untuk melakukan kebaikan dan melarang kejahatan sebelum melakukan kewajiban lainnya, karena Dia Maha Mengetahui bahwa jika hal itu dilakukan dan ditetapkan di masyarakat dengan semua kewajiban lainnya, yang mudah dan yang sulit, akan membuat agama Allah menjadi tegak dan kokoh.”

“Karena alasan adanya perimtah untuk melakukan kebaikan dan melarang keburukan, membuat orang-orang terpanggil memeluk agama Islam, serta adanya perlawanan terhadap ketidakadilan, menentang dan berjuang melawan penindas, berusaha untuk memastikan kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan yang diperoleh dari perang dan didistribusikan sesuai hukum agama Islam, serta pemungutan pajak dipungut dan dikeluarkan dalam bentuk yang tepat dan adil.”

“Yaa Allah! Engkau Maha Mengetahui segalanya bahwa semua yang kami lakukan tidak didorong oleh persaingan untuk mendapatkan kekuasaan politik, bukan juga untuk mencari kekayaan, kelimpahan dan kemegahan, melainkan melakukan hal ini demi menunjukkan kepada orang-orang tentang prinsip dan nilai-nilai agama-Mu yang benar, demi mengembalikan segala urusan ke jalan-Mu, melindungi dan mengamankan hak-hak hamba-Mu yang tertindas dan tak terbantahkan, serta bertindak sesuai dengan kewajiban yang telah Engkau tetapkan dengan norma hukum dan peraturan yang telah Engkau putuskan.”

Teguhnya iman dengan apa yang diyakini oleh Al-Husein tidak melemahkan pendiriannya dihadapan Yazid. Tawaran harta dan jabatan tidak mengurangi keimanannya kepada Allah Swt, dimana Dia telah menjanjikan segala sesuatu dengan ganjaran yang setimpal bagi manusia yang melaksanakan perintah-perintah-Nya.

(Ikmal-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: