Tentang Orang yang Berdalih di Masa Jihad
Wahai manusia, badan Anda bersama-sama, tetapi hasrat Anda cerai-berai. Percakapan Anda melunakkan batu yang keras sedang tindakan Anda menarik musuh kepada Anda. Pengakuan Anda dalam majelis Anda bahwa Anda akan melakukan ini dan itu, tetapi ketika pertempuran mendekat Anda berkata (kepada perang) untuk "berpalinglah Anda" (yakni larilah). Apabila seseorang memanggil Anda (untuk menolong), seruan itu tidak dipedulian. Dan orang yang berlaku keras pada Anda, hatinya tidak akan beroleh lipuran. Dalih-dalihnya salah seperti dalih penghutang yang tak mau membayar. Orang yang nista tak dapat mencegah kelaliman. Hak tak dapat dicapai tanpa usaha. Mana rumah selain rumah Anda ini yang harus dilindungi? Dan dengan pemimpin (imam) mana Anda pergi berperang sepeninggal saya? Tertipulah orang yang telah Anda tipu sementara.
Demi Allah, orang yang berhasil dengan Anda hanya menerima panah-panah yang tak berguna. Anda seperti panah-panah patah yang dilemparkan kepada musuh. Saya sekarang dalam kedudukan yang tidak mengukuhkan pandangan Anda dan tidak berharap akan dukungan Anda, tidak pula menantang musuh melalui Anda. Ada apa dengan Anda? Apa penyakit Anda? Apa obat Anda? Kalangan lain juga adalah manusia berbentuk seperti Anda (tetapi amat berbeda dalam karakter). Akan adakah pembicaraan tanpa pengetahuan, kelalaian tanpa kesalehan dan keserakahan akan sesuatu yang bukan hak?[i]
--------------------------------------------------------------------------------
[i] Setelah pertempuran Nahrawan, Mu'awiah mengutus Dhahhak ibn Qais al-Fihri dengan pasukan empat ribu orang ke Kufah dengan tujuan mengadakan keonaran di daerah itu, membunuh siapa saja, merajalela dalam pertumpahan darah dan penghancuran, supaya Amirul Mukminin gelisah dan tak tenteram pikirannya. Dhahhak berangkat untuk maksud itu, dan dengan menumpahkan darah orang-orang tak berdosa serta menyebarkan kehancuran di mana-mana, ia sampai ke Tsa'labiyyah. Di sini ia menyerang suatu kafilah haji dan merampok semua hak milik mereka. Kemudian di Quthquthanah ia membunuh kemenakan 'Abdullah ibn Mas'ud, sahabat Nabi, 'Amr ibn 'Uwais ibn Mas'ud, bersama para pengikutnya. Secara itu ia menimbulkan kekacauan dan pertumpahan darah di mana-mana. Ketika Amirul Mukminin mengetahui kejahatan dan bencana ini, ia memanggil orang bertempur untuk menghentikan vandalisme ini, tetapi nampaknya orang-orang mengelak untuk bertempur. Muak karena kelengahan dan tak adanya semangat mereka, ia naik ke mimbar lalu mengucapkan khotbah ini, di mana ia membangkitkan rasa malu dan mengajak mereka untuk tidak mengelak dari peperangan, melainkan bangkit untuk melindungi negara mereka sebagai orang berani, tanpa menggunakan dalih-dalih yang salah dan lemah. Akhirnya, Hujr ibn 'Adl al-Kindi bangkit dengan pasukan empat ribu orang untuk menghadapi musuh dan mendapatkannya di Tadmur. Hanya terjadi suatu pertarungan kecil antara kedua pihak, dan ketika malam tiba Dhahhak melarikan diri dengan hanya sembilan belas orangnya tewas. Di pasukan Hujr dua orang syahid.
(Al-Hassanain/Al-Mujtaba/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar