Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Shahifah Mahdiah - BAB VIII: Menyampaikan Permohonan Tertulis Kepada Imam Zaman

Shahifah Mahdiah - BAB VIII: Menyampaikan Permohonan Tertulis Kepada Imam Zaman

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2018 | Oktober 21, 2018



Menyampaikan permohonan melalui surat, merupakan salah satu cara bertawassul dan memohon bantuan yang mustajab. Karena, sebagaimana dalam riwayat dijelaskan bahwa Imam Mahdi as. sangat mencintai dan menyayangi para pecintanya. Periwayat doa ini, seringkali menulis surat kepada Imam as. dan mendapatkan hasil yang luar biasa.


Tata Cara Menulis Surat Kepada Imam Zaman

Letakkanlah permohonan yang Anda tulis di atas kertas pada salah satu makam Imam Maksum as.

Cara lainnya dengan menutup dan memberi tanda surat tersebut kemudian bungkuslah (lumuri) dengan tanah yang suci dan letakkanlah surat di dalamnya. Selanjutnya buanglah ke dalam sumur, insya Allah surat tersebut akan sampai ke tangan Imam as. sendiri yang akan memenuhi permohonan Anda.

Adapun doa yang ditulis bersaman dengan permohonan tersebut sebagai berikut:

Dengan asma Allah Yang Malta Pengasih lagi Maha Penyayang Wahai junjunganku -shalawat Allah bagimu- kutulis surat padamu dengan permohonan, untuk berlindung pada Tuhan, kuadukan musibah yang tidak mampu kutanggung, yang telah menguasai hati dan menyiksa pikiran, akalku telah buntu, perasaanku atas karunia Allah telah berubah.

Aku sendirian menghadapi masalah ini, sahabat terdekat telah menjauh, aku lemah menghadapi kesulitan ini, kesabaranku menghilang, maka segera kuadukan kepadamu, dan aku serahkan seluruhnya kepada Allah melaluimu sebagai menolongku, sebab kutahu kedudukanmu di sisi Allah, Tuhan segenap alam, pemelihara dan pemilik segala urusan.

Aku percaya kepadamu, engkau akan mnyegerakan syafa'at Allah bagiku, aku yakin Allah akan menjawab permohonanku melaluimu. Engkau, wahai junjunganku, aku tahu, engkau seperti sangkaanku, engkau tidak akan membiarkanku putus asa dalam urusanku, (pada bagian ini, setiap permohonan supaya sampaikan) yang tiada day a menanggungnya, yang menghilangkan kesabaran, walau aku tahu, aku layak untuk menanggungnya disebabkan keburukan perilakuku, dan segala kekurangan dalam melaksanakan kewajibanku pada Tuhan.

Tolonglah aku dalam keputusas aan, wahai junjunganku, sampaikanlah urusanku pada Allah, sebelum kesulitan yang lain menghampiri, dan hinaan para musuh, karena hanya melalui perantaraanmu, karunia akan dianugerahkan kepadaku.

Mohonkanlah kepada Allah pertolongan bagiku, kemenangan yang dekat, yang di dalamnya segala pengharapan tercapai, serta kebaikan awal dan akhir urusan, keamanan dari rasa takut dalam segala hal. Dialah yang maha perkasa, yang melakukan apa yang la kehendaki, Dia yang mencukupiku, pemelihara diri dan urusanku di duni a dan akhir at.

Setelah surat siap, pergilah menuju aliran sungai atau sumur, kemudian pilihlahlah nama salah seorang dari empat wakil khusus Imam Zaman as. yaitu, Utsman bin Said, (putranya) Muhammad bin Utsman, Husain bin Ruh Nubakhti, dan Ali bin Muhammad Samari ra.(sebab mereka adalah perantara menuju Imam as.) lalu ucapkanlah:

Ya Fulan bin fulan salam untukmu, aku bersaksi bahwa wafatmu di jalan Allah, engkau mendapat karunia di sisi Tuhan, aku memanggilmu, inilah (surat) permohonanku kepada Imam Zaman as, serahkanlah kepadanya, sebab engkau adalah penerima amanat dan yang dipercaya olehnya.

Kemudian lemparkanlah ke aliran sungai atau ke dalam sumur, insya Allah keinginan anda akan terkabul. [1]

Allamah Majlisi menambahkan, bahwa hati hendaklah yakin ketika kita menyerahkan surat kepada Imam as. bahwa permohonan tersebut akan dipenuhi. Karena dengan kehendak Allah, setiap surat yang sampai kepada Imam as. akan terkabul. [2]

Muhaddits An-Nuri ra. berkata: "Dari riwayat ini kita ketahui, bahwa empat orang mulia ini, yang pada masa ghaibah sughra (keghaiban singkat) menjadi wakil dan perantara antara Imam dan syi'ahnya. Melalui mereka, setiap kebutuhan dan surat disampaikan, merekalah juga yang menyampaikan setiap jawaban dan surat Imam kepada para sahabatnya (pengikutnya). Demikianlah seterusnya, sampai masa ghaibah kubra (keghaiban panjang) mereka tetap menjadi perantara antara Imam as. dan para syi'ahnya.

Riwayat ini juga menjelaskan, bahwa berkah kebaikan, kemurahan, kemuliaan, keutamaan dan karunia Imam Zaman as. mencakupi segenap penjuru bumi untuk setiap kesulitan, kesusahan, kecemasan, dan kebimbangan tanpa ilmu.

Pintu Ilahi ini terbuka untuk semua, petunjuk dan pertolongan ini senantiasa ada. Tetapi, dengan syarat kejujuran, situasi dan kondisi darurat hingga tiada lagi pilihan, yang didorong keyakinan niat dan ketulusan tanpa keraguan sedikitpun.

Ketika seseorang menyampaikan permohonan kepada Imam karena mengetahui bahwa Imam akan mengatasi kesulitannya. Maka dengan izin Tuhan, Imam as. akan memenuhi keperluannya. Apabila ia sakit, kepadanya akan dikenakan pakaian kesembuhan. Sebagaimana berbagai kejadian yang sudah dinukil.

Walhasil, yang dimaksud di sini, adalah bahwa Imam Mahdi as. hadir di tengah hamba-hamba Allah, di tengah para syi'ahnya dan orang-orang yang berkhidmat di bawah pemerintahannya. Ia mengetahui segala rahasia dan hal-hal yang tersembunyi. [3]


Catatan Kaki:

[1] Al-Misbah hal. 531, Minhaj al-Arifin hal. 448.
[2] Bihar al-Anwar jilid 30 hal.94.
[3] Najm ats-Tsaqib hal. 790.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: