Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Doa Dalam Mazhab Ahlul Bait

Doa Dalam Mazhab Ahlul Bait

Written By Unknown on Sabtu, 27 Oktober 2018 | Oktober 27, 2018


Disebuah forum diskusi yang konon diadministratori oleh seorang habib, lagi-lagi mazhab ahlulbait menjadi sasaran empuk. Penanya mengatakan bahwa Doa Kumail berisi laknat terhadap sahabat. Mungkin member di forum itu belum pernah melihat apalagi membaca Doa Kumail, jadi bicaranya salah. Atau mungkin ada Kumail yang lain?

Hadis-hadis yang diriwayatkan oleh ahlulbait as. mengenai doa dan keutamaannya sangat banyak. “Doa merupakan senjata kaum Mukmin”, “Ibadah paling utama adalah berdoa”, “Perbuatan yang paling dicintai Allah di bumi ini adalah berdoa”, “Sesungguhnya doa adalah obat bagi segala penyakit”.

Di antara ciri dari doa yang diajarkan Ahlulbait adalah pengakuan. Segala keburukan yang dilakukan manusia bersumber dari nafsu yang ada dalam diri manusia. Maka pengakuan atas dosa dan menyadarinya untuk kemudian berserah diri dan memohon ampunan dan taubat dari Allah.

Dalam Doa Abu Hamzah ats-Tsumali dapat dibaca:

ويحملني ويجرئني على معصيتك
حلمك عني ويدعوني الى قلة الحياء سترك علي
ويسرعني الى التوثب على محارمك
معرفتي بسعة رحمتك وعظيم عفوك

Sikap lembut-Mu padaku telah membuatku berani melakukan maksiat.
Tirai-Mu atas dosaku membawaku memiliki sedikit rasa malu.
Pengetahuanku akan luasnya rahmat-Mu serta besarnya ampunan-Mu,
Mempercepat diriku untuk melanggar banyak larangan-Mu.

Ciri lain dari doa yang diajarkan ahlulbait adalah metode “argumentasi” kepada Allah untuk meminta maaf dan memohon ampun kepada-Nya.

وَليت شِعري يَا سيِّدي وإلهِي ومَولايَ
اَتُسَلِّطُ النَّار على وُجُوه خَرَّتْ لِعظمتِكَ سَاجِدَة
و على اَلْسُن نَطَقَت بِتَوحِيدِكَ صادِقَة
وبِشُكرِكَ مَادِحَة
وَعلى جَوَارِح سَعَتْ اِلَى اَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ طَائِعَة
واشَارَتْ بِاسْتِغفَارِكَ مُذْعِنَة
مَا هَكذا الظُّنُّ بِكَ
وَلاُخبَرْنا بِفَضْلِكَ عَنْكَ

Aduhai diriku, wahai Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku.
Apakah Engkau akan melemparkan ke neraka,
Wajah-wajah yang bersujud atas keagungan-Mu,
Lidah-lidah yang dengan jujur menyebut keesaan-Mu,
Dan selalu memuji-Mu dengan bersyukur kepada-Mu,

Organ-organ tubuh yang selalu menghamba kepada-Mu,
Dan dengan rendah hati selalu memohon ampunan dari-Mu?
Sungguh bukan demikian sangkaan kami tentang-Mu,
Sementara kami telah tahu akan keutamaan-Mu. 


Doa Kumail

Nama lain dari doa ini adalah Doa Nabi Khidir as. Nama Kumail diambil dari Kumail bin Ziad, salah seorang sahabat Imam Ali bin Abi Thalib kw. Ketika sedang berkumpul bersama sahabatnya, Imam Ali ditanya tentang tafsir ayat: “Pada malam itu dijelaskan segala yang penuh hikmah (QS. Ad-Dukhân : 4).

Imam Ali menjawab, “Ayat ini turun mengenai Nisfu Syakban. Orang harus memohon kepada Allah pada malam itu. Ia harus membaca Doa Khidir.” Diskusi itu berakhir dan Imam kembali ke rumah. Di tengah malam, Kumail pergi menuju rumah Imam Ali untuk meminta diajarkan Doa Khidir. Imam Ali pun mengajarinya dan menasehati untuk dibaca setiap malam Jumat.

Entah informasi dari mana bahwa dalam Doa Kumail ada cacian terhadap syaikhain.

Padahal Doa Kumail mengandung berbagai macam makrifat tentang Allah dan nasihat keagamaan, selain memiliki tata bahasa Arab yang tinggi.

Kita bisa lihat dalam kutipan doa tersebut yang bernada “dialog argumentatif”:

فَهَبنِي يَاالَهِي وسَيِّدِي ومَولاي ورَبِّي
صَبَرْتُ عَلى عَذَابِك
فَكَيفَ اصْبِرُ عَلى فِرَاقِكَ
وهَبنِي صَبَرتُ عَلى حَرِّ نَارِك
فَكَيْفَ اصْبِر عَنِ النَّظَر اِلَى كَرَامَتِك

Oh… seandainya aku, wahai Tuhanku, Junjunganku, Tuanku, Pemeliharku!
Sekiranya aku dapat sabar menerima siksa-Mu,
Mana mungkin aku mampu sabar untuk berpisah dari-Mu?
Dan seandainya aku bisa sabar menahan panasnya api neraka,
Bagaimana mungkin aku bisa sabar untuk tidak menyaksikan keagungan-Mu?

Sebagaimana yang kita pahami dari baris doa di atas, kecintaan dan kenikmatan dekat dengan Allah lebih baik di sisi Allah daripada syafaat yang diterima oleh seorang pendosa.

Selain dari doa-doa di atas (yang termaktub di dalam Mafâtîh Al-Jinân), juga terdapat buku doa yang berisi kalimat-kalimat suci nan agung yang dimunajatkan oleh Imam Ali Zainal Abidin, Shahîfah Sajjadiah.

Di antara nilai-nilai penting yang terdapat dalam untaian doa Imam Ali Zainal Abidin adalah:
1. Pengenalan kepada Allah Swt. tentang keagungan, kesucian, keesaan dan kemampuan-Nya.
2. Merenungkan keutamaan Allah Swt. atas para hamba-Nya dan ketidakmampuan hamba dalam menjalankan seluruh kewajibannya.
3. Pengenalan tentang pahala, siksa, surga, neraka, dan bahwa semua pahala Allah adalah keutamaan, dan juga seorang hamba berhak menerima siksa-Nya, sekecil apapun maksiat yang dilakukannya.
4. Mengajak pendoa dengan doa-doa tersebut agar dapat meninggalkan perbuatan dan sifat buruk, sehingga hati dan jiwa menjadi bersih dan suci.
5. Memotivasi agar menjadi manusia yang mulia di hadapan yang lain dan tidak hina dihadapan mereka, tidak menggantungkan hajatnya kepada siapapun selain Allah.
6. Mengajarkan kepada manusia agar memperhatikan hak-hak orang lain serta saling menolong, berbuat baik antar sesama, mendahulukan orang lain di atas kepentingannya sebagai eksistensi makna ukhuwah islâmiah.

Wallâhua’lâm.

Sumber: Disarikan dari ‘Aqâ’id al-Imâmiah karya Syekh Ridha Al-Muzhaffar

(Eja-Jufri/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: