Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Para Peserta Sidang PUIC Menekankan Perlawanan Anti Kesepakatan Abad

Para Peserta Sidang PUIC Menekankan Perlawanan Anti Kesepakatan Abad

Written By Unknown on Senin, 15 Oktober 2018 | Oktober 15, 2018


Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menuntut persatuan bangsa Arab dan umat Islam melawan konspirasi AS Kesepakatan Abad.

Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri menuntut persatuan bangsa Arab dan umat Islam melawan konspirasi AS "Kesepakatan Abad". Seruan ini diungkapkan Berri selama pertemuan koordinasi Uni Parlemen Negara-negara Organisasi Konferensi Islam/ OKI (The Parliamentary Union of the OIC Member States, PUIC) di Jenewa. Selama pertemuan ini ditekankan bahwa Kesepakatan Abad menarget isu dan bangsa tertindas Palestina.

Sementara itu, ketua parlemen Turki seraya mengkritik kebijakan monopoli Amerika di tingkat internasional, khususnya di sektor ekonomi, juga menyinggung isu Palestina dan mengatakan, Amerika tidak mampu menghancurkan eksistensi Palestina dengan menutup seluruh saluran bantuan kepada rakyat tertindas Palestina.

Amerika selama beberapa bulan terakhir melancarkan berbagai aksi termasuk memutus bantuan kepada UNRWA, Jalur Gaza dan Tepi Barat untuk menekan lebih besar bangsa Palestina.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan Donald Trump, Presiden AS untuk menekan bangsa Palestina agar menyetujui rencana Kesepakatan Abad. Berdasarkan konspirasi ini, Quds akan diserahkan kepada Israel dan pengungsi Palestina tidak diijinkan kembali ke tanah airnya serta wilayah Palestina yang terdiri dari Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Dalam koridor konspirasi ini, Trump pada 6 Desember 2017 mengumumkan secara resmi Quds sebagai ibukota Palestina dan merealisasikan relokasi kedubesnya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis pada 14 Mei 2018.

Quds yang menjadi lokasi Masjid al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam merupakan bagian tak terpisahkan dari Palestina dan salah satu dari tiga wilayah suci Islam yang duduki Israel.

Berbagai sidang Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam beberapa bulan terakhir menjadi ajang protes dan kritik peserta atas kebijakan Trump terkait Quds dan paelstina sebagai isu utama dunia Islam. Di statemen sidang istimewa Komisi Palestina PUIC di Tehran yang digelar lima bulan lalu, keputusan dan langkah pemerintah AS memindahkan kedubesnya ke Quds pendudukan dikecam dan peserta sidang menyatakan dukungannya atas hak bangsa Palestina berjuang mengakhiri pendudukan Israel dan merebut kembali hak mereka untuk kembali ke tanah air dan membentuk pemerintahan independen dengan ibukota Quds.

OKI tercatat sebagai organisasi internasional terbesar setelah PBB dengan anggota dari berbagai negara dan benua serta dari segi kapaistas ekonomi, politik dan budaya mampu mempengaruhi kebijakan internasional.

Berdasarkan anggaran dasar OKI, organisasi ini menjadi juru bicara masyarakan Muslim dunia dan penjamin kepentingan dunia Islam.

Tujuan dari pembentukan OKI diantaranya mengkoordinir upaya menjaga tempat suci Islam, membebaskan mereka dan mendukung perjuangan bangsa Palestina, membantu bangsa ini merebut kembali haknya dan membebaskan wilayahnya serta membela bangsa Islam dalam menjaga kehormatan, independensi dan hak nasional mereka.

Di kondisi penghapusan isu Palestina dan Judaisasi penuh Quds serta penjajahan negara Islam menjadi agenda dari konspirasi AS, harapan masyarakat internasional dari OKI adalah organisais ini mengambil langkah-langkah perlawanan serius. Ini adalah poin yang ditekankan peserta sidang koordinasi PUIC di Jenewa, Swiss termasuk Nabih Berri, Ketua Parlemen Lebanon.

(Qodsna/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: