Pernyataan dan deklarasi di Akhir Konferensi Internasional Para Pecinta Ahlulbait as dan Masalah Takfiri.
Para peserta konferensi pecinta Ahlulbait as menekankan akan pentingnya masalah Palestina dan pembebasan Mesjid al-Quds al-Syarif.
Menurut laporan kantor berita Shafei-News yang dinukil dari kantor Dewan Perencanaan Sekolah-sekolah Ilmu Keagamaan Ahlussunnah, pada penutupan konferensi internasional “Pecinta Ahlulbait as dan Masalah Kelompok Teroris Takfiri,” yang berlangsung pada hari kamis tanggal 23 November 2017 M (15 Rabi’ul Awal 1439 H), para peserta konferensi pecinta Ahlulbait as menekankan akan pentingnya masalah Palestina dan pembebasannya, demikian pula dukungan terhadap sikap Republik Islam Iran serta peran sentral muqawama Iran, dimana teks lengkap pernyataan di akhir konferensi internasional tersebut adalah sebagai berikut:
Segala puji hanya bagi Allah Swt, tuhan sekalian alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin dan nabi kita, Muhammad saw, dan juga kepada keluarga yang suci dan para sahabat pilihannya.
Allah Swt berfirman dalam surah al-Syûrâ ayat 23:
قُلْ لا أَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبى
Artinya, “Katakanlah, “Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku.”
Dengan pertolongan Allah Swt dan bertepatan dengan dimulainya hari-hari yang penuh cahaya bulan Rabi’ul Awal, telah berlangsung dengan sukses konferensi internasional yang mengangkat tema “Para Pecinta Ahlulbait as dan Masalah Takfiri,” dengan motto “Cinta Ahlulbait as sebagai simbol persatuan dan menghidupkan peradaban Islam,” di dihadiri lebih dari 800 ratus ulama, fuqaha, intelektual dan cendekiawan berbagai mazhab dan datang dari 94 negara atas undangan Lembaga Kebangkitan Islam Internasional (Majma Jahânî Bîdâri-e Islâmî), pada hari rabu dan kamis tanggal 3-4 Rabi’ul Awal 1439 H/22-23 November 2017 M di Pusat Konferensi-konferensi Internasional Republik Islam Iran.
Para peserta konferensi ini telah mendapatkan bekal luar biasa besar dan bermanfaat dari sejumlah penjelasan mencerahkan dan ceramah yang berisi bimbingan-bimbingan gemilang dari pemimpin tertinggi revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Uzhma Imam Khamenei, dan dengan kontribusi berupa puluhan makalah hasil penelitian dan pidato maka mereka telah bertukar pikiran serta berdiskusi panjang seputar tema-tema penting dan urgen dunia Islam.
Konferensi ini berlangsung dengan tujuan sebagai persiapan untuk menghidupkan peradaban baru Islam, dengan bersandar kepada pendalaman pengetahuan dan kecerdasan spiritual terkait dasar-dasar pemikiran dan makrifat Ahlulbait as, mewujudkan persatuan dan kesatuan Islam dalam menghadapi berbagai tantangan, rintangan dan problematika yang dihadapi dunia Islam dan menggali serta mengedepankan titik persamaan pemikiran dan keyakinan para pecinta Ahlulbait as guna menghadapi berbagai model pemikiran sesat, keliru, ekstrim dan takfiri.
Pada konferensi ini terdapat lima komisi ahli dan spesialis, sebagai berikut:
1. Komisi sejarah, budaya dan peradaban Islam serta perancang peradaban baru Islam.
2. Komisi persatuan dan solidaritas para pecinta Ahlulbait as dalam rangka membentuk umat Islam yang satu.
3. Komisi pengkaji berbagai tantangan, rintangan dan ancaman yang dihadapi dunia Islam.
4. Komisi strategi dan solusi persatuan dan solidaritas para pecinta Ahlulbait as dalam rangka menghadapi musuh-musuh umat Islam.
Para peserta konferensi dalam rangka mengikuti sirah dan sunnah Nabi Agung Muhammad saw dan Ahlulbait as beliau dan guna menghormati serta memuliakan Imam Khomeini (ra) sebagai pelopor persatuan umat Islam di era sekarang, dengan menjunjung tinggi kedudukan para mujahid (pejuang) dan para syahid muqawama serta dunia Islam dalam melawan dan menentang imperialis dunia, rezim zionis Israel dan kelompok teroris takfiri, telah menekankan dan menegaskan beberapa poin berikut ini:
Satu: Rasulullah Muhammad saw adalah teladan dan panutan seluruh kebaikan dan kesalehan yang telah Allah Swt tetapkan untuk seluruh hamba-Nya. Sejak tahun-tahun sebelumnya dan pada dekade sekarang ini dimana dunia Islam, lebih dari sebelumnya, lantaran fitnah yang dilancarkan oleh negara-negara imperialis, telah mengalami perpecahan, terkotak-kotak, perang, pertikaian aliran, percekcokan suku dan agama. Nilai-nilai, identitas, budaya dan dasar-dasar keagamaan dan keislaman, hanya sekedar simbol yang tak bermakna apa-apa. Para peserta konferensi ini sangat menekankan, lebih dari sebelumnya, akan penting dan urgennya mengetahui dan mendakwakan prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran murni Islam dan membaca ulang sirah kehidupan dan pandangan Nabi Muhammad saw, nabi penuh rahmat dan kasih sayang yang sudah mulai tersingkir dan termarjinalkan dari umat Islam.
Dua: Dengan alasan bahwa Rasulullah Muhammad saw dan Ahlulbait as merupakan teladan dan panutan suci, dan sebagai mata rantai keyakinan serta pembimbing umat Islam yang tentunya hal ini dijelaskan dalam surah al-Ahzâb ayat 33 yang bunyinya sebagai berikut:
«إِنَّما یُریدُ اللَّهُ لِیُذْهِبَ عَنْکُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیْتِ وَ یُطَهِّرَکُمْ تَطْهیراً»
Artinya, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan menyucikan kamu sesuci-sucinya.”
Maka para peserta konferensi ini mengklaim dan menyatakan bahwa solusi terpenting untuk membahagiakan dan menyelamatkan umat manusia dari berbagai kesesatan pemikiran dan keyakinan adalah dengan menyebarkan serta mensosialisasikan budaya dan maarif (ilmu-ilmu) Ahlulbait as.
Tiga: Islam hakiki yang dibawa Nabi saw adalah Islam al-Qur’an dan Ahlulbait as yang berlandaskan maknawiyah (spiritual), jihad dan kesyahidan, keadilan dan kemuliaan, rasionalitas dan yang membuat umat Islam bangga, anti kezaliman dan aniaya, membela cita-cita Palestina, menentang politik-politik busuk dunia dan mendukung kelompok lemah dan mustadafin. Sedang Islam ala Amerika adalah Islam yang ekstrim, eksklusif dan aristokrasi, Islam yang hanya menampilkan kekerasan, memperkenalkan Islam sebagai agama ngeri dan menakutkan, Islam yang menjadi alat dan kaki tangan para penguasa zalim dunia guna merealisasikan tujuan dan cita-cita buruknya, Islam yang hanya melindungi kepentingan-kepentingan Zionis Israel dan Islam yang mengkhianati cita-cita Palestina. Kami para peserta konferensi disamping mengikuti ajaran murni Islam yang dibawa Nabi saw, menganggap bahwa memerangi Islam ala Amerika dan para pendukungnya dan mendefinisikan kembali Islam sebagai agama cinta, kasih sayang dan keadilan adalah tugas kita, tugas para alim ulama dan intelektual dunia Islam.
Empat: Saat ini “Persatuan Umat Islam” sebagai tugas dan kewajiban penting dan strategis dalam menghadapi berbagai macam ancaman, sedang berada dalam kondisi sangat mengkhawatirkan dan posisinya malah digantikan dengan perpecahan dan pertikaian yang tentunya hal itu lantaran adanya kelalaian dan makar. Penguasa zalim dunia, dengan manajemen yang dikuasai dan dimonopolinya, senantiasa menyerahkan sumber kekuatan dan kekuasaan itu kepada mereka yang siap menjadi budak dan kaki tangan mereka dalam merealisasikan seluruh cita-cita dan kepentingan-kepentingan ilegalnya. Berdasarkan riwayat Nabi saw yang bunyinya sebagai berikut:
«إِنِّی تَارِکٌ فِیکُمُ الثَّقَلَیْنِ کِتَابَ اللَّهِ وَ عِتْرَتِی أَهْلَ بَیْتِی إِنْ تَمَسَّکْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا أَبَداً
Artinya, “Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang amat berharga; Kitab Allah dan Itrah –Ahlul Baitku. Selama berpegang pada keduanya, kalian tak akan tersesat selama–lamanya.”
Para peserta konferensi ini menegaskan dan menekankan berpegang kepada al-Qur’an dan Itrah sebagai dasar dan landasan persatuan di dunia Islam.
Lima: Palestina dan pembebasan Al-Quds al-Syarif dari cengkraman senantiasa termasuk hal paling utama, mendasar, prinsipil dan awal persoalan dunia Islam. Masalah takfiri dan peperangan yang merupakan representasi dari musuh Islam, merupakan diantara faktor-faktor yang telah mengaburkan persoalan Palestina dan cita-citanya serta menjadi penyebab lalainya kaum Muslimin dari luka yang sudah sejak lama berlangsung (masalah Palestina) ini. Para peserta konferensi ini, bertepatan dengan peringatan seratus tahun dari dikeluarkannya pernyataan memalukan “Deklarasi Balfour” yang berujung pada terpilah-pilahnya negara-negara Islam dan mendukung berdirinya negara “Tumor”, Israel, di tengah negara-negara Islam, disamping mengumumkan dukungannya dalam segala dimensi terhadap gerakan muqawama Islam, menegaskan atas pembebasan seluruh wilayah pendudukan Palestina, dari sungai sampai laut dan menolak segala bentuk dan model perdamaian dengan musuh serta meningkatkan kesadaran umat Islam. Para peserta konferensi ini terus menekankan perlawanan terhadap rencana busuk Zionis Israel-Amerika dalam melakukan pencitraan bahwa yang berbahaya itu adalah Iran bukan Zionis Israel, mereka (peserta konferensi) mengumumkan bahwa Republik Islam Iran adalah negara pertama yang menjadi pelindung rakyat, negeri dan cita-cita Palestina dan ia merupakan simbol negara muqawama dan konsisten di kawasan dan juga pembela kaum mustad’afin (kaum lemah).
Enam: Negara penjajah dan rezim zionis Israel yang merupakan sumber segala musibah dan petaka bagi dunia Islam, kalah dan gagal dalam menggolkan tujuan dan cita-cita sebelumnya maka kini mereka sedang bangkit kembali dengan coba mendesain strategi-strategi berbahaya dan dengan memperluas fitnah-fitnah kesukuan, kabilah dan mazhab, hendak memecah negara-negara Islam menjadi negara-negara kecil. Saat ini telah ditumpukan, dibebankan dan diembankan risalah penting ke pundak para pecinta Ahlulbait as dan cendekiawan dunia Islam untuk menggunakan seluruh kemampuan dan fasilitas yang ada dalam mencegah terjadinya pemilah-milahan negara-negara Islam.
Tujuh: Para peserta konferensi selain menegaskan kontinitas kebangkitan Islam dan ucapan selamat atas kemenangan besar kelompok muqawamah di Suriah dan Irak atas kelompok teroris takfiri dan para pendukungnya di kawasan dan di dunia serta berakhirnya khilafah ISIS, juga mengecam pembantaian seluruh rakyat teraniaya yang ada di Yaman, Miyanmar dan bangsa-bangsa lainnya. Mereka (peserta konferensi) menegaskan hendaknya mengambil sikap tegas, berani dan jelas yang dibarengi dengan pendekatan yang sama dan efektif dari berbagai negara Islam dalam rangka melawan serta menentang para penginjak hak-hak kaum Muslimin dan mengembalikan suasana aman, tenang dan stabil.
Delapan: Kini dunia Islam sedang berhadapan dengan bahaya besar adanya kelompok perusak dan tidak punya logika, yaitu kelompok-kelompok teroris takfiri. Mereka dengan menyuarakan secara lantang kalimat “Allahu Akbar” telah mengancam seluruh mazhab Islam dan sedang membuat makar yang luar biasa berbahaya.
Islamphobia, muncul dan lahir dari kebodohan dan kepicikan yang disertai kekerasan dan sikap ekstrim, dan hal ini betul-betul sejalan dengan penguasa zalim dunia, yaitu hendak memerangi Islam.
Para peserta konferensi ini menegaskan bahwa untuk menyelamatkan dunia Islam dari pohon terlaknat ini (kelompok teroris takfiri), maka wajib bagi kalangan alim ulama dan intelektual dunia Islam bangkit melakukan gerakan-gerakan pencerahan dan pencerdasan, baik ilmu maupun budaya, guna menaklukkan kebodohan kelompok-kelompok takfiri dan mencegah terjerumusnya kaum Mukminin dari kalangan muda.
Sembilan: Para peserta seminar ini dengan menegaskan masalah bahwa peradaban baru Islam harus berdasarkan dan dibangun diatas pilar-pilar penting seperti spiritualitas, akal, keamanan, keadilan, kemajuan ilmu dan sistem pemerintahan yang sesuai dengan masa dan kemajuan ekonomi, menyeru dan mengaja seluruh kaum Muslimin untuk maju dan meningkatkan kualitas manusia dan demi kebahagiaan dunia dan akhirat dengan cara mengikuti ajaran murni Islam dan menyegerakan terwujudnya peradaban Islami dengan menghilangkan seluruh penghalang dan rintangan.
Sepuluh: Di era sekarang yang mana umat manusia haus akan kebenaran dan hakikat serta lelah dari kezaliman dan ketidakadilan, sedang berusaha mempersiapkan terwujudnya pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang saleh. Karena seluruh agama dan mazhab meyakini akan datang dan munculnya sang penyelamat dan pembaharu dunia, mereka menganggap bahwa syarat terealisasinya pemerintahan yang adil dan bebas dari kezaliman ada pada penantian yang sejati dan disertai rasa tanggungjawab serta adanya gerakan, karena itu para peserta konferensi mengusulkan adanya usaha dalam segala dimensi dari para pengikut agama-agama dan mazhab-mazhab Islam untuk mempersiapkan syarat-syarat munculnya manusia yang dinantikan itu dan pemerintahannya yang adil, dan melakukan dialog dan sharing pemikiran yang sifatnya membangun. (Sesungguhnya dunia akan diwarisi oleh hamba-hamba yang saleh).
Terakhir, disamping memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang mulia Ayatullah al-Uzhma Imam Khamenei atas manajemen luar biasa beliau dalam membela Islam dan kaum Muslimin dalam segala hal dan dimensi, dan juga ceramahnya yang begitu bijak pada konferensi ini maka sudah seyogyanya kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada bangsa dan pemerintah Iran yang telah bersedia menjadi tuan rumah dan memberikan penyambutan dan pelayanan yang begitu hangat dan juga kami ucapkan terima kasih banyak kepada Lembaga Kebangkitan Islam Internasional (Majma Jahânî Bîdâri-e Islâmî) sebagai penyelenggara konferensi luar biasa ini, dan dengan melihat pesan-pesan komisi-komisi konferensi dan juga sekelompok dari peserta konferensi, kami meminta kepada lembaga ini untuk terus mengadakan konferensi internasional para pecinta Ahlulbait as.
(Shafei-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar