Dalam jumpa pers resmi di sela-sela pertemuan Konggres Pecinta Ahlul Bait as hari ini, Ali Akbar Velayati, penasihat Rahbar dalam urusan internasional, menyinggung keruntahan pesawat tempur F16 Israel baru-baru ini.
Menurut Velayati, keruntuhan pesawat tempur F16 Israel tersebut merupakan titik tolak dalam sejarah perjuangan bangsa Palestina.
“Tentu suatu hal yang pasti bahwa Suriah berhak untuk membela kedaulatan mereka. Untuk itu, jika ada sebuah pesawat tempur melanggar kedaulatan sebuah negara, maka negara ini berhak untuk membela diri dan meruntuhkan pesawat ini,” tukas Velayati.
Pada kelanjutan pernyataan, Velayati menanggapi pernyataan presiden Prancis sehubungan dengan kesepakatan nuklir.
Velayati menegaskan, “Yang pasti, Iran telah menerima dan menandatangani kesepakatan nuklir tersebut sekalipun banyak masalah yang muncul. Iran telah melaksanakan seluruh kesepakatan yang berhubungan langsung dengan Tehran. Untuk itu, Iran tidak akan pernah menerima renovasi dan peninjauan ulang atau syarat apapun yang lain. Kesepakatan nuklir telah disepakati oleh 7 negara secara tertulis, tidak kurang dan juga tidak lebih.”
Ketika menanggapi protes Israel terhadap kehadiran Iran di Suriah, Velayati menandaskan, “Kawasan ini adalah kawasan kami. Kami adalah negara penting di kawasan barat Asia. Di kawasan sendiri, kami berhak menyambut teriakan bangsa yang merupakan sahabat atau berjuang di garis muqawamah.”
Velayati melanjutkan, “Jika kami hadir di Iraq atau Suriah, kami telah diundang secara legal oleh bangsa ini. Prancis atau negara-negara Barat yang lain bukan anggota di barat Asia. Lalu bagaimana mungkin mereka merasa berhak untuk hadir di kawasan ini, sementara kami tidak? Kehadiran mereka ini bertentangan dengan undang-undang yang berlaku di dunia internasional.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar