Sosok Prabowo Subianto berhasil memikat kelompok usia 20-29 tahun untuk mencoblos Ketua Umum Partai Gerindra itu jika pemilihan presiden diadakan saat ini.
Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mendapati bahwa 35,3% pemilih kelompok umur 20-29 tahun akan memberikan suaranya buat Prabowo.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan 31,7% suara yang dipercayakan kepada Jokowi. Sisanya atau 33,1% responden menjawab tidak tahu.
Sebaliknya, Jokowi unggul dalam mendapatkan kepercayaan dari empat kelompok umur yang lain, yakni pemilih pemula di bawah 19 tahun, serta kelompok mapan yang berusia 30-39 tahun, usia 40-49 tahun, serta usia di atas 50 tahun.
Jokowi bahkan paling populer pada segmen usia di atas 50 tahun, sedangkan titik paling lemah Prabowo pada kelompok umur di bawah 19 tahun, yang akan menjadi pemilih pemula dalam Pemilihan Umum 2019 mendatang.
Direktur Eksekutif CSIS Philips J. Vermonte menilai wajar jika Prabowo memenangkan suara kelompok usia 20-29 tahun. Pasalnya, segmen ini paling tidak puas dengan pemerintahan Jokowi yang dinilai kurang berhasil membuka lapangan kerja.
“Mereka ini berpendidikan tapi tidak bekerja. Salah satu kesulitan masyarakat saat ini kan memang terbatasnya lapangan kerja,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Namun demikian, berdasarkan survei CSIS itu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi terus meningkat dari waktu ke waktu, yakni 50,6% pada 2015 menjadi 66,5% pada 2016 dan 68,3% pada survei terakhir periode 23-30 Agustus. Sebaliknya, angka ketidakpuasan terus menurun. (lihat grafik di bawah).
Suara kedua tokoh itu jauh mengungguli nama-nama seperti Basuki Tjahaja Purnama, Susilo Bambang Yudhoyono, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Tri Rismaharini, Gatot Nurmantyo, hingga Agus Harimurti Yudhoyono. Elektabilitas mereka masih berada di bawah 3%.
“Diperkirakan pertarungan pilpres akan kembali mempertemukan Jokowi dan Prabowo,” ujar Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes di tempat yang sama.
Survei itu juga menemukan persepsi masyarakat terhadap kesulitan utama yang saat ini dihadapi yakni tingginya harga sembako dan sulitnya lapangan pekerjaan, yang masing-masing mencakup 27,(% dan 20% responden.
Namun demikian, publik semakin optimistis terhadap kinerja Jokowi dalam kemampuan pembangunan infrastruktur (83%), serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang mencapai 77% (cukup optimis dan sangat optimis).
(Bisnis/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar