Viralnya foto dan video pawai budaya anak TK Kartika V Probolinggo menggunakan baju hitam dan cadar serta membawa replika senjata di media sosial (18/08/2018), menuai respon dari berbagai pihak, termasuk dari PCNU Probolinggo.
Ketika dimintai klarifikasi oleh Polres Probolinggo, pihak sekolah beralasan memanfaatkan properti yang tersedia di sekolah secara gratis. Selain itu, penggunaan kostum juga disesuaikan dengan tema yang diusung oleh TK Kartika V Probolinggo dibawah pimpinan Ibu Hartatik, yakni “bersama perjuangan Rosululloh kita tingkatkan keimanan dan keimanan kepada Allah SWT”.
Menanggapi hal itu, PCNU Probolinggo menilai, penggunaan kostum bercadar dengan membawa replika laras panjang sebagai representasi simbol dari perjuangan Rasulullah dan peningkatan keimanan, merupakan pemahaman kurang tepat tentang dakwah dan perjuangan Nabi.
“Dari fenomena ini, seolah perjuangan Rasulullah hanya berkisar pada ujung pedang dan senjata,” tandasnya, dalam keterangan tertulis yang ditandatangani Rais yakni KH Abdul Aziz Fadlol, Kiai Muhtam (katib), H Samsur (ketua), serta H Moh Ilyas Rolis sebagai sekretaris.
Menurutnya, penting untuk menanamkan pemahaman keagamaan terutama di kalangan pendidik (guru, ustadz) dari semua tingkatan lembaga pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA) di Kota Probolinggo. “Tentang manhaj Dakwah Rasulullah dan Islam rahmah yang nantinya ditransformasikan bagi seluruh peserta didik sebagai generasi penerus NKRI,” lanjutnya.
PCNU Probolinggo juga mengapresiasi pihak Pemerintah Kota Probolinggo melalui Kepala Dinas Pendidikan, Kapolresta Probolinggo serta Dandim 0820/Probolinggo yang dengan cepat melakukan koordinasi setelah mendapat laporan dari elemen pengurus Ansor, Jaringan Gus Dur ian, IPNU dan GMNI.
(Duta-Islam/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar