Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Pidato Imam Khamenei 23/11/2017: Cinta Ahlulbait Nabi as Sebagai Poros Persatuan Islam

Pidato Imam Khamenei 23/11/2017: Cinta Ahlulbait Nabi as Sebagai Poros Persatuan Islam

Written By Unknown on Minggu, 10 Desember 2017 | Desember 10, 2017


Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Muhammad dan keluarga sucinya, para sahabat pilihannya dan para pengikutnya hingga hari Kiamat.

Salam alaikum saudara-saudara (hadirin dan hadirat). Selamat datang. Saya mengucapkan selamat datang dari hati terdalam saya. Anda semua saat ini berada di rumah sendiri dan di tengah saudara-saudara Anda sendiri. Kami menganggap Anda sebagai saudara, dan demi Allah kami telah menunjukkannya dengan perasaan penuh persaudaraan.

Tema konferensi kali ini, mencintai Ahlulbait as, merupakan tema yang sangat penting. Mencintai Ahlulbait bukanlah milik kelompok tertentu saja dalam Islam. Seluruh Muslim mencintai keluarga Nabi yang suci. Seluruh Muslim menjunjung keluarga Nabi suci. Hanya ada segelintir kecil saja yang disebut sebagai nawasib dalam sejarah yang secara politis (tidak mencintai mereka). Namun demikian, mayoritas Muslim adalah pencinta Ahlulbait dari dulu hingga kini.

Hal ini adalah pelajaran bagi kita semua, bahwa fakta menunjukkan, dengan mencintai Ahlulbait Nabi (saw) kita dapat menjadikannya sebagai titik temu di antara kaum muslimin. Cinta ini menjadi poros utama persatuan dan solidaritas umat Islam. Sebagaimana eksistensi Nabi Muhammad dalam Islam, Al-Quran dan Ka’bah sebagai poros persatuan umat Islam, maka cinta kepada Ahlulbait juga dapat menjadi poros persatuan umat Islam dan mempererat hati antar umat Islam.

Saya sampaikan kepada saudara-saudari sekalian, bahwa dunia Islam kini sangat membutuhkan persatuan dan solidaritas ini. Kini, tubuh umat Islam sedang terluka. Sekarang ini, musuh-musuh Islam tengah merancang untuk melemahkan umat Islam dengan merekayasa perang dan memecah belah antar kaum Muslimin. Mereka tengah merancang untuk menyibukkan antar sesama umat Islam dan seraya membiarkan musuh sejati umat Islam tenteram.

Di Asia Barat, rezim penjajah zionis aman. Namun (disayangkan) umat Islam saling memangsa satu sama lain. Inilah kenyataan yang terjadi pada hari ini. Semua ini adalah proyek musuh-musuh Islam; agenda besar AS, Zionisme internasional dan pendukungnya di kawasan.

Nahasnya, kita harus menerima bahwa di dalam umat Islam dan pemerintahan Islam, ada saja orang-orang yang melakukan hal-hal yang diinginkan AS dan Zionis. Mereka menggelontorkan sumber dana, menyiapkan jalan dan menyediakan aneka sarana. Untuk apa? Untuk melukai tubuh umat Islam. Dalam kondisi demikian, persatuan umat Islam menjadi tugas yang sangat penting. Kita harus bergandeng tangan bersama-sama.

Mencintai Ahlulbait memiliki sumber Qurani dan hadis. Ini bukan ide baru. Sebuah hadis (mutawatir) yang diterima semua pihak dalam Islam yang disebut sebagai Hadis Tsaqalain, menyatakan, “Aku tinggalkan bagi kalian dua hal berharga, salah satunya adalah Kitab Allah dan lainnya adalah Ahlulbaitku. Keduanya tidak akan berpisah satu sama lain hingga bertemu denganku di telaga Kautsar di surga.”

Meskipun hadis ini mengajarkan kita untuk mengikuti Ahlulbait Nabi (saw), mengikuti seseorang tanpa mencintainya menjadi tak bermakna. Oleh karena itu, mencintai Ahlulbait dapat dipahami dari hadis tersebut. Kitab suci Al-Quran menyatakan:

إِنَّما يُريدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَ يُطَهِّرَكُمْ تَطْهيراً

“Sesungguhnya Allah ingin menghilangkan dosa dari kalian Ahlulbait dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.” (QS al-Ahzab 33)

Kesucian yang ada pada Ahlulbait lantaran kehendak Allah Yang Mahaagung, adalah syarat bagi kaum muslimin mencintai dan mengagumi mereka. Dengan demikian, ini merupakan sarana persatuan umat Islam.

Adalah kepentingan musuh-musuh Islam untuk menciptakan perang di dalam dunia Islam dan mereka telah gagal melakukannya. Kita telah berdiri tegak melawan rencana musuh ini dan kita akan terus melakukannya. Saya katakan kepada Anda bahwa: Kami yakin berkat kehendak dan izin Allah, kita akan meraih kemenangan atas musuh-musuh kita dalam perang ini.

Saat ini, isu Palestina adalah isu utama di dunia Islam. Siapa pun yang memiliki pemahaman benar tentang isu Palestina, akan menyadari bahwa isu Palestina adalah isu utama di dunia Islam. Kunci utama untuk mengalahkan musuh-musuh Islam adalah isu Palestina. Isu terpenting dalam dunia Islam saat ini adalah isu Palestina. Mengapa demikian? Karena Palestina adalah negeri Islam. Mereka telah datang dan menjajah negeri ini. Mereka telah merampasnya dari Palestina. Isu ini bukan saja penjajahan sebuah dusun atau kota. Musuh telah menjajah sebuah negeri dan menggunakannya sebagai basis untuk membahayakan keamanan negara-negara di sekitarnya. Seseorang harus melawan tumor ganas ini.

Perhatikan! Di sana seorang mufti memfatwakan haram melawan Zionisme dan melarang membantu kelompok yang melawan Zionisme. Ini merupakan sebuah bencana dengan menyaksikan sekelompok orang di dunia Islam berakting melawan kepentingan Islam dan menjalin hubungan baik dengan musuh-musuh. Jelas ini bertentangan dengan ayat Alqur’an:

وَ الَّذينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَماءُ بَيْنَهُمْ

“Dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka…” (QS. 48: 29).

Orang-orang ini justru bersikap keras terhadap sesama Muslim, namun berlemah lembut terhadap orang-orang kafir. Mereka berlaku baik terhadap mereka, namun perhatikan yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin. Contohnya, mereka menciptakan perselisihan dan menanam pohon setan ISIS dan yang serupa dengan ISIS di Irak, Suriah dan tempat-tempat lain.

Tentu saja, pohon ini telah porak poranda di Irak dan Suriah, namun tidak dapat dipastikan. Boleh jadi, mereka menanamnya di tempat lain. AS tidak akan berhenti menunjukkan permusuhannya terhadap Islam. Kita harus sadar. Kita harus waspada. Kita harus tetap siaga. Kita tidak boleh lengah!

Amirul mu`minin Ali (as) di dalam Nahjul Balaghah berkata: “Demi Allah, aku tidak akan menjadi hina yang pura-pura tidur di saat suara lemparan batu terus terjadi.” (Khutbah no: 6)

Kita tidak boleh seperti itu. Kita tidak boleh terlelap. Kita tidak boleh sembrono. Kita tidak boleh lengah dari tipuan musuh. Kita harus bangkit.

Tentu saja ada syarat-syarat tertentu untuk kesadaran ini yang salah satunya adalah rasa persaudaraan di antara satu sama lain. Sikap ini mensyaratkan agar kita melawan pihak manapun yang secara terang-terangan memusuhi dunia Islam dan membantu musuh. Anda harus menjadi penyampai pesan agar setiap orang memiliki semangat ini. Anda harus menjaga kesiagaan setiap muslim atas peperangan ini. Peperangan tidak selalu berarti perang militer. Anda harus membiasakan pemikiran ini di telinga pendengar Anda atas kenyataan yang terjadi di dunia Islam saat ini.

Kita tidak boleh mengabaikan tanggung jawab ini. Kita tidak boleh melepaskan tanggung jawab ini dan yakinlah bahwa Allah Yang Mahaagung akan membantu kita menyelesaikan tugas ini. Sebuah ayat Qur’an menyitir, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka karena rasa kasih sayang.” Bertentangan dengan ayat ini, sekelompok orang justru bersahabat dengan musuh-musuh umat Islam dan Allah dan mereka menawarkan kasih sayang. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang sesungguhnya di dalam komunitas Islam.

Syukurlah dunia Islam kini telah sadar. Kita sebagai muslimin adalah realitas yang agung di negara-negara Islam. Kita merupakan realitas yang telah meluluhlantakkan arogansi dan kekafiran. Saat ini, dunia Islam dengan gagah melawan kekafiran dan arogansi dan menuntut ide-ide mereka. Segala puji bagi Allah, Iran menjadi pemerintahan yang membawa nama Islam dan menjadi suatu kebanggaan.

Kami tentunya belum menggapai cita-cita untuk mewujudkan kepemimpinan Islam. Kami telah berada di tengah perjalanan, namun tujuan kami adalah mencapai tujuan-tujuan Islami dan menyempurnakan pemerintahan syariah Islam. Inilah tujuan kami dan dengan izin Allah, kita akan menggapai tujuan ini. Ini juga merupakan sarana mengalahkan musuh-musuh Islam. Saat ini, realitas ini yang terjadi di sini.

Saudara-saudari sekalian, saat ini telah mendekati usia 40 tahun pembentukan republik Islam. Sejak hari pertama hingga kini, AS telah menunjukkan permusuhannya terhadap kami. Garis depan kekafiran, arogansi dan Zionisme telah menunjukkan permusuhannya kepada kami. Mereka telah membuat rencana buruk dan menempuh berbagai cara; mereka menjatuhkan sanksi, mereka meluncurkan serangan militer, dan berbagai hal. Namun demikian, kami tetap eksis selama hampir 40 tahun. Saat ini, dengan izin Allah, pencapaian Republik Islam tidak seperti 30-35 tahun lalu. Mereka senantiasa ingin menghancurkan kami. Meski demikian, Allah Yang Mahaagung telah menguatkan kami. Dia telah memberikan kekuatan-Nya kepada kami. Dia telah membuat kami lebih kuat dari yang kami bayangkan. Saat ini, Republik Islam alhamdulillah telah mencapai puncak kekuatannya.

Kami menyatakan secara terus terang dan konsisten dengan pernyataan itu. Ketika tiba saat berperang dengan kaum kafir dan arogan, kami menawarkan bantuan di setiap tempat yang membutuhkannya. Kami terus terang mengatakannya tanpa sungkan dalam menghadapi kaum kafir dan arogan. Kami tidak sungkan terhadap siapa pun dan menyatakan sikap kami secara terus terang. Saat ini, demikianlah realitas dunia Islam.

Kami berharap dengan izin Allah, hari Palestina dikembalikan kepada bangsa Palestina akan tiba. Hari mereka menjadi tuan rumah di atas rumah mereka sendiri akan tiba. Hari pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka sendiri akan tiba. Hari tersebut kelak menjadi hari raya bagi dunia Islam. Pada hari itu, kaum arogan akan menghadapi peperangan yang sesungguhnya sehingga melumpuhkan punggung mereka. Kami sedang berusaha dan bekerja untuk tujuan tersebut. Insya Allah, hari tersebut segera tiba.

Sekali lagi, saya menyambut saudara-saudari sekalian. Saya titipkan Anda semua kepada Allah dan berharap konferensi ini penuh keberkahan, insya Allah.

Wassalamu ‘alaikum


Konferensi Pencinta Ahlulbait dan Masalah Takfirism, Tehran, 22-23 November 2017


Sumber:

http://arabic.khamenei.ir/news/2412

http://english.khamenei.ir/news/5300/A-day-will-come-when-Palestine-is-given-back-to-Palestinians

(Safinah-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: