Mahmud Abbas ketua otoritas Palestina menegaskan pada saat berpidato di sidang darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, bahwa seluruh dunia akan bangkit bersatu untuk melawan keputusan Donald Trump tentang Yerusalem.
“Seluruh dunia akan bangkit melawan keputusan Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel ini,” tukas Abu Mazin.
“Yerusalem untuk selama-lamanya tetap akan menjadi ibu kota Palestina. Keputusan Trump ini adalah sebuah kejahatan besar dan pelanggaran terhadap undang-undang internasional,” lanjut Mahmud Abbas.
Menurut pernyataan Mahmud Abbas, kelompok-kelompok radikal akan memanfaatkan keputusan Trump ini untuk mengganti bentrokan politik menjadi bentrokan berbau agama.
“Setelah hari ini, Amerika sudah tidak memiliki peran lagi dalam proses politik, karena rezim ini membela rezim Zionis mati-matian. Tanpa pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, perdamaian tidak akan terwujud,” ujar Mahmud Abbas.
Mahmud Abbas menegaskan, “Bangsa Palestina akan menarik diri dari keanggotaan lembaga-lembaga internasional lantaran keputusan Donald Trump tersebut.”
Abu Mazin meminta supaya dikeluarkan sebuah resolusi tegas dari Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan Donald Trump itu.
“Gedung Putih selalu melawan kami dalam segala hal. Konggres Amerika menilai kami sebagai teroris. Kami bukan teroris. Merekalah yang telah menciptakan banyak teroris di dunia,” tandas Mahmud Abbas.
Abu Mazin menandaskan kembali, “Selama ini kami selalu memegang teguh setiap kesepakatan yang ditandantangani oleh para presiden Amerika. Akan tetapi, keputusan Trump ini sudah melampaui garis merah dan ilegal. Keputusan ini telah mendorong kami untuk tidak memegang teguh kesepakatan secara sepihak.”
(Al-Yawm-Al-Sabi’/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar