Para penanggung media sosial Twitter mengambil keputusan untuk menutup akun-akun yang beraktifitas menyebarkan kebencian terhadap Islam.
Twitter telah menutup akun Jayda Fransen, wakil ketua partai sayap kanan radikal Britain First. Ia pernah mengunggah video-video anti Islam yang telah menimbulkan keresahan, dan video-video ini juga pernah diunggah ulang oleh Donald Trump, Presiden Amerika Serikat.
Selain akun Fransen, Twitter juga telah menutup beberapa akun lain dari anggota partai sayap kanan dengan alasan kebijakan baru media sosial ini tentang “ujaran kebencian”.
Selain Britain First, akun Jared Tailor seorang nasionalis kulit putih Amerika Serikat dan pemimpin situs rasis Renaisance Amerika serta partai Nazi Amerika juga terancam akan ditutup oleh Twitter dengan alasan yang sama.
Selama ini, Twitter sudah sering menerima protes lantaran tidak mampu menanggulangi aksi-aksi “ujaran kebencian” yang dilancarkan oleh kelompok dan oknum-oknum tertentu. Pada beberapa bulan terakhir, media sosial yang memiliki jutaan penggemar ini berjanji akan berusaha keras untuk melawan fenomena tersebut.
Pada bulan November lalu, Jayda Fransen mengunggah tiga buah video anti Islam. Ketiga video ini juga diunggah ulang oleh akun Donald Trump. Pengunggahan video ini akhirnya menuai kecaman internasional dan dunia. Theresa May juga terakhir ikut melancarkan kecaman.
Penutupan akun berarti seluruh tweet yang selama diunggah oleh akun ini akan terhapus dan profilenya pun tidak bisa dilacak. Unggah ulang yang dilakukan oleh akun lain juga akan nonaktif.
Baca: https://www.express.co.uk/news/uk/894319/twitter-britain-first-jayda-fransen-social-media-hate-speech-crackdown
(Daily-Telegraph/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar