"Amerika harus belajar dengan baik bahwa perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," kata Presiden Rouhani dalam serangkaian komentar tajam yang ditujukan ke AS.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan Presiden AS Donald Trump untuk berhati-hati setelah ia mengancam Republik Islam dengan kesulitan luar biasa di sebuah Tweetnya.
"Dunia sudah mendengar hal yang lebih keras lagi beberapa bulan yang lalu. Dan warga Iran telah mendengarnya — selama 40 tahun. Kami sudah ada selama ribuan tahun dan melihat jatuhnya kekaisaran, termasuk kekaisaran kami sendiri, yang berlangsung lama. lebih dari kehidupan beberapa negara. Berhati-hatilah!, "Ungkap Zarif pada laman Tweeternya pada hari Senin.
Pada hari Minggu, Trump mengancam Iran dengan bencana dan Kesulitan "yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah."
"JANGAN PERNAH, MENGANCAM AMERIKA SERIKAT LAGI ATAU ANDA AKAN MENDERITA KONSEKUENSINYA," tulis Trump. "KAMI TIDAK BERDIAM DIRI UNTUK ANCAMAN KEKERASAN DAN KEMATIAN ANDA. BERHATI-HATILAH!"
Sebelumnya pada hari Minggu, Presiden Hassan Rouhani dari Iran mengatakan Amerika Serikat harus tahu bahwa perdamaian dengan Iran akan menjadi ibu dari semua kedamaian sementara perang dengan negara itu akan menjadi ibu dari semua perang.
"Amerika harus belajar dengan baik bahwa perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian dan perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang," kata Presiden Rouhani dalam serangkaian komentar tajam yang ditujukan ke AS.
Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, AS telah mengambil pendekatan yang semakin bermusuhan terhadap Iran.
Pada tanggal 8 Mei, Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir multilateral 2015 dengan Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).
Penarikan tidak hanya mencakup pengenaan kembali sanksi terhadap Iran, tetapi juga sanksi yang disebut sanksi sekunder terhadap negara-negara ketiga. Beberapa dari sanksi tersebut akan berlaku setelah periode angin 90-hari yang berakhir pada tanggal 6 Agustus, dan sisanya setelah periode 180 hari yang berakhir pada tanggal 4 November.
Baru-baru ini, Gedung Putih telah mengumumkan bahwa mereka berusaha untuk membawa penjualan minyak Iran turun ke "nol."
Para pejabat Iran mengatakan langkah-langkah AS sama dengan "perang ekonomi" di Iran.
Pada hari Sabtu, Zarif mengatakan Republik Islam telah berhasil menggagalkan plot Iranophobia yang ditetas oleh Israel dan AS melalui pedoman Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar