Kantor pendidikan di kawasan muslim di barat Cina melarang anak-anak kecil muslim untuk berpartisipasi dalam acara-acara religi.
Menurut laporan IQNA dilansir dari Reuters, para pengurus sekolah pendidikan kawasan Linxia, di propinsi Gansu, yang menjadi tempat tinggal mayoritas muslim etnis Hui, dalam rangka control ketat pendidikan agama, melarang pelajar muslim untuk hadir dalam acara-acara religi.
Para pengurus Linxia demikian juga mengumumkan bahwa para pelajar muslim tidak dapat membaca Alquran dan kitab-kitab Islam lainnya di kelas dan markas-markas religi, dan semua pelajar dan pengajar harus mengambil peringatan ini secara serius dan berupaya mengindahkan ideologi-ideologi politik.
Upaya Reuters untuk menghubungi para pengurus kantor pendidkan Linxia sampai sekarang belum membuahkan hasil dikarenakan tidak ada jawaban dari para pengurus.
Shi Wuyi, Profesor Marxis sebuah akademisi pemerintah ilmu sosial dan kritik terhadap kehadiran Islam di China, mengapresiasi kinerja para pejabat Linxia ini.
Dengan pengumuman ini, kawasan Linxia telah mengambil sebuah langkah efektif dalam rangka pemisahan agama dan pendidikan.
Peraturan-peraturan baru terkait urusan agama dipublikasikan pada Oktober tahun lalu dan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemantauan pendidikan agama dalam beberapa bulan mendatang.
Para pejabat Xinjiang, tempat tinggal minoritas muslim Uighur juga sebelumnya melarang anak-anak untuk berpartisipasi dalam acara-acara religi.
(Reuters/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar