Bismillah ar-rahmaan ar-rahiim.
Allahumma solliy ‘alaa Muhammad wa aaali Muhammad.
(Tuhan), daku berbisik kepada-Mu,
Duhai Yang Ada di Segala Tempat,
Agar Engkau mendengar panggilanku,
Sebab sungguh telah besar sekali dosaku,
Dan sedikit sekali rasa malu ini.
Maulaya.. Yaa Maulaaya. (Tuan/Pemimpin-ku, Duhai Tuanku).
Apa lagi yang harus aku ingat, dan apa lagi yang daku telah lupa (menyampaikannya);
Hingga nanti saat datang kematian (barulah ia ‘cukup’, habis, tiada lagi kesempatan).
Tapi, (masalahnya justru) bagaimana setelah kematian (yang lebih buruk dan lebih menyeramkan)…
Tuanku.. Wahai Tuanku (Maulaya)
Hingga kapan, dan sampai kapankah, daku akan berkata, aku ini yang salah, lagi dan lagi, terus menerus, lalu apakah Engkau tak akan menemukan kebenaran dalam diriku?
Aku mohon bantuan, aku minta pertolongan-Mu, Duhai Allah…
Dengan-Mu saja, Ya Allah —
Bika Ya Allah (3x)
(Daku mohon bantuan/berlindung) dari hawa (nafsu) kami,
Dari musuh-musuh (setan dan iblis) yang menaklukkanku; Dari dunia yang telah menghiasi (menipu) diriku; Dan dari nafsu (amarah) yang selalu mendorong kepada keburukan, kecuali yang dirahmati Rabb-ku.
Maulaayaa, Duhai Tuanku.
Jika Engkau telah merahmati (orang) yang seperti daku, maka rahmatilah daku.
Dan jika Engkau telah mengabulkan (orang) yang seperti aku, maka kabulkanlah (doa)-ku…
Wahai (Tuhan) Yang Tiada henti Kebaikan-Nya (selalu) aku rasakan…
Wahai Yang Melimpahkan nikmat-Nya pada kami di waktu pagi (subuh) dan sore…
Sayangi (rahmati) daku di saat datang kepada-Mu, sendirian, tanpa seorang pun pendamping.
(Ketika) tatapanku hanya pada-Mu, menggantungkan tindakan-tindakan (amal) pada leherku.
Pada saat semua makhluk menjauh dariku…
Ya, benar. Bahkan juga ayah dan ibuku (menjauh dariku),
Dan juga (menjauh dariku) semua (orang-orang) yang pernah berurusan denganku…
Jika Engkau tidak menyayangi daku, maka siapa lagi (yang bisa) menyayangi (merahmati)-ku?
Siapa yang akan memberikan ketenangan padaku saat sendirian di dalam kubur? Siapa yang akan membiarkanku bicara, ketika aku sendirian dengan amal-amalku?
Dan lalu Engkau bertanya padaku (soal-soal) yang Engkau lebih tahu (jawabannya) ketimbang diriku…
Lalu jika aku katakan, ‘ya benar’ (mengakui dosa-dosaku), maka kemanakah aku bisa lari dari keadilan-Mu?
Tapi jika aku katakan ‘tidak’ melakukan (dosa-dosa itu), maka Engkau akan mengatakan, ‘bukankah aku telah bersaksi tentang diriMu’?
Maka, hanya maaf-Mu saja..
Maaf-Mu.
Maaf-Mu.
Sebelum (jangan sampai daku) mengenakan pakaian neraka,
Sebelum (agar aku tidak sampai dimaksukkan ke dalam) Jahannam dan api neraka.
Maaf-Mu, maaf-Mu…
Yaa Maulaya. Wahai Tuanku.
Sebelum tanganku terbelenggu ke belakang tengkuk…
Yaa Arhamar- raahimiin — wahai Yang Paling Pengasih dari seluruh pengasih,
Dan Sebaik-baik Pengampun.
Wa-sollillahumma ‘alaa Muhammad wa aalihi at-taahiriin
(Sembrani/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar