Acara silaturrahmi dalam rangka klarfikasi atau tabayyun dan permintaan maaf atas penyalahgunaan di media sosial yang di lakukan oleh Ferry Anugrah dan Ahmad Asraf terhadap KH Said Aqil Siraj yang dihelat pada 02 Januari malam pukul 21.00 WIB di kantor PC NU Kabupaten Kayong Utara berjalan dengan lancar dan penuh hikmah.
Acara yang difasilitasi oleh pihak PC NU Kayong Utara tersebut, dihadiri pula oleh Kapolres Kayong Utara (AKBP, Arief Kurnawan, S.IK) beserta jajaran, Ketua MUI (Ujel Damsiki S. Ag), Ketua Badan otonom NU Kayong Utara, para Kiai sepuh dan Habaib serta tokoh masyarakat dan pemuda.
Kiai Nazril Hijar, sebagai ketua PC NU kayong Utara memimpin langsung jalannya acara, mengawali dengan memberikan pemaparan kronologi kejadian serta penjelasan terhadap kasus yang terjadi.
Dalam kesempatan tersebut, Ferry Anugrah mengklarfikasi pernyataanya di akun facebook yang ia komentari dipostingan akun Baharudin yang mengunggah potongan video KH Said Aqil Siraj pada 11 November 2017 lalu. Dalam hal tersebut ia mengaku menyesal telah khilaf dan tanpa sadar menuliskan komentar yang tidak sopan tersebut.
Begitu juga dengan Ahmad al Asraf juga sangat menyesal atas reaksi spontanitas yang telah berujar tidak sopan pada KH Said Aqil Siraj pada postingan Gus Ibnu Arrahbiny.
Para Kiai sepuh yang hadir juga diberi kesempatan untuk memberikan nasehat, di antaranya KH Samadikun, yang mengungkapkan jika hal seperti ini sudah lumrah karena ketidaktahuan saja. “Jadi sudahlah yang sudah terjadi tidak masalah, mari kita buat pelajaran sama sama jangan sampai terulang kembali,” ungkap KH Samadikun.
Dengan rendah hati KH. Samadikun juga meminta maaf jika umat banyak yang salah paham karena belum memahami yang sungguhnya, ia mencontohkan KH Said Agil Siraj dalam postingan video yang menyatakan ada cabang NU kristen, adalah bagian dari guyonan semata.
”Sebab kebiasaan kiai kiai NU dalam mencairkan suasana biasa dengan guyonan, jadi bukan bermaksud seirus ada pengurus NU cabang kristen. Ya kalau memang ada, mana buktinya,?. sampai sekarang juga tidak ada strukturnya, yang ada ya NU mbah hasyim As`ari, saya kenal betul dengan beliau karena pada periode sebelumya saya masuk pengurus di PBNU,“ tegasnya.
Begitu juga KH Masrai, sangat menyayangkan hal ini terjadi, apalagi yang diukur adalah ulama yang bukan kelas umat untuk menilai. “saya dulu adalah santri, jadi seandainya ada kiai saya misalnya ada yang tidak pas, ya saya wajib diam, karena ukuran saya adalah santri yang hanya bisa sami’na waathana, karena inilah adab kita sebagai warga NU,” jelas Kiai Masrai dengan lembut .
KH Suparno Ikut juga berkomentar bahwa ulama adalah pewaris nabi dan jangan sampai untuk di rendahkan. “Kalau ada yang tidak paham dengan ijtihadnya ulama, tolonglah tabayyun jangan sampai membuat pernyataan yang kita tidak paham, saya secara pribadi bersama pengurus PC NU memaafkan apa yang telah terjadi,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Kayong Utara juga menghimbau agar bijaksana dalam menggunakan Medsos, jangan sampai terjadi salah paham sehingga menimbulkan gesekan dan hal hal negatif. Ia juga mengapresiasi acara mediasi serta klarfikasi yang dilakukan PC NU dengan teduh tanpa masalah yang serius. “Semoga kita semua bisa bijaksana dalam bermedosos dan dapat mengambil hikmah dari pelajaran ini,” katanya.
Acara di lanjutkan dengan penanda tanganan surat pernyataan dan pernyataan terbuka oleh Ferry dan Ahmad al Asraf didampingi oleh para pengurus dan pihak kepolisian.
Setelah pernyataan, KH Nazril Hijar sebagai ketua Tanfidhyah menyatakan dengan penandatangan tersebut, maka secara otomatis kami memaafkan. “Tapi jujur secara pribadi saya sebelum acara ini dilaksanakan juga sudah memaafkan, ya anggap saja hari ini silaturahmi supaya kita lebih saling kenal,” paparnya.
Verry Lim sebagai pegiat media sosial ikut memberikan komentar pula mengenai acara ini bahwa hal seperti ini jangan sampai terulang lagi, dan bukan hanya di Kayong Utara tapi di tempat lain jangan sampai ada provokasi yang membuat umat resah. ”Kalau tidak paham jangan sampai sok paham, ayo tabayyun langsung kita dialog dengan bil ma`ruf,” kata Verry.
Miftahul Huda menambahkan, bahwa acara ini diadakan dengan mengutamakan jalinan silaturahmi dan atas kesadaran kedua sahabat yang sempat khilaf. “Yang terjadi mari lupakan yang belum mari kita tapaki dengan baik, masih banyak hal bermanfaat yang bisakita lakukan, Indonesia masih butuh kita tangan tangan teduh untuk dapat menyebarkan informasi yang baik,” jelasnya.
Acara di akhiri dengan lantunan sholawat dan salam salaman dengan hangat antara semua yang hadir Tidak ada lagi masalah semua saling memaafkan dan memberi maaf.
(Duta-Islam/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar