Super blood moon
Fenomena Supermoon memang fenomena yang akan selalu terjadi. Hal ini dikarenakan orbit bulan dalam mengelilingi Bumi tidak sepenuhnya bulat. Bahkan berbentuk lonjong. Jadi Bulan akan selalu mencapai titik terdekat dengan Bumi (perigee), dan juga titik terjauh dari Bumi (apogee).
Namun apa itu super blue blood moon? Penjelasan sederhananya, ini adalah fenomena di mana supermoon, blue moon, serta blood moon terjadi secara bersamaan.
Mari kita bedah satu-satu. Supermoon adalah fenomena di mana bulan berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi. Hal ini membuat ukuran bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari biasanya.
Ketika pada jarak terdekat dengan Bumi, perbedaan jarak Bulan ketika berada di titik terjauh bisa mencapai 50 ribu kilometer. Hal ini membuat pada supermoon, bulan akan nampak jauh lebih besar dan lebih terang. Di kondisi supermoon, jarak Bulan dengan permukaan Bumi hanya 348.400 kilometer saja. Itulah mengapa bulan terlihat lebih besar dan terang.
Sedangkan blue moon, adalah bulan purnama yang terjadi dua kali dalam satu bulan. Hal ini merujuk pada fakta bahwa Januari ini, terdapat dua kali purnama: pada 1 atau 2 Januari silam, serta 31 Januari mendatang.
Gerhana pada 31 Januari nanti ini juga merupakan fenomena blood moon, di mana hal ini nanti akan nampak secara visual. Hal ini dikarenakan warna bulan akan jadi kemerahan.
Penjelasan dari blood moon ini cukup sederhana. Setiap gerhana bulan terjadi karena Bulan masuk ke bayangan gelap Bumi yang disebut umbra. Di peristiwa blood moon ini, bulan berada di tengah-tengah umbra, atau bayangan gelap Bumi. Warnanya menjadi merah karena fenomena bernama Rayleigh scattering, di mana pancaran sinar matahari yang menembus atmosfer Bumi yang merupakan efek serupa pada merahnya matahari terbenam.
Jadi, tak cuma di bulan Januari ini kita beruntung dapat menikmati purnama sebanyak dua kali, kita mendapat purnama yang 4 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang, dan warnanya kemerahan. Gabungan tiga fenomena inilah yang membuatnya langka.
Gerhana bulan ini bisa dinikmati di banyak sekali bagian Bumi, termasuk Indonesia. Hanya Amerika Selatan dan Afrika saja yang tak dapat menikmatinya.
Proses gerhana bulan terjadi dalam tahapan berupa gerhana parsial, gerhana total yang merupakan puncaknya, lalu kembali ke gerhana parsial. Semua proses ini akan selesai dala waktu 4 jam, dimulai dari pukul 18.48 WIB. Jika ingin menikmati puncaknya, Anda bisa melihat gerhana ini pada pukul 20.30 WIB. (ft/iptek/es)
(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar