Iran mulai melakukan pengayaan uraniumnya untuk pembangkit nuklir di Fordow dan akan memasang perlengkapan baru di fasilitas nuklirnya di Natanz, jika negara itu menarik diri dari perjanjian nuklir yang disepakati pada tahun 2015.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi mengatakan itu dalam wawancara dengan Klub Jurnalis Muda yang diterbitkan pada hari Rabu, 13 Juni 2018, seperti dilaporkan Reuters.
Menurut Kamalvandi, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan dimulainya pekerjaan program nuklir tersebut. Namun, Kamalvandi tidak secara rinci menjelaskan peralatan baru yang dipasang di Natanz.
"Baru-baru ini Pemimpin Tertinggi telah memerintahkan untuk melaksanakan program dalam hitungan parameter dari kesepakatan nuklir," kata Kamalvandi.
Ketua Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, pekan lalu mengumumkan bahwa Iran telah mulai bekerja di fasilitas nuklir di Natanz.
Iran memiliki dua area yang luas untuk pengayaan uranium yakni di Natanz dan Fordow. Jika area Natanz berada di bawah tanah, maka Fordow berada di dalam pegunungan. Lokasi ini dibuat demikian untuk melindungi keduanya dari serangan bersenjata.
Kamalvandi menuding Amerika Serikat dan negara-negara Barat menerapkan standar ganda dengan satu sisi menentang program nuklir Iran untuk tujuan damai, bersamaan itu menerima program persenjataan musuh Iran, yakni Israel.
"Barat tidak mengkritisi rezim Zionis dan malah membantu mereka. Tanpa bantuan Barat dan Amerika rezim ini tidak akan pernah mendapatkan senjata nuklir," kata Kamalvandi.
Israel diyakini sebagai satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, namun Israel tidak pernah membenarkannya atau membantahnya.
Perjanjian kesepakatan program nuklir Iran pada 2015 menjadi tidak jelas setelah Amerika Serikat menarik diri dari kesepakatan itu. Negara-negara lain yang menandatangani kesepakatan, yakni Rusia, Cina, Jermna, Inggris, dan Prancis berusaha menyelamatkan kesepakatan yang dibuat dengan Iran.
Kesepakatan itu dibuat untuk meminta Iran menghentikan program nuklirnya dan sebagai balasan, sanksi ekonomi yang diberlakukan selama ini akan dicabut.
(Reuters/Tempo/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar