Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Poros Mekah dan Beijing Dinilai Upaya Memancing Konflik

Poros Mekah dan Beijing Dinilai Upaya Memancing Konflik

Written By Unknown on Sabtu, 07 Juli 2018 | Juli 07, 2018


Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sekretariat Bersama Indonesia Muhammad Idrus mewacanakan dikotomi Poros Mekah dan Poros Beijing dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Hal itu, disebutkan Idrus merupakan perbincangan antara dirinya dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) yang sudah lebih dari setahun 'terasingkan' dari Indonesia. Idrus mengaku bertemu Rizieq di Mekah, Arab Saudi, pada 16 Juni 2018 atau 2 Syawal 1439 Hijriah.

Poros Mekah yang dimaksudkan Idrus adalah poros keumatan yang dihuni Gerindra, PKS, dan PAN. Sementara poros Beijing dikaitkan ke pemerintah dan partai pendukungnya yang dianggap dekat dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan proyek besarnya, One Belt One Road (OBOR).

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Wawan Masudi berpendapat dikotomi Poros Mekah dan Poros Beijing merupakan usaha pihak tertentu memicu permasalahan jelang Pilpres 2019.

"Melihat seperti itu memang ada upaya-upaya membangun konflik terbuka antara satu dengan yang lain. Sangat buruk bagi masa depan politik Indonesia," ujar Wawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (17/6).

Wawan menilai pandangan Idrus merupakan ilusi karena tidak berfondasi jelas, kuat, dan berhubungan dengan pesta demokrasi tahun depan.

"Ilusi yang dibuat untuk kontroversi saja. Itu sangat buruk bagi politik. Silakan berkompetisi tanpa membuat diskursus yang tidak punya relevansi," ucapnya.

Ia pun menilai upaya membagi-bagi calon pasangan pemimpin serta pendukungnya dalam dua kelompok yang tak berfondasi turut dinilai sebagai eksploitasi politik identitas. Hal itu, sambungnya, diyakini sebagai tanda kemunduran dalam berdemokrasi.

"Ini percobaan mengeksploitasi politik identitas. Dalam konteks ini jelas identitas berbasis agama paling mudah karena bersifat emosional dan orang mudah menarik batas saya A atau B," kata Wawan.

Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat hingga elite politik tak terpengaruh isu itu. Menurutnya, pesta demokrasi mendatang seharusnya mengedepankan persaingan prestasi serta upaya memperbaiki kehidupan masyarakat.

Para calon pasangan serta partai pendukungnya disebut harus bekerja keras meyakini masyarakat memperbaiki kesenjangan ekonomi, perekonomian umat, dan penegakan hukum.

"Kalau hanya memancing emosi, sudah orang emosi tapi belum tentu nanti ada perbaikan terkait kondisi masyarakat dan umat," kata Wawan.

Terkait poros Mekah, sebelum hari raya Idul Fitri, para petinggi partai tersebut kebetulan melakukan umrah Ramadan dan bersilaturahmi dengan Rizieq.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais melakukan umrah dalam waktu yang sama, dan bertemu Rizieq berbarengan pula. Kala itu, sempat muncul frasa Koalisi Keumatan, pascapertemuan antara Rizieq-Prabowo-Amien.

Kemudian di waktu selanjutnya, giliran para petinggi PKS yang terdiri atas Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsyi mengunjungi Rizieq di sela waktu umrah.

Sementara itu, terkait Poros Mekkah, Idrus pada Minggu (17/6) menyatakan akan ada deklarasi calon presiden yang digelar pada Agustus mendatang.

"Satu, bulan Juni deklarasi koalisi. Dua, bulan Juli I'jtima ulama dan koalisi. Tiga, bulan Agustus deklarasi capres dan cawapres," kata Idrus dalam keterangannya yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (17/6).

Idrus mengaku dalam pertemuannya dengan Rizieq, pimpinan FPI itu meminta agar Sekber mengawal, menyolidkan dan meluaskan keberadaan koalisi ke seluruh Indonesia serta segara berkoordinasi dengan Persaudaraan Alumni 212 untuk menghadapi Pilpres 2019.

(CNN-Indonesia/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: