Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Situs Berita Al Najm: Arab Saudi Kalah Telak Dengan Yaman

Situs Berita Al Najm: Arab Saudi Kalah Telak Dengan Yaman

Written By Unknown on Rabu, 24 Januari 2018 | Januari 24, 2018


Perkembangan di medan tempur menunjukkan bahwa kekalahan Arab Saudi dalam perang Yaman semakin terlihat di tahun 2018 ini. Media-media Yaman termasuk situs berita Al Najm Al Thaqib melaporkan berbagai dimensi kekalahan agresi Saudi ke Yaman meski mendapat dukungan penuh Amerika Serikat dan penguasa Arab.

Agresi militer Saudi ke Yaman sampai detik ini tidak membuahkan apapun bagi rezim itu selain hancurnya ratusan tank, kendaraan lapis baja dan peralatan tempur lainnya, serta tewas atau terlukanya ribuan tentara Saudi, Uni Emirat Arab dan pasukan bayarannya di Yaman.

Serangan militer koalisi pimpinan Saudi ke Yaman atas lampu hijau Amerika Serikat dan negara-negara Arab, dimulai petang hari tanggal 25 Maret 2015 dalam kerangka operasi bersandi “Badai Dahsyat” dengan dalih mengembalikan kekuasaan pemerintah terguling Yaman.

Setelah beberapa hari, sandi operasi militer koalisi Saudi itu diubah menjadi operasi “Memulihkan Harapan”, kemudian diubah lagi menjadi operasi “Tombak Emas”. Agresi gagal Saudi dan sekutu-sekutu regionalnya ke Yaman menimbulkan kerugian yang besar terutama di sektor ekonomi dan sumber daya manusia negara-negara itu.

Pihak yang paling besar menelan kerugian tentunya adalah Saudi, sehingga memaksa Mohammed bin Salman, Putra Mahkota negara itu menaikkan harga-harga barang yang menyulitkan kehidupan warga dan menjerumuskan mereka ke jurang kemiskinan sehingga terpaksa masuk militer untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Menyusul kekalahannya dalam melawan pasukan Yaman dan komite rakyat negara itu, militer Saudi berusaha merekrut pasukan tambahan dari sejumlah negara khususnya negara-negara Afrika seperti Sudan, Eritrea dan yang lainnya. Tujuannya agar mereka berperang menggantikan pasukan Saudi sendiri. Hal ini diakui oleh Mohammed bin Salman dalam wawancara dengan Reuters.

Akan tetapi, ketika hanya jenazah pasukan itu yang kembali ke negaranya, keluarga mereka mengutuk rezim-rezim penguasa yang mengirim anak-anaknya ke medan perang.

Rezim Al Saud karena terus menelan kerugian di sektor ekonomi dan sumber daya manusia, terpaksa melakukan perekrutan paksa warga untuk menjadi anggota militer. Hal ini terbukti ketika kondisi perekonomian negara yang carut marut memaksa para pemuda Saudi bergabung dengan militer.

Di bidang militer, Saudi dan sekutu-sekutunya sebelumnya sesumbar bisa memenangkan perang Yaman dalam waktu hanya dua pekan, nyatanya sekarang sudah tiga tahun berlalu negara itu justru semakin terdesak oleh perlawanan pasukan Yaman.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berubahnya perang Yaman menjadi “perang atrisi” telah membebankan biaya yang besar bagi negara-negara agresor terutama Saudi, dan itu merupakan bentuk kekalahan besar bagi negara itu. Kekalahan Saudi juga membuka peluang kepada warga Yaman untuk memasuki sejumlah provinsi Saudi yang penduduknya asli Yaman seperti Asir, Najran dan Jizan.

Era pendudukan Saudi atas ketiga provinsi itu telah berakhir pada awal dekade 90-an, namun menyusul tekanan Saudi atas Yaman, pendudukan atas ketiga provinsi itupun berlanjut dan Riyadh menolak menyerahkan kembali ketiga wilayah itu kepada Yaman.

Dengan demikian, jika dilihat dari perspektif ini, Saudi tercatat dalam sejarah sebagai pihak yang harus kembali kalah dari Yaman. Mujathid, seorang aktivis media sosial Saudi terkait hal ini mengatakan, militer Saudi dalam perang Yaman dari sisi militer, politik dan intelijen mengalami kekalahan, dan gerakan Ansarullah Yaman adalah pemenang perang ini.

Kekalahan Saudi dalam menghadapi rakyat revolusioner Yaman meski setiap hari melancarkan serangan udara dan pembunuhan terhadap warga sipil, ditambah dengan dukungan terhadap kelompok teroris Al Qaeda sebagai pembuka kemunculan Daesh di negara itu, adalah bukti lemahnya Saudi di hadapan rakyat Yaman.

(Fokus-Today/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: