Senja di langit sore menjadi saksi sejarah di sebuah wilayah pedalaman Papua, tepatnya Distrik Puldama, Kabupaten Yahukimo. Tak seperti malam-malam sebelumnya, cahaya lampu yang menghiasi Honai (rumah tradisional) mamah-mamah Papua, memendarkan cahaya di langit Puldama.
Setelah 73 tahun hidup dalam gelap, warga Puldama, Papua kini bisa merdeka, dapat menikmati terang di waktu malam berkat hadirnya 1.085 paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di wilayah mereka.
Distrik Puldama merupakan salah satu wilayah yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), yang menjadi prioritas pembagian program LTSHE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Untuk menuju ke sana, belum ada akses jalan darat yang menghubungkan pusat Kabupaten Yahukimo dengan Distrik Puldama. Yang ada, hanya jalan setapak melalui hutan dan jurang yang ditempuh selama kurang lebih 2 hari dengan berjalan kaki.
Karena itu, satu-satunya cara efektif untuk mengakses lokasi mengangkut logistik yaitu dengan mengandalkan jalur udara.
LTSHE pun dikirimkan bertahap ke wilayah yang terdiri dari 8 kampung, yaitu Kampung Puldama, Bako, Semlu, Kasen, Baro, Balsek, Eskok, dan Pamek.
Untuk menuju ke masing-masing kampung, tantangannya cukup berat. Masing-masing kampung dipisahkan oleh bukit atau jurang, dengan akses menuju dan keluar distrik melalui landasan pesawat kecil (air strip) sepanjang 600 meter yang berada di Kampung Puldama.
Dari pusat distrik Puldama, warga yang menerima LTSHE harus memanggul paket berisikan panel surya, 4 lampu LED, kabel/hub, USB charger, dan tiang penyangga menuju Honai mereka masing-masing.
(Liputan-6/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar