Daftar Isi Internasional Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Tampilkan postingan dengan label ABNS MASJID. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABNS MASJID. Tampilkan semua postingan

Kemungkinan Penghancuran Puluhan Masjid di Kazakhstan


Pemerintah Kazakhstan akan menghancurkan sejumlah masjid tanpa izin yang dibangun oleh masyarakat negara ini untuk beribadah.

Menurut laporan IQNA dilansir dari Dünya Bülteni, di Kazakhstan, masyarakat terkadang terpaksa membangun masjid dengan fasilitas mereka sendiri, karena fakta bahwa pemerintah secara ketat mengeluarkan izin yang diperlukan untuk membangun sebuah masjid.

Pemerintah Kazakhstan baru-baru ini mengumumkan akan menghancurkan masjid yang tidak memiliki izin dan ini telah menyebabkan banyak diskusi.

Menurut pengumuman Komisi Pembangunan dan Pengembangan kota Kazakhstan, selama 13 tahun terakhir, hanya delapan masjid yang dilisensikan. Masjid-masjid lain yang tidak berlisensi dibangun secara ilegal.

Salah satu otoritas Kazakhstani mengatakan bahwa masyarakat yang membangun masjid tanpa izin, mereka sendiri harus menghancurkan masjid tersebut. Tidak ada satupun masjid yang bisa dibangun tanpa izin dari pemerintah.

Harus diingat bahwa menurut arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kazakhstan pada bulan Mei tahun ini, kepala pusat ilmiah diharuskan untuk menghancurkan musholla dan masjid lebih dari infrastruktur 300 meter di sejumlah sekolah dan universitas.

(Dünya-Bülteni/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mayoritas Masjid Kita di Kuasai Kelompok Radikal. Mengapa? Ini Sebabnya!


Diskusi dan berita bahwa Indonesia makin radikal dan Radikalisme marak di Indonesia sudah menjadi berita umum, tetapi real data kadang tidak banyak diketahui, beberapa waktu lalu P3M dan Rumah Kebangsaan melakukan Surnei dan Penelitian dengan hasil yang mengejutkan. Demikian gambaran hasil penelitian itu (diambil dari bangkinmedia online).Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) dan Rumah Kebangsaan merilis hasil penelitian mengejutkan tentang masjid-masjid di kementerian, lembaga BUMN. di Jakarta, Ahad (08/07/2018). Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa 41 dari 100 masjid yang diteliti terindikasi radikal. Penelitian yang bertajuk “Studi Terhadap 100 Masjid Kementerian, Lembaga dan BUMN” tersebut dilakukan mulai tanggal 29 September hingga 21 Oktober 2017. Penelitian ini mengambil data dari khutbah Jum’at, buletin, brosur, kalender dan majalah dinding di masjid-masjid yang diteliti.

“Masjid-masjid BUMN adalah masjid yang paling rentan terhadap penyusupan kelompok radikal. Hal itu dibuktikan dari 37 masjid yang disurvey, lebih dari separuhnya (21,57%) terindikasi radikal.” Demikian tulisan dalam rilis yang didapatkan oleh redaksi bangkitmedia.com


Sementara itu, meski jumlahnya tidak sebanyak masjid di BUMN, masjid di kementerian juga patut diwaspadai, karena sebagian besar masuk kategori radikal rendah (41%) dan radikal tinggi juga cukup signifikan (33%).

Dari penelitian tersebut, terungkap bahwa masjid-masjid milik lembaga yang dikuasai kelompok radikal paling kecil prosentasenya yakni (29%). Meskipun demikian intensitasnya cukup tinggi. Dari 8 masjid yang terindikasi radikal, 6 di antaranya (75%) masuk kategori radikal tinggi.

Penelitian ini juga menemukan topik-topik radikal paling populer di masjid-masjid tersebut. Topik-topik itu di antaranya adalah ujaran kebencian (73,60%), sikap negatif terhadap agama lain (21,17%), sikap positif terhadap khilafah (18,15%), sikap negatif terhadap minoritas (7,6%), kebencian pada minoritas (2,1%), dan sikap negatif terhadap pemimpin perempuan (1,1%).


Sementara itu, konten-konten ujaran kebencian yang disampaikan oleh para khotib dalam khutbah Jum’at menyasar umat Katolik (9, 39%), Yahudi (5, 22%), etnis Tionghoa (4,18%), Kristen (4,17%) dan anti Pancasila/NKRI (1,4%)


P3M dan Rumah Kebangsaan mengambil kesimpulan bahwa tingginya gejala radikalisasi di masjid-masjid Kementerian, Lembaga dan BUMN menunjukkan pemerintah sepertinya kurang peduli terhadap masjid-masjid yang secara struktural berada di bawah mereka. Peneliti juga mengatakan jika temuan ini bersifat indikatif daripada konklusif. Karenanya perlu pendalaman terhadap hasil temuan ini.


Lebih Peduli

Di akhir penelitian yang dirilis, P3M dan Rumah Kebangsaan memberikan empat rekomendasi atas temuan yang didapatkan.

Pertama, meminta kepada pemerintah agar lebih peduli terhadap masjid-masjid yang membawa simbol negara agar gejala radikalisasi masjid-masjid Kementerian dan BUMN bisa dikurangi atau dicegah

Kedua¸ mengharap kepada Dewan Masjid Indonesia (DMI) agar melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap temuan ini sehingga bisa segera diambil tindakan dan langkah-langkah seperlunya

Ketiga¸ mengajak kepada ormas-ormas moderat agar lebih aktif berdakwah di masjid-masjid pemerintah agar dakwah bil hikmah wal mau’idhatil hasanah lebih memenuhi ruang publik ketimbang sebaliknya

Keempat, mengajak kepada masyarakat, khususnya umat Islam, agar jika ada indikasi radikalisme, segera melaporkan kepada pihak-pihat terkait agar bisa diambil tindakan pencegahan secepatnya.

Temuan tersebut tentu merupakan tanda alarm bahaya bagi masa depan Indoensia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa ini. Relakah kita jika masjid-masjid dikuasai oleh kelompok radikal yang selalu menggaungkan ujaran kebencian di dalam masjid?

(Bangkit-Media/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Tiga Masjid Tua di Somalia


Masjid menjadi bagian terpenting dalam sejarah peradaban Islam. Sejak Islam masuk ke Somalia dan bertahan hingga saat ini, hanya terdapat empat masjid besar tertua yang bertahan.

Said Saiye, warga Amerika Somalia menjadi seorang turis penjelajah masjid di berbagai negara, termasuk negara asalnya Somalia. Berbeda di negara tempat tinggalnya Seattle, Masjid di Somalia memiliki fungsi tak sekadar sebagai tempat ibadah, melain kan juga pusat beragam aktivitas politik, ekonomi, dan sosial yang terjadi di Somalia.

Bagi Saiye, masjid biasanya merupakan tem pat berkumpul bagi umat Islam untuk datang dan beribadah berjamaah hingga lima kali sehari, tanpa memandang ras atau status sosial ekonomi.

Ketika berada di dalam masjid, setiap Mus- lim dituntut memiliki kerendahan hati dan kesalehan yang sama seperti Muslim lainnya. Saat mulai berdiri shalat merapatkan kaki dan bahu, jamaah shalat memiliki tujuan bersama dalam pikiran untuk lebih dekat kepada Allah.


Masjid Arba Rukun

Masjid ini dibangun sekitar 667 Hijriyah, bersamaan dengan Masjid Fakr ad- Din. Mihrab Arba'a Rukun berisi prasasti bertanggal dari tahun yang sama yang memperingati pendiri masjid, Khusra bin Mubarak al-Shirazi (Khusrau bin Muhammed).

Ketika dibangun, masjid ini bergaya Iranian. Baru, setelah direnovasi, sentuhan khas Turki sangat terasa. Di sekitar mihrab terda- pat kaligrafi bertuliskan ayat kursi.

Sementara, dinding dalam masjid dihiasi ubin Turki secara keseluruhan. Setiap bangu- nan bersejarah memiliki karakteristik khusus yang menjadikannya unik dan karena itu menentukan identitasnya.

Setelah direnovasi Turki, hanya bertahan fondasinya yang benar-benar asli dengan dinding batu karang bercat putih. Prasasti atas nama pendiri pun masih dibiarkan bertahan.


Masjid Fakr ad Din

Masjid tertua di Mogadishu, Somalia. Terletak di Hamar Weyne, bagian tertua dari kota ini. Ini adalah masjid tertua ketujuh di Afrika.

Masjid ini dibangun pada 869 H oleh Sultan Somalia pertama dari Kesultanan Mogadishu dan pendiri Dinasti Garen yang disebut Fakr ad-Din.Dia diyakini berasal dari suku bangsawan Soma- lia yang dikenal sebagai Ajuran (klan).

Batu, termasuk marmer dan batu karang India adalah bahan utama yang digunakan dalam pembangunan masjid. Struktur ini menampilkan bangunan persegi panjang yang ringkas, dengan sumbu mihrab berkubah. Ubin berglasir juga di- gunakan dalam dekorasi mihrab, salah satunya mengandung prasasti bertanggal.


Masjid Al Qiblatayn

Masjid ini terletak di Zeila, wilayah barat laut Awdal, Somalia. Dibangun pada abad ketujuh. Ini adalah salah satu masjid tertua di Afrika. Di dalam kompleks masjid terdapat makam Syekh Babu Dena.

Meskipun sekarang sebagian besar telah mengalami kerusakan, bangunan masjid ini masih memiliki dua mihrab, satu berorientasi ke utara menuju Makkah dan yang lainnya berorientasi ke barat laut ke arah Yerusalem.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Daya Pikat Masjid Agung Zayed


Malam beringsut naik. Kendaraan melaju kencang di jalur bebas hambatan. Dari balik kaca mobil, terlihat pendaran bangunan berwarna biru dan kuning emas. Pendaran cahaya itu memperlihatkan adanya tiang menara yang tinggi menjulang dan sejumlah kubah yang menawan.

Pengalaman sekitar dua tahun lalu itu masih saja membekas ketika menyambangi Masjid Agung Syeikh Zayed. Belum lama ini, masjid megah ini masuk ke dalam daftar 25 besar landmark terbaik dunia. Masjid ini disejajarkan dengan situs bersejarah suku Inca, Machu Picchu, Taj Mahal di India, hingga Golden Gate Bridge yang membentang di Amerika Serikat.

Kemolekan masjid ini sesungguhnya terlihat jelas ketika sudah hari berganti gelap. Pada saat itulah warna-warna biru cerah menerangi bagian luar masjid ini. Warnanya sungguh memikat dan tak menyilaukan mata. Sedangkan, di siang hari, tampilan dari masjid ini hanya memperlihatkan warna putih yang bersih terawat. Pemilihan warna putih dari masjid ini kabarnya mengikuti warna favorit dari Syeikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, tokoh nasional Uni Emirat Arab yang diabadikan namanya sebagai nama masjid.

Mengutip informasi dari laman resmi masjid, gaya arsitektur masjid ini sesungguhnya hasil penggabungan seni yang berkembang pada Dinasti Mamluk, Turki Usmani (Ottoman), maupun Fatimiyah. Secara umum, masjid ini memiliki empat menara setinggi 115 meter. Menara tersebut berdiri tegak di setiap sudutnya. Dari bentuk menara terlihat begitu jelas adanya adopsi gaya seni Mamluk. Bagian menara itu terbagi ke dalam tiga bentuk ruang.

Pada bagian dasar memiliki bentuk persegi. Lalu bagian kedua memiliki pola bentuk oktagonal atau persegi delapan. Sedangkan, di bagian ketiga memiliki bentuk bulat. Di bagian teratas dari bangunan berbentuk bulat tadi tersaji bangunan berbentuk balkon. Pada balkon ini terdapat deretan tiang yang mengitari bentuk.

Lalu pada bagian kubah, masjid ini memiliki 82 kubah. Bentuk kubahnya menyerupai bentuk bawang dengan bagian atasnya terdapat gambar bulan sabit. Ukuran kubah utama masjid ini berdiameter 32,8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. Turkey Research Centre for Islamic History and Culture menulis kubah di Masjid Agung Syeikh Zayed ini merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama.

Pada bagian dalam kubah, hadir juga fitur tradisional Maroko. Materialnya terbuat dari plester diperkuat disebut GRG. Melingkari bagian dalam kubah adalah ayat-ayat dari Alquran yang juga dibentuk dari GRG dan dicat warna emas. Kubah lainnya ditemukan pula pada pintu masuk utama. Di sana terdapat pula empat belas kubah kaca yang dimasukkan ke atap dari tempat fasilitas wudhu bawah tanah untuk pria dan wanita.


Dua puluh ribu lembaran pualam

Dari bagian luar lainnya tersaji pula kemegahan yang melapisi lantai masjid yang berwarna putih. Lantai masjid bagian luar terbuat dari batu marmer pualam putih dengan motif flora yang menawan. Bahan marmer ini berasal dari Italia. Di bagian ruang shalat utama, tersaji rancangan berbentuk floral serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca emas, sebagaimana tampak pada dinding sebelah barat.

Sedangkan, di bagian dalam masjid, lantai putih ini ditutupi dengan hamparan karpet yang mewah. Karpet mewah itu berasal dari Persia, hasil buatan tangan, utuh tanpa sambungan. Pada karpet ini terdapat garis shaf yang hanya ditandai dengan tonjolan yang halus.

Bagi para pengunjung yang hendak memasuki masjid, kita akan dapat melewati pintu utama. Pintu utamanya terbuat dari bahan kaca setinggi 12,2 meter dan lebar 7 meter. Beratnya mencapai 2,2 ton.

Selanjutnya, dari informasi yang terpampang di laman resmi, masjid ini juga memiliki lebih dari 1000 pilar di area luar yang dilapis dengan lebih dari 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan, termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone shell, dan mother of pearl. Di ruang utama terdapat pula 96 pilar bundar berukuran besar yang kesemuanya dilapisi dengan mother of pearl.

Pada bagian kepala pilar ini dihiasi dengan pola pohon kurma. Menyusuri selasar masjid sambil melewati pilar-pilar yang menawan itu seakan membawa kita pada sebuah ruang waktu yang berbeda. Menyusuri semakin jauh yang ditemukan hanyalah sebuah keindahan dan decak kagum terhadap kemegahan karya seni yang ada di masjid ini.

Lalu tak kalah untuk menyedot perhatian adalah hadirnya lampu berhias kristal Swarovski buatan Bayern, Jerman. Lampu tersebut berjumlah tujuh buah. Kabarnya, nilai lampu hias ini mencapai Rp 100 miliar. Lampu tersebut tergantung indah di langit-langit masjid. Lampu gantung terbesar terletak di ruang shalat utama. Dalam laman resmi ditulis, besarnya lampu gantung ini sebagai salah satu yang terbesar di dunia di sebuah masjid dengan berat sekitar 12 ton.

Semua penerang yang ada di masjid ini materialnya terbuat dari stainless steel berlapis emas dan kuningan berlapis emas. Pada lampu ini hadir panel kaca bertatahkan kristal Swarovski yang dipasang di semua lampu penerang masjid.

Kemudian untuk bagian mimbar, terlihat adanya pengaruh dari desain Ottoman. Bagian ini memiliki bentuk yang menjorok ke bagian barisan shaf jamaah. Mimbar ini terletak di bagian kanan. Material dari mimbar ini terbuat dari bahan kayu yang diukir dengan motif bunga. Pada bagian ini memiliki kubah kecil berbentuk atap dan bulan sabit di bagian puncak tangganya.

Semua kemegahan itu mampu dipadu secara apik dengan keindahan konsep arsitektural. Tak heran jika masjid ini menjadi salah satu tempat destinasi yang tak boleh terlewatkan ketika Anda menyambangi negeri gurun ini.


Daya Pikat Bagi Wisatawan Asing

Masjid Agung Sheikh Zayed ini sesungguhnya mengambil nama dari pendiri Uni Emirat Arab, Syeikh Zayed bin Sultan bin Khalifa Al Nahyan. Bagi masyarakatnya, ia dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Tak heran jika kemudian pada masjid ini disematkan namanya. Bahkan, di samping masjid ini terdapat pula makam dari sang pendiri negara gurun tersebut.

Masjid megah ini memiliki ukuran seluas 22.412 meter persegi atau setara dengan lima kali lapangan sepak bola. Jamaah yang dapat ditampung oleh masjid ini bisa menembus hingga 40 ribu lebih jamaah. Perinciannya, sebanyak 7.126 jamaah di ruang utama, 1.960 di ruang sholat terbuka, 980 di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan atau pelataran tengah, 682 di selasar ruang utama, dan 784 di selasar pintu masuk utama.

Kini, masjid ini selalu menjadi daya pikat para turis mancanegara. Ribuan wisatawan setiap tahunnya selalu menyempatkan diri melihat dari dekat kemegahan dan keindahan masjid ini. Satu di antaranya adalah Ratu Elizabeth II yang pernah berkunjung ke masjid ini pada 2010.

Mengutip laporan The National, masjid ini pada tahun lalu mampu menarik hingga 4,7 juta wisatawan dunia. Bahkan, pada tahun ini Masjid Sheikh Zayed di masukkan ke dalam 25 besar landmark terbaik dunia.

(The-Nation/Rrpublika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Launching Model Masjid Keliling Untuk Olimpiade 2020


Sekelompok perusahaan Jepang yang bekerja untuk desain pembuatan masjid keliling yang akan digunakan pada Olimpiade dan Paralimpiade 2020 Tokyo mempresentasikan model pertama dari masjid-masjid ini.

Menurut laporan IQNA dilansir dari NHK, model ini diluncurkan Senin di kota Toyota.

Masjid keliling yang dipasang di atas truk dilengkapi dengan sistem AC dan penunjuk arah kiblat.

Sekitar 50 jamaah salat dapat melaksanakan salat secara bersamaan di masjid ini.

Menurut produsen, sekitar $ 900.000 dihabiskan untuk membuat model ini, tetapi tujuan mereka adalah membuat model asli yang dikerjakan dengan biaya lebih rendah.

Untuk merancang model ini, dikonsultasikan dengan mahasiswa muslim luar negeri yang belajar di Jepang.

Masjid-masjid ini akan ditempatkan di stadion dan tempat Olimpiade lainnya untuk melayani para atlet dan penonton muslim lainnya.

(NHK/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pintu Masjid Masjid Isa bin Maryam Houston Dibakar


Beberapa oknum tak dikenal menyerang dan membakar pintu gerbang sebuah masjid di kota Houston, Texas, Amerika Serikat.

Menurut sebuah sumber lokal, serangan ini didasari oleh semangat Islamofobia. Api yang sudah membara berhasil dipadamkan oleh khadim masjid sebelum sempat menjalar ke area masjid.

Menurut penuturan pihak pemadam kebakaran dan kepolisian setempat, serangan terhadap Masjid Isa bin Maryam tersebut sedang berada dalam investigasi dengan agenda “tindak kriminal dengan unsur kebencian”.

Menurut penuturan para petinggi terkait, roda-roda mobil imam masjid juga ikut rusak.

Pihak pemadam kebakaran menuturkan, pelaku menyiramkan bahan mudah terbakar di pintu gerbang masjid.

“Meniliki cara membakar dan bahwa tidak ada masalah dalam jaringan listrik, kami bisa menyimpulkan bahwa tindakan pembakaran tersebut memang dilakukan dengan sengaja,” tukas Mourno, salah seorang petugas pemadam kebakaran.

Pihak terkait telah menentukan hadiah tunai sebesar 5.000 dolar bagi siapa pun yang berhasil menemukan pelaku.


Lihat galeri masjid sebelum ada pembakaran:





(Taqrib/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Infografi 10 Masjid Masyhur di Cina


Lebih dari 35 ribu buah masjid terdapat di Cina. 10 dari semua masjid ini merupakan masjid-masjid masyhur di negeri mata sipit ini.

Masjid merupakan salah satu peninggalan bersejarah terpenting di Cina. Sebagian masjid Cina dibangun dengan arsitektur Islami dan sebagian yang lain merupakan kombinasi antara arsitektur Islami dan tradisional Cina.

Seluruh masjid di Cina dibangun selama sepanjang 1.300 tahun dari sejak Islam masuk ke negeri ini hingga sekarang.

Pertama kali, bangsa Cina menyebut masjid dengan nama “aula berkumpul”. Setelah itu, mereka menyebut masjid dengan nama “tempat salat”. Pada paruh abad XIII Masehi, masjid di Cina dikenal dengan sebutan “tempat ibadah”.

Pada gambar di bawah ini, kita menyaksikan daftar 10 masjid masyhur Cina yang hingga kini masih bertengger dengan megah dan menawan.

(Bawwah Al-‘Ain/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Donasi Elcorps Foundation Untuk Pembangunan Masjid di Utrech


Elcorps Foundation menghimpun dana dari para karyawan, mitra usaha, dan donatur lainnya untuk membantu program pembangunan masjid di Kota Utrecht, Belanda. Donasi yang terhimpun untuk tahap pertama sebesar Rp 200 juta. Dana tesebut diserahkan Ketua Elcorps Foundation, Irfan Rahmawan kepada perwakilan Yayasan Sticting Generasi Baru (SGB), Eko Harjanto.

Penyerahan donasi untuk pembangunan masjid tersebut dilakukan di kantor baru Elcoprs, Kompleks Industri Prapanca, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Selasa (17/7). Penyerahan donasi tersebut disaksikan CEO Elcorps, Elidawati Ali Oemar serta jajaran direksi, komisaris, dan karyawan. Menurut Elidawati, donasi tersebut sebagai wujud perhatian Elcorps terhadap masyarakat muslim Indonesia yang ada di Kota Utrecht.

"Masyarakat muslim di sana membutuhkan sarana ibadah yang memadai. Karena itu kita menggalang dana untuk membantu saudara kita mewujudkan memiliki masjid sendiri," ujar dia.

Ketua Yayasan Sticting Generasi Baru (SGB), Eko Harjanto, yang hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi terhadap bantuan tersebut. Ia mengatakan, bantuan saudara muslim di tanah air sangat dibutuhkan. Ia mengatakan, bantuan tersebut akan digunakan untuk pembangunan masjid di Kota Utrecht. Ia mengatakan yayasan yang dipimpinnya tersebut didirikan lima tahun lalu. Yayasan tersebut memiliki program kegiatan pendidikan keagamaan dan keindinesiaan.

"Setiap tahun jumlah komunitas kita di sini semakin banyak. Karena itu kita membutuhkan sarana yang memadai untuk aktivitas kegiatan tersebut," ujar dia yang sudah bermukim di kota terbesar ke empat di negeri Kincir Angin tersebut.

Selama ini, kata Eko, kegiatan yayasan menyewa sebuah tempat di kota tersebut. Karena jumlah anggotanya terus meningkat, yayasan pun kemudian mulai menggagasan membangun rumah surga (masjid) di kota tersebut. Ia mengatakan, masjid sangat dibutuhkan sebagai sarana membentuk ahlaq anak-anak muslim Indonesia yang ada di kota tersebut.

"Selama ini kita sewa. Insyallah donasi ini memberi spirit bagi kami untuk mewujudkan rumah surga," tutur dia.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid Al Falah, Hidupkan Islam di Tengah Budaya Barat


Dari luar, tak ada kesan bangunan yang terletak di sudut Jalan Feldzeigmeister, Berlin, tersebut adalah sebuah masjid. Namun setelah masuk ke dalam, seorang pengurus masjid meminta kami membuka alas kaki dan menaruhnya di sebuah rak sepatu. Ternyata ruangan di dalam bangunan tersebut cukup besar meskipun jika Indonesia barangkali akan dikategorikan sebagai mushala.

"Assalamualaikum, selamat datang di Masjid Al Falah," sapa seorang pemuda berwajah cerah dengan janggut di dagunya.

Pemuda tersebut adalah Chairman Indonesian Centre for Culture of Wisdom (IWKZ), Muhammad Ihsan Karimi. Karena undang-undang yang berlaku di Jerman tak memperbolehkan pendirian masjid, maka semua masjid di negara tersebut mendaftarkan diri dengan nama lain, termasuk Al Falah yang memakai nama resmi IWKZ.

Berdiri sejak tahun 1984, Al Falah telah aktif memberikan pelayanan terhadap masyarakat Muslim Indonesia di Jerman selama lebih dari 30 tahun. "Masjid ini adalah cikal-bakal dari Perhimpunan Pelajar Muslim Eropa (PPME) yang terbentuk pada tahun 1984 di Belanda," kata Karimi.

Awalnya, Al Falah menempati tempat di Melanchthonstr 23. Akan tetapi pada 2007 lalu kontraknya habis sehingga harus pindah ke Feldzeigmeister hingga sekarang. "Alhamdulillah dalam kurun 11 tahun terakhir ini masjid ini meningkat pesat," kata mahasiswa Mechanical Engineering di TU Berlin tersebut.

Saat ini Al Falah menjadi salah satu komunitas Muslim yang signifikan di Kota Berlin. "Selain itu, jumlah jamaah masjid ini juga bertambah, dan kegiatannya juga semakin beragam," ujar pria berusia 28 tahun itu. Karimi mengungkapkan, saat ini jamaah Masjid Al Falah sekitar 600 orang. Bahkan angka ini bertambah menjadi 1.000 orang tiap hari-hari besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha. Karena banyak m asyarakat di luar Berlin yang sengaja datang ke satu-satunya masjid milik Indonesia di Berlin tersebut.

Adapun kegiatan-kegiatan yang sering digelar Al Falah di antaranya adalah seminar ilmiah, bimbingan belajar, sampai kursus Bahasa Jerman. "Bahkan banyak juga yang masuk Islam dan menikah di sini," kata Karimi. Hal itu menjadikan suasana Islami di Al Falah benar-benar terlihat.

Selain itu, Al Falah juga kerap menjalin kerja sama dengan masjid-masjid lain di Jerman. Saat ini, diperkirakan terdapat 3.000 masjid di Jerman yang tergabung dalam berbagai macam asosiasi. Al Falah sendiri tergabung dalam sebuah asosiasi masjid di Jerman yang bernama Islamic Federation.

"Dalam asosiasi ini nantinya akan disepakati berbagai macam aturan yang dipakai untuk kepentingan bersama di masjid, misalnya soal penentuan waktu shalat, puasa, dan lain sebagainya," kata Karimi.

Selain memberikan pelayanan terhadap masyarakat Muslim Indonesia, Al Falah dalam beberapa waktu terakhir juga aktif berdiplomasi dengan pemerintah setempat. Menurut Karimi, dua isu utama di Berlin adalah krisis Taman Kanak-kanak (TK) dan krisis tempat tinggal.

Beberapa waktu yang lalu, seorang jamaah Masjid Al Falah juga kesulitan mendapatkan rumah setelah harus keluar dari tempat tinggalnya sekarang. Terkait hal ini, Karimi mengatakan pihaknya sudah berupaya mengusulkan adanya penempatan di bekas-bekas bangunan industri yang kini kosong.

"Namun sejauh ini kami terkendala karena ternyata sesuai konstitusi bekas bangunan industri juga tidak boleh dipergunakan sebagai tempat tinggal," katanya.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Masjid Lala Mustafa Pasha


Masjid Lala Mustafa Pasha terletak di kota Famagusta, Siprus Utara dibangun pada awal abad ke-14. Bangunan ini, yang semula adalah sebuah gereja, menjadi masjid setelah pendudukan Famagusta oleh Kekaisaran Ottoman pada 1571 M.




































(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: