Massa buruh menyebut Gubernur Anies Baswedan telah mengingkari janji politik pada masa kampanyenya.
Sebab itu, mereka meminta cabut mandat kepada Anies-Sandi. Hal itu mereka sampaikan pada aksi menuntut revisi UMP 2018 di Balai Kota, Jumat (10/11/17).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal menunjukkan kontrak politik tertulis di hadapan massa aksi.
Ia menuturkan bahwa Anies berjanji tidak akan menggunakan PP 78 untuk penetapan UMP.
Lantas, massa menjadi panas setelah orator berujar meminta cabut mandat Anies-Sandi hari ini juga.
"Kita mulai dari Balai Kota ini kita nyatakan cabut mandat Anies-Sandi, gubernur pembohong," ujar Said saat berorasi.
Said juga membandingkan Anies dengan Ahok.
Menurutnya, Ahok ketika itu lebih baik lantaran tidak melakukan kebohongan seperti Anies.
Ia melihat penggantian gubernur malah membuat kondisi lebih buruk.
"Karena hanya memainkan retorika kata-kata untuk menyenangi kaum buruh," tuturnya.
Kondisi di lokasi pun makin panas. Usai Said berorasi, massa membakar foto Anies-Sandi.
Beberapa anggota melakukan tarian simbolis atas pembakaran itu.
Euforia itu membakar atmosfer di lokasi. Mereka menyatakan cabut mandat saat itu juga.
Para peserta aksi semakin panas. Mereka meminta dipertemukan dengan gubernur.
Namun karena tidak digubris mereka memaksa mendobrak gerbang Balai Kota. Sekali dua kali mereka lakukan sebagai bentuk gertakan.
Kendati gerbang sempat dibuka sedikit, massa tetap mendobrak gerbang. Namun, tidak ada yang mencoba menerobos masuk.
Kemudian, pasukan tambahan datang. Mereka membawa atribut baru.
Keranda jenazah ditujukan kepada Anies-Sandi.
Serta spanduk besar yang menyatakan janji kampanye mereka bohong.
Setelah itu massa terbagi menjadi dua. Kelompok buruh DKI bertahan di Balai Kota.
Sementara sisanya longmarch menuju istana negara. Imbasnya, Jalan Medan Merdeka Selatan menuju jalan Thamrin, tidak bisa dilalui
(Merdeka/Info-Menia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar