Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siraj Islam Nusantara adalah Islam yang dibangun dari sendi-sendi budaya dengan menjadikan budaya sendiri sebagai fondasi dakwah keislaman.
“Saya di Arab tiga belas tahun, pulang membawa empat anak. Saya bawa pulang ilmu, bukan simbol-simbol budaya. Demikian pula Profesor Quraish Shihab, Profesor Aqil Munawar, dan Kiai Mustofa Bisri. Semua bawa ilmu, tidak ada yang mengimpor budaya Arab ke negeri ini,” katanya seperti dilaporkan kantor berita Antara, 29 November
Quraish Shihab dan Mustafa ‘Gus Mus’ Bisri merupakan ulama senior Indonesia yang pernah menimba ilmu bertahun-tahun di Al Azhar, Mesir. Sedangkan Said Aqil sendiri merupakan jebolan Umul Qura Mekah Arab Saudi.
Saat berpidato pada suatu haul di Pesantren As`ad di Muara Bungo Jambi, kemarin, Said menegaskan bahwa nilai-nilai Islam moderat itulah yang ada pada Islam Nusantara.
“Islam Nusantara bukan aliran, bukan agama baru, tapi khashaish, mumayyizaat, tipologi. Ini yang harus dipahami secara mendalam,” kata pria yang pernah belajar di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini
Karena itu, Said berpesan agar warga Muslim negeri ini menguatkan Islam sekaligus kecintaan pada tanah air, menjaganya dari pihak-pihak yang ingin merusaknya.
Ia pun mendorong pemimpin daerah bersikap tegas terhadap pelaku kerusuhan, kelompok teroris yang berideologi kekerasan.
Menurut dia, Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk mengusir orang-orang yang membuat gaduh dan rusuh di Madinah.
“Sekarang, para pemimpin daerah, silakan usir para pengusik dan perusuh bangsa. Usir ideologinya, kalau orangnya silakan masuk NU, silakan masuk Muhammadiyah, masuk Persis, dan ormas Islam moderat lainnya,” katanya.
Haul 3 Kiai Jambi digelar untuk mengenang dan mendoakan Syaikh Majid al-Jambi, Kiai Ibrahim Majid, dan Kiai Qadir Ibrahim yang merupakan pendiri dan pemimpin awal Pesantren As`ad.
Menurut pengasuh Pesantren As`ad KH Najmi Qadir, Syekh Majid merupakan penasihat keagamaan Sultan Thaha dari Kesultanan Jambi yang pernah diutus ke Kesultanan Ottoman di Turki untuk meminta bantuan melawan pasukan kolonial di Hindia Belanda.
Sementara itu Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen menyatakan pihaknya menyiapkan pasukan inti untuk mengawal para kiai mengampanyekan Islam Nusantara.
(Antara/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar