Dia dua kali membajak pesawat pada 1969 dan 1970.
Pihak imigrasi Italia kemarin menolak mengizinkan pembajak pesawat legendaris asal Palestina Laila Khalid, setibanya di Bandar Udara Fiumicino di Ibu Kota Roma.
Surat kabar La Stampa menulis Laila dilarang memasuki Italia karena tidak memiliki visa Schengen, merupakan syarat untuk bepergian ke negara-negara Eropa dalam masa singkat. Tapi Jerman, Spanyol, Denmar, Austria, dan Yunani - semuanya juga memberlakukan visa Schengen - mengizinkan Laila masuk ke negara mereka.
Perempuan 73 tahun ini merupakan anggota PFLP (Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina). Dia sudah beberapa tahun berkeliling Eropa untuk mempromosikan penghapusan Israel dan berkampanye soal BDS (boikot divestasi, dan sanksi).
Laila pernah bilang, "Perundingan dengan Israel hanya bisa dilakukan dengan pisau dan senjata."
Laila bersama timnya pernah membajak pesawat TWA bernomor penerbangan 840 pada 1969. Setahun kemudian, dia ikut membajak pesawat milik maskapai El Al asal Israel bernomor penerbangan 219.
Dalam wawancara khusus dengan Albalad.co, perempuan kelahiran Haifa itu menekankan pembajakan dilakukan agar dunia internasional menaruh perhatian terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel.
Laila Khalid kini menetap di Ibu Kota Amman, Yordania.
(Jerusalem-Post/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Pembajak pesawat asal Palestina Laila Khalid. (Foto: Wikimedia Commons)
Pihak imigrasi Italia kemarin menolak mengizinkan pembajak pesawat legendaris asal Palestina Laila Khalid, setibanya di Bandar Udara Fiumicino di Ibu Kota Roma.
Surat kabar La Stampa menulis Laila dilarang memasuki Italia karena tidak memiliki visa Schengen, merupakan syarat untuk bepergian ke negara-negara Eropa dalam masa singkat. Tapi Jerman, Spanyol, Denmar, Austria, dan Yunani - semuanya juga memberlakukan visa Schengen - mengizinkan Laila masuk ke negara mereka.
Perempuan 73 tahun ini merupakan anggota PFLP (Barisan Rakyat untuk Pembebasan Palestina). Dia sudah beberapa tahun berkeliling Eropa untuk mempromosikan penghapusan Israel dan berkampanye soal BDS (boikot divestasi, dan sanksi).
Laila pernah bilang, "Perundingan dengan Israel hanya bisa dilakukan dengan pisau dan senjata."
Laila bersama timnya pernah membajak pesawat TWA bernomor penerbangan 840 pada 1969. Setahun kemudian, dia ikut membajak pesawat milik maskapai El Al asal Israel bernomor penerbangan 219.
Dalam wawancara khusus dengan Albalad.co, perempuan kelahiran Haifa itu menekankan pembajakan dilakukan agar dunia internasional menaruh perhatian terhadap perjuangan bangsa Palestina dalam menghadapi penjajahan Israel.
Laila Khalid kini menetap di Ibu Kota Amman, Yordania.
(Jerusalem-Post/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar