Imam jumat Ahlusunnah kota Urumiyah (Iran), “Penyaluran Bantuan yang dilakukan oleh masyarakat Iran kepada korban bencana gempa bumi merupakan sebuah pola gerakan revolusi.”
Imam jumat Ahlusunnah kota Urumiyah (Iran) berkata, “Penyaluran bantuan oleh masyarakat Iran kepada korban bencana gempa bumi di provinsi Kermanshah merupakan sebuah pola gerakan revolusi yang telah mempertontonkan persatuan kaum Muslimin.”
Mamusta Abdul Qadir Baidhawi dalam sebuah acara peringatan hari wafat Rasulullah saw dan kesyahidan Imam Hasan al-Mujtaba as dan juga Imam Ali al-Ridha as serta dalam rangka mengenang korban bencana gempa bumi provinsi Kermanshah yang berlangsung di Masjid Imam Syafi’i kota Urumiyah Iran mengungkapkan, kaum Muslimin dari kalangan Syiah dan Ahlusunnah berkewajiban untuk memberikan rasa kepedulian mereka kepada rekan senegaranya di provinsi Kermanshah yang sedang ditimpa musibah dan ujian besar secara terus menerus dalam bentuk penyaluran bantuan moril maupun materil.
Beliau disaat menjelaskan bahwa betapa menyedihkan gempa bumi yang begitu luas yang terjadi di provinsi Kermanshah Iran dan telah menghancurkan ratusan perkampungan menambahkan, sungguh sebuah kerusakan luar biasa besar dan untuk merenovasi bangunan-bangunan dan pusat-pusat pendidikan serta pengobatan memang membutuhkan milyaran dana, maka dari itu diperlukan kebersamaan untuk menanggulangi segala kerugian yang ada.
Imam jumat Ahlusunnah Urumiyah selain menjelaskan bahwa masyarakat Azarbaijan Barat (Iran), baik Syiah maupun Ahlusunnah, telah menyalurkan bantuan yang luar biasa kepada para korban gempa bumi, memaparkan bahwa bantuan-bantuan yang memadai yang sangat perlu mendapat penghargaan juga sedang disalurkan oleh masyarakat dan juga oleh pihak militer untuk kemudian diberikan kepada korban bencana gempa bumi di provinsi Kermanshah.
Baidhawai dalam lanjutan penjelasannya yang mengisyaratkan tentang pribadi Rasulullah saw yang senantiasa mengedepankan dimensi-dimensi persatuan, menyebutkan bahwa Nabi saw yang merupakan utusan Allah Swt selalu menjadi motifator ketentraman dan persatuan masyarakat dan kaum Muslimin.
Imam jumat Ahlusunnah kota Urumiyah memaparkan, sayang sekali dengan kepergian dan wafatnya Rasulullah saw maka kaum Muslimin pun betul-betul kehilangan sosok suci beliau dan ditengah-tengah ketidak beradaan beliau, al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi saw bisa menjadi pembimbing bagi kaum Muslimin untuk kemudian meniti jalan kebenaran.
Beliau menegaskan, kaum Muslimin dengan iman dan keyakinan yang dalam terhadap jalan Rasulullah saw, harus menggunakan dan memanfaatkan sebaik mungkin al-Qur’an dan sunnah Nabi saw serta mengimplementasikan perintah-perintah yang ada dalam al-Qur’an.
Penanggungjawab kantor perwakilan Wali Faqih dalam urusan-urusan Ahlusunnah provinsi Azarbaijan Barat (Iran) juga dalam acara peringatan ini dengan menyampaikan ucapan belasungkawa atas hari wafat Rasulullah saw dan kesyahidan Imam Hasan al-Mujtaba as dan juga Imam Ali al-Ridha as, mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak tahan dan tidak kuat melihat kesulitan-kesulitan duniawi dan ukhrawi sehingga jika ada orang-orang beriman dan bahkan non-mukmin pun yang menghadapi kesulitan atau problem maka beliau berusaha semaksimal dan sebisa mungkin menyelesaikannya dan seluruh perhatian beliau dikerahkan supaya jangan ada seorang Muslim pun yang kesulitan.
Asgar Fa’al Azar menambahkan, pada gempa bumi yang terjadi di provinsi Kermanshah pun sebagian umat Islam sedang mendapat kesulitan dan masyarakat Muslim Iran telah menunjukkan kalau mereka senantiasa hadir di lapangan.
Beliau dengan menjelaskan kehadiran dan partisipasi indah dan menakjubkan kaum Muslimin Iran di seluruh penjuru Iran menambahkan, dalam masalah penyaluran bantuan dan pertolongan kepada korban gempa bumi yang berlangsung di provinsi Kermanshah terjadi sebuah ajang lomba dalam memberikan pelayanan di kalangan para pejabat Republik Islam Iran dimana hal ini cukup mendapat perhatian dan sungguh diharapkan usaha semacam ini juga terjadi dan ditemukan dalam seluruh persoalan dan problematika yang sedang dihadapi masyarakat.
Asgar Fa’al Azar dalam lanjutan pembicaraannya menegaskan, sebaik-baik uswah dan teladan adalah Nabi Agung Muhammad saw, sikap kasih sayang Nabi saw merupakan salah satu poin penting dan keistimewaan akhlak beliau dimana hal tersebut telah menjadi sebab orang-orang yang ada di masanya masuk dan memeluk agama Islam.
(Shafei-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar