Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, dalam hal dokumentasi karya seni, Revolusi Islam Iran baik kualitas maupun kuantitas, dibandingkan revolusi dunia lain (sebagian besar lebih mirip kudeta), adalah yang paling tertindas.
Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi menghadiri acara peluncuran naskah Al Quran yang ditulis di atas batu, karya Zamanian dan pameran karya Mahmoud Farashcian di Museum Al Quran dan barang-barang langka, Haram Suci Razavi.
Pada kesempatan itu Hujatulislam Raisi menuturkan, berbeda dengan seni-seni Barat yang bercampur dengan kecabulan dan banal, seni Islam justru bercampur dengan hikmah.
Ia menambahkan, langgengnya peradaban umat manusia bergantung pada seni, dan supaya identitas sebuah masyarakat dapat bertahan di tengah terpaan zaman dan tidak hilang, maka harus dikombinasikan dengan seni.
Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran itu menjelaskan, dalam hal dokumentasi seni, baik secara kualitas maupun kuantitas, Revolusi Islam dibandingkan dengan revolusi-revolusi dunia yang lain adalah yang paling tertindas.
Raisi mengatakan, silahkan bandingkan jumlah karya seni semacam buku dan film yang diproduksi terkait Revolusi Perancis atau Rusia, dengan Revolusi Islam Iran. Di negara-negara itu, revolusi tidak pernah dipandang sebagai sebuah masalah yang usang dan final.
Hujatulislam Raisi menegaskan, Yayasan Afarinesha-ye Honari, perpustakaan dan lembaga-lembaga budaya dan seni lain yang berada di bawah Haram Suci Razavi harus menciptakan sebuah markas untuk berkumpul para seniman dan mendirikan sanggar pemikiran untuk bertukar pandangan terkait upaya melahirkan karya-karya seni unggul.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar