Mereka berjumlah 150 orang dan didatangkan dari Abu Dhabi sejak akhir Juni lalu.
Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman ternyata telah menyewa tentara-tentara swasta asal Amerika Serikat, bertugas untuk menginterogasi sekaligus menyiksa para pangeran dan konglomerat ditahan atas tudingan korupsi.
"Mereka (tentara swasta tersebut) memukuli mereka, menyiksa mereka, menampar mereka, dan melecehkan mereka," kata seorang sumber kepada DailyMail.com. "Mereka ingin membuat mereka (tahanan-tahanan elite itu) menyerah."
Ratusan anggota keluarga kerajaan, konglomerat, pejabat, dan perwira militer ditahan sejak Sabtu tiga pekan lalu dengan tudingan rasuah. Penangkapan besar-besaran itu atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Pangeran Muhammad bin Salman.
Sumber itu mengungkapkan tentara-tentara swasta ini berasal dari Blackwater, perusahaan keamanan swasta dari Amerika Serikat. Klaim serupa dilontarkan Presiden Libanon Michel Aun melalui Twitter, namun kemudian dihapus.
Blackwater, pernah menghebohkan Timur Tengah karena beroperasi di Irak, kini telah berganti nama menjadi Academi, membantah tentara mereka berada di Arab Saudi dan ikut menyiksa tahanan-tahanan supertajir tersebut.
"Academi tidak berpatisipasi dalam interogasi untuk pemerintah atau pelanggan pribadi manapun. Academi tidak membolehkan kebijakan buat melakukan kekerasan," ujar juru bicara Academi. "Kami beroperasi secara legal, moral, dan etik, serta menaati hukum setempat dan Amerika Serikat."
Warga Amerika terbukti melakukan kekerasan di luar negeri diancam hukuman penjara hingga 20 tahun.
Menurut sumber sama, pengawal para tahanan di Hotel Ritz Carlton, berlokasi di Ibu Kota Riyadh, adalah kontraktor keamanan swasta, bukan tentara pemerintah Arab Saudi. "Di luar hotel tempat penahanan dijaga pasukan elite Saudi dengan kendaraan militer," ujarnya.
Sumber ini bilang tentara-tentara swasta Amerika tersebut didatangkan dari Abu Dhabi.
Pembocor berakun Twitter @Ahdjadid mengatakan Pangeran Muhammad bin Salman sudah mendatangkan 150 tentara dari perusahaan Blackwater. Mereka tiba sepekan setelah Pangeran Muhammad bin Nayif diberhentikan dari jabatan putera mahkota pada Juni lalu. "Beberapa di antara mereka menjaga Pangeran Muhammad bin Nayif dikenai tahanan rumah, sisanya dia pakai sebagai pengawal pribadi."
Selain ditahan di Ritz Carlton, kaum elite dibekuk atas tudingan korupsi itu juga ditahan di Hotel Courtyard dan Hotel Diplomatic Quarter, terletak di seberang jalan dari Ritz Carlton. Mereka yang ditahan termasuk Pangeran Al-Walid bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, dan Chairman Saudi Binladin Group Bakr Bin Ladin.
(Daily-Mail/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Pangeran Al-Walid bin Talal bersama ratusan anggota keluarga kerajaan, pejabat, dan konglomerat Arab Saudi ditahan di Hotel Ritz Carlton, Ibu Kota Riyadh. Mereka ditangkap atas tuduhan korupsi. (Foto: Albalad.co/Istimewa)
Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman ternyata telah menyewa tentara-tentara swasta asal Amerika Serikat, bertugas untuk menginterogasi sekaligus menyiksa para pangeran dan konglomerat ditahan atas tudingan korupsi.
"Mereka (tentara swasta tersebut) memukuli mereka, menyiksa mereka, menampar mereka, dan melecehkan mereka," kata seorang sumber kepada DailyMail.com. "Mereka ingin membuat mereka (tahanan-tahanan elite itu) menyerah."
Ratusan anggota keluarga kerajaan, konglomerat, pejabat, dan perwira militer ditahan sejak Sabtu tiga pekan lalu dengan tudingan rasuah. Penangkapan besar-besaran itu atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Pangeran Muhammad bin Salman.
Sumber itu mengungkapkan tentara-tentara swasta ini berasal dari Blackwater, perusahaan keamanan swasta dari Amerika Serikat. Klaim serupa dilontarkan Presiden Libanon Michel Aun melalui Twitter, namun kemudian dihapus.
Blackwater, pernah menghebohkan Timur Tengah karena beroperasi di Irak, kini telah berganti nama menjadi Academi, membantah tentara mereka berada di Arab Saudi dan ikut menyiksa tahanan-tahanan supertajir tersebut.
"Academi tidak berpatisipasi dalam interogasi untuk pemerintah atau pelanggan pribadi manapun. Academi tidak membolehkan kebijakan buat melakukan kekerasan," ujar juru bicara Academi. "Kami beroperasi secara legal, moral, dan etik, serta menaati hukum setempat dan Amerika Serikat."
Warga Amerika terbukti melakukan kekerasan di luar negeri diancam hukuman penjara hingga 20 tahun.
Menurut sumber sama, pengawal para tahanan di Hotel Ritz Carlton, berlokasi di Ibu Kota Riyadh, adalah kontraktor keamanan swasta, bukan tentara pemerintah Arab Saudi. "Di luar hotel tempat penahanan dijaga pasukan elite Saudi dengan kendaraan militer," ujarnya.
Sumber ini bilang tentara-tentara swasta Amerika tersebut didatangkan dari Abu Dhabi.
Pembocor berakun Twitter @Ahdjadid mengatakan Pangeran Muhammad bin Salman sudah mendatangkan 150 tentara dari perusahaan Blackwater. Mereka tiba sepekan setelah Pangeran Muhammad bin Nayif diberhentikan dari jabatan putera mahkota pada Juni lalu. "Beberapa di antara mereka menjaga Pangeran Muhammad bin Nayif dikenai tahanan rumah, sisanya dia pakai sebagai pengawal pribadi."
Selain ditahan di Ritz Carlton, kaum elite dibekuk atas tudingan korupsi itu juga ditahan di Hotel Courtyard dan Hotel Diplomatic Quarter, terletak di seberang jalan dari Ritz Carlton. Mereka yang ditahan termasuk Pangeran Al-Walid bin Talal, salah satu orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, dan Chairman Saudi Binladin Group Bakr Bin Ladin.
(Daily-Mail/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar