Riset Alquran sejumlah akademi barat memiliki cakupan besar dan luas, dimana sejumlah kajian menunjukkan perlunya refleksi gerakan ilmiah ini di dalam negara, dengan tujuan mensuport para peneliti bidang ini untuk hadir di tengah-tengah masyarakat internasional adalah hal yang urgen dan tidak dapat dielakkan.
Menurut laporan IQNA, sekitar dua abad lalu riset Alquran diproduksi secara serius dan kontinu di beberapa akademi barat dan beragam karya dan besar-besaran setiap tahunnya dipamerkan di hadapan para peneliti dan peminat dalam hal ini. Di antara alasan sambutan barat untuk menelaah tentang Alquran adalah sebagai berikut:
Konfrontasi Islam dan Kristen seperti dalam Peradaban dan Dua Kekaisaran di Abad-abad yang Jauh, Munculnya Wacana Studi Oriental terkait Periode Dominasi Politik dan Budaya Peradaban Barat, Peristiwa Epistemologis penting di barat dari Renaisans sampai Pencerahan dan Gerakan Reformasi Agama dan Munculnya Konsep dan Sekolah seperti Pemikiran Kritis, Hermeneutika, Kritik Sejarah dan sebagainya adalah alasan utama Riset Alquran dan dalam pandangan yang lebih besar tentang Islamisme di Barat.
Bidang studi barat tentang Islam dan secara khusus dalam Alquran sejak dari awal gerakannya sampai era sekarang ini memiliki pasang surut dan telah banyak mempengaruhi geografi penelitian ini. Peristiwa politik, keluasan dan kompleksitasnya adalah alasan utama pasang surut tersebut dan mengetahuinya dengan baik dapat menjelaskan jenis studi para peneliti barat bagi mereka yang mengenal mereka di negara ini. Harus diketahui studi Alquran dilakukan oleh para cendekiawan non muslim merupakan bagian dari gerakan besar ilmiah modern dan awal permulaan bagi pengetahuan dunia.
Bidang studi Alquran, mengingat berbagai penelitian dan risetnya dan demikian juga pendekatan yang dimiliki para peneliti dunia barat dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori mendasar seperti studi Tafsir, studi Filologi, studi Kisah-kisah, studi Komparatif, Semantik Alquran, dan Antropologi Alquran, dan lain-lain.
Para peneliti barat dalam bidang riset internasional Alquran, dengan sangat minim mengenal referensi dan studi-studi Iran dan hal ini menunjukkan dua dalil: pertama mayoritas masyarakat muslim dunia adalah muslim dan kedua penguasaan mayoritas ilmuwan dan cendekiawan akan bahasa Arab di banding bahasa Persia, kendati para mufasir besar sunni seperti Thabari, Fakhruddin Razi, Zamakhsyari, dan beberapa penafsir lainnya adalah Iran, namun bagaimanapun juga bahasa ilmiah klasik studi Islam - Arab. Secara mendasar ada dua pendekatan utama dalam studi Alquran para peneliti barat:
Pandangan Positif
Dengan melihat bahwa studi karya penelitian Alquran akademi barat dan pengenalannya di negara dapat mengenalkan para peneliti remaja Iran, yang memiliki banyak potensi, melalui studi penelitian mereka dalam bidang Alquran dan hadis, dengan sejumlah atensi, minat dan kejelian mereka dan lewat sejumlah metode dan dapat mengetahui pandangan serta dasar-dasar mereka. Mengetahui posisi pemikir Iran dengan kekayaan sumber – sumber tangan pertama dalam studi Alquran adalah hasil lain dari pengetahuan ini. Penguasaan para penulis barat dalam beberapa bahasa timur dan barat sampai dalam tulisan-tulisan teks mereka menggunakan bahasa tersebut dan juga penggunaan beberapa manuskrip sumber-sumber Islam dalam karya-karya mereka sangat mengetahui dengan baik akan kebutuhan ini.
Publikasi pendekatan kritis terhadap isu-isu ilmiah dan melihat dari luar ke subjek dapat menyebabkan wacana religius dan ideologis terhadap wacana ilmiah dan akademis.
Perlu diingat bahwa sejumlah peneliti terkenal di negara dengan menerjemahkan karya bidang Islamologi dan Quranologi di Eropa dan Amerika utara adalah sebuah pengantar untuk mengenal karya mereka, mengenal konten dan aktivitas dalam ranah yang penting ini, yang dapat menjadi awal untuk melewati masa transisi dan menciptakan bahasa ilmiah bersama di kalangan para cendekiawan terkemuka dunia serta mengenal nama Iran dalam kancah ini juga jauh-jauh sebelumnya sebagai sebuah kutub penting ilmu.
Kebangsaan dan asal etnis peneliti serta dasar-dasar intelektual dan Prapengetahuan peneliti barat memiliki peran yang menentukan dalam studi Islam. Semisalnya di era sekarang, metode dan opini para peneliti Jerman seperti AngelikaNeuwirth dengan metode dan opini peneliti Perancis seperti Claude Jolyot atau para peneliti Amerika seperti Jane McAuliffe adalah berbeda, dimana mengenal secara mendetail hal ini dapat menyiapkan ranah akuntabilitas yang adil dan kritis terhadap prapengetahuan barat oleh para peneliti muslim.
Pandangan Negatif
Dengan melihat penjelasan-penjelasan yang sudah dipaparkan, sudah jelas bahwa pandangan negatif akan hal ini sejauh mana dapat memundurkan masyarakat Qurani Iran dari gerakan ilmiah dunia dan di bidang studi itu sendiri.
Gerakan ilmiah ini juga membutuhkan prasyarat seperti ilmu bahasa (bahasa semisal Inggris, Perancis, Jerman, dan lain-lain) dimana adalah bahasa bersama penelitian, yang dapat diraih dengan sedikit upaya dan aktivitas dalam bidang tersebut. Dengan melihat poin-pon yang sudah disebutkan, riset Alquran sejumlah akademi barat memiliki cakupan besar nan luas, dimana sejumlah kajian menunjukkan perlunya refleksi gerakan ilmiah ini di dalam negara, dengan tujuan mensuport para peneliti kancah ini untuk hadir di tengah-tengah masyarakat internasional adalah hal yang urgen dan tidak dapat dielakkan.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar