SURAT AL-BAQARAH
Allah membuka surat al-Baqarah dengan الم Alif lam mim. [1]
Ibnu Abbas mengatakan, "Huruf huruf yang diulang berjumlah 72 huruf, dan aslinya berjumlah 14 huruf. Allah menjadikannya sebagai pembuka surat-surat al-Quran dan meletakkan rahasia-rahasia-Nya padanya. Huruf alifnya adalah kunci asma Allah."
Ada yang menyatakan bahwa alif adalah nama Allah. Pendapat lain menyatakan, setiap ayat memiliki sisi lahiriah dan batiniah. Batin adalah yang tersembunyi, sementara lahir adalah sisi yang tampak. Setiap kitab memiliki rahasia, dan rahasia al-Quran adalah pembuka surat-suratnya. Lahiriah al-Quran sangat menakjubkan, sementara batinnya sangat mendalam. Tiada yang mengetahui rahasianya kecuali orang-orang khusus; tidak semua (ayat-ayat) nya dapat dicerna kebanyakan orang, karena mereka terlanjur akrab dengan aspek lahiriah dari riwayat-riwayat yang ada.
📓 Tentang Huruf-huruf Terputus
Huruf-huruf terputus adalah pokok pembicaraan kita (di sini) dan yang dimaksud adalah yang berjumlah 14 huruf itu. Yang kita tuju bukan bentuk huruf huruf itu sendiri, tetapi maknanya yang ada di hati, kemudian di lisan dan pendengaran.
Ketahuilah, semua yang ada dan digambarkan oleh benak kita tidak lepas dari bentuk huruf dan maknanya. Tanpa huruf-huruf itu, tak satu pun yang dapat digambarkan atau dibicarakan, bahkan Zat Allah sendiri. Manusia juga memiliki kelebihan dibandingkan makhluk lain karena kemampuannya berbicara dengan bunyi huruf-huruf itu. Dengan huruf-huruf pula, Allah menurunkan kitab dan syariat-Nya, dan dengannya pula Dia dikenal dan disembah. Jumlah semua huruf yang ada adalah 28. Jumlah shalat harian adalah 17 rakaat, dan dalam keadaan safar (perjalanan), ia menjadi 11 rakaat. Bila digabungkan, jumlahnya menjadi 28, sama seperti jumlah huruf itu.
Ketahuilah bahwa puasa wajib adalah 30 hari dan terkadang 29 hari, yang jumlahnya mendekati jumlah huruf itu. Begitu pula halnya dengan haji, karena thawaf haji dan thawaf umrah serta benda-benda mati semuanya berjumlah 21, yang merupakan kesempurnaan rahasia ini.
Kalimat tauhid juga tersusun dari 12 huruf, yaitu:
لا إله إلا اللّه محمد رسول اللّه
La ilâha illa Allâh Muhammad rasulullâh.
Pokok (inti) dari hurufhuruf ini adalah tiga huruf, dan mim.Alif adalah keghaiban, lam adalah kenabian, dan mim adalah wilayah. Allah menciptakan tujiuh langit dalam dua hari. [2]
Apabila Anda mampu mengetahui makna dari dua hari itu dan berpegang pada dua
Asma Besar (Ism A'dham), maka bersyukurlah kepada Allah, karena Anda telah menjadi mukmin sejati.
Allah berfirman:
الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ
Alif lam mim, itu adalah kitab yang tiada keraguan di dalamnya. [3]
(Di sini), kitab adalah Ali, secara lahiriah ataupun batiniah. [4]
هُدًى لّلْمُتَّقِيْنَ
Petunjuk bagi orang orang yang bertakwa
Mereka adalah orang orang yang menjadikan Ali sebagai pemimpin dan menaatinya. Ketakwaan hakiki adalah kecintaan kepada Ali, bukan ketakwaan semu. [5]
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
Mereka yang beriman kepada hal-hal ghaib.
Hal-hal ghaib itu tiga macam, yaitu kemunculan al-Mahdi af (ajjalallah farajahusysyarif, semoga Allah mempercepat kemunculannya yang mulia-peny.), hari kiamat, dan hari raj'ah (kemunculan kembali sebagian orang pra-kiamat-peny), yang semuanya berhubungan dengan Ahlul Bait. [6]
وَ يُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ
Dan mereka yang menegakkan shalat.
Shalat hakiki adalah kecintaan kepada Ahlul Bait, sementara yang lain adalah shalat kiasan, karena shalat yang tidak dibarengi dengan kecintaan kepada mereka, tidak akan dicatat dan diterima. Maka, shalat (hakiki) adalah kecintaan terhadap Ahlul Bait. [7]
Allah lalu berfirman:
وَ مِمَّا رَزَقْنَا هُمْ يُنْفِقُوْنَ
Dan mereka menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. [8]
Infak hakiki adalah mengajarkan keutamaan Ahlul Bait kepada orang-orang beriman.
يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ
Dan mereka yang beriman kepada apa yang Kami turunkan kepadamu. Yakni, tentang Ali.
وَ مَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
Dan yang di turunkan kepada (para nabi) sebelum mu. Yaitu, sékaitan dengan Ali; bahwa dialah pemuka orang-orang beriman (Amirul Mukminin).
وَ بِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Dan mereka meyakini akhirat [9]
Yaitu, mereka meyakini bahwa di akhirat, perkara pengadilan akan berpulang kepada keluarga Muhammad saw.
Kemudian Allah berfirman:
أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan mereka adalah orang orang yang beruntung [10] dengan agama Ini [11]
Tentang Ayat :
و الّذين يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَ مَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ
Dan mereka yang beriman kepada apa yang kami turunkan kepadamu dan sebelummu ( al-Baqarah: 4 ).
Ibnu Abbas berkata, "Allah tidak menurunkan sebuah kitab kecuali di dalamnya terdapat ajaran tauhid dan pengakuan terhadap kenabian Muhammad saw serta kepemimpinan Ali."
Apabila semua ini hanya diucapkan dengan lisan tanpa diyakini dengan hati, maka ia tidak akan bermanfaat. Karena itu, Allah mengecam orang-orang semacam ini:
يقولون بألسنتهم مّا ليس في قلوبهم
Mereka mengatakan dengan lidah mereka sesuatu yang tidak ada di hati mereka. [12]
Allah lalu berfirman:
و من النّاس من يقول آمنّا باللّه و باليوم الآخر وما هم بمؤمنين
Di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir," padahal mereka tidak beriman... (hingga firman-Nya):
يُخَادِ عُون اللّه
Mereka (bermaksud) memperdayai Allah.[13]
Ketika Rasul saw telah menyampaikan wasiatnya tentang kepemimpinan Ali di Ghadir (Khum), orang-orang datang berbaiat kepada Ali. Umar berkata, "Selamat, wahai Ali, engkau telah menjadi pemimpinku dan pemimpin mukmin dan mukminah." Mereka kemudian berpisah satu sama lain, [14]
Padahal hati mereka berbeda dengan sikap lahiriah mereka. Allah lalu mengingatkan Nabi-Nya dan berfirman :
يُخَادِ عُون اللّه و الّذين آمنوا
Allah lalu memberitahu Rasul saw bahwa:
Di dalam hati mereka ada penyakit, disebabkan baiat (mereka) kepada Ali: dan mereka akan mendapatkan azab yang pedih [16] "lantaran mereka menentang Ali sepeninggalmu dan merampas haknya." [17]
Rasul saw menerima sikap luar mereka itu dan menyerahkan batin mereka kepada Allah. Maka, Jibril pun datang kepada beliau dan memberitahu tentang apa yang ada di hati mereka. Beliau kemudian bersabda, "Wahai orang orang, ketahuilah bahwa kalian akan bahagia apabila menaati Ali dan akan celaka bila menentangnya. " Beliau melanjutkan, "Wahai Ali, jangan terpengaruh oleh pemberontakan orang-orang bodoh kepadamu, karena Allah telah memerintahkan langit, bumi, gunung, dan laut untuk mematuhi segala keinginanmu. Jangan bersedih karena sikap mereka, sebab (seakan-akan) dunia (ini) bagi mereka telah berakhir dan akhirat telah menjelang." [18]
Allah lalu menjadikan kecintaan kepada Ali sebagai petunjuk-Nya:
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَ لَا يَشْقَى
Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, yaitu kecintaan kepada Ali, maka dia tidak akan tersesat, di dunia, dan tidak celaka, [19] di akhirat [20]
Allah lalu berfirman:
فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَ لا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, yaitu kecintaan terhadap Ali, maka mereka tidak akan merasa takut, dengan mengikutinya, dan tidak bersedih [21] pada hari kebangkitan karena cinta mereka kepada Ali. [22] (Manaqib Ali Abi Thalib, jil. III, hal. 207; Bihar al-Anwar, jil. XXIV, hal. 52 hadis ke-4).
Allah menjadikan Ali sebagai kebanggaan-Nya:
بَلْ أَتَيْنَا هُمْ بِذِكْرِ هِمْ مُّعْرِضُونَ
Kami telah datangkan kebanggaan kepada mereka, yaitu Ali bin Abi Thalib, namun mereka berpaling dari kebanggaan mereka, [23] yaitu dengan cara mengikuti selain Ali. [24]
Allah kemudian menjadikan Ali sebagai keselamatan dan kehidupan:
لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُ كُمْ
Kami telah menurunkan kitab yang di dalamnya terdapat zikir bagi kalian [25] yaitu keselamatan kalian yang akan terwujud dengan kecintaan terhadap Ali. [26]
Allah menyebut orang yang berpaling dari Ali sebagai orang kafir :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir, terhadap kepemimpinan Ali, baik engkau peringatkan mereka atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman [27] kepada kepemimpinannya. [28]
Allah menjadikan mereka yang membenci Ali tidak memiliki pendengaran dan penglihatan:
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah menutup hati mereka, dari kecintaan terhadap Ali atau cahaya berwilâyah kepadanya, dan pendengaran mereka, untuk mendengarkan orang yang membicarakan keutamaan Ali, dan penglihatan mereka, untuk memandang orang yang berbicara tentang Ali atau kitab yang memuat keagungannya, dan mereka mendapatkan azab yang pedih [29] karena meninggalkan ketaatan kepada Ali. [30]
Allah lalu menyebut orang yang tidak mengikuti Ali sebagai mufsid ( perusak ) :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
Bila dikatakan kepada mereka,jangan berbuat kerusakan di muka bumi [31] (dengan menyebarkan bid'ah dan menyimpangkan agama.) [32]
Kemudian Allah memerintahkan Hamba hamba Nya untuk mendekatkan diri dengan cara mencintai Ali :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ
Wahai manusia, sembahlah Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian itu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, Muhamma adalah utusan-Nya, dan Ali adalah kerabat Muhammad yang paling utama. Juga bahwa para sahabat Muhammad adalah sahabat nabi nabi yang terbaik dan umatnya adalah umat yang terbaik. [33]
Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya, "Kalian tidak perlu heran bila langit disangga sehingga tidak menimpa bumi, karena Allah menjaga sesuatu yang lebih besar dari itu."
"Apa itu, wahai Rasulullah?"
"Yang lebih besar dari itu adalah pahala ketaatan orang yang mencintai Muhammad dan keluarganya." [34]
Kemudian Rasul saw bersabda:
وَ نَزَّلْنَا مِن السَّمَاء مَاء
Dan Kami turunkan air dari langit [35] yaitu hujan yang setiap tetesnya dibarengi dua malaikat; salah satunya bertugas mengantarkannya dan lain bertugas meletakkannya di tempatnya. Kalian jangan heran akan hal ini, karena jumlah malaikat yang memintakan ampun untuk pengikut keluarga Muhammad lebih banyak dari ini. Begitu pula jumlah malaikat yang melaknat musuh-musuh mereka."
Allah juga berfirman:
فَأَخْرَجَ بِهِ مِن الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ
Bukankah kalian melihat betapa banyak jumlah dedaunan, biji-bijian, dan rerumputan?"
"Benar, wahai Rasulullah."
"Namun jumlah malaikat yang dikerahkan untuk melayani keluarga Muhammad lebih banyak dari itu. Tahukah kalian, untuk apa mereka dikerahkan? Mereka dikerahkan untuk membantu keluarga Muhammad membawa nampan-nampan dari cahaya yang berisi hadiah dari Allah untuk para pengikut mereka. Pada setiap nampannya terdapat kebaikan yang tidak bisa disamai oleh semua harta di dunia." [36]
Allah kemudian menyebut orang yang berniaga dengan kecintaan terhadap Ali sebagai orang yang beruntung dan mendapat hidayah, sedangkan orang yang berniaga dengan mencintai selain Ali sebagai orang yang merugi dan sesat :
أُولَئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَروا الضَّلَا لَةَ بالْهُدَى
Mereka adalah orang-orang yang membeli kesesatan dengan hidayah
Yakni, mereka menjual kecintaan kepada Ali bin Imran [37] dengan kecintaan terhadap Firaun dan Haman:
فَمَا رَبِحَت تّجَارَتُهُمْ وَ مَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
mereka tidak mendapat keuntungan dalam niaga mereka, bahkan merugi: dan mereka tidak mendapatkan hidayah [38] bahkan tersesat [39]
Allah lalu menjadikan perjanjian-Nya sebagai perjanjian dan kesepakatan Ali, karena perjanjian kekasih Allah adalah milik-Nya. Dia berfirman:
الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللًٰه مِنْ بَعْدِ ميثاقِهِ
Orang-orang yang membatalkan perjanjian dengan Allah setelah mereka menyepakatinya, yaitu perjanjian di Hari al-Ghadir. [40]
وَ يَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللّه بِهِ أَن يُوصَلَ
Mereka memutus apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan [41]
Yakni mereka menghalangi Fathimah dari warisannya, padahal Allah telah memerintahkan untuk menyerahkan itu kepadanya. [42]
Allah lalu memberitahukan tentang kondisi hati musuh-musuh Ali:
فِيْ قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَ هُمُ اللّهُ مَرَضًا وَ لَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dalam hati mereka ada penyakit, karena mereka membenci Ali, maka Allah menambah penyakit hati mereka, dengan permusuhan kepada Ali. Karena hati tidak akan bersinar kecuali dengan iman, dan mereka tidak memiliki iman, maka hati mereka pun tidak disinari oleh cahaya. [43] Dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih pada hari kiamat, karena mendustakan kepemimpinan Ali. [44]
Allah kemudian memerintahkan Nabi-Nya untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang mengikuti Ali bahwa mereka adalah orang-orang saleh dan akan masuk surga:
وَبَشّرِ الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
Maka berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dengan Ali [45] Dan Beramal Shaleh , setelah keimanan mereka , bahwa mereka akan mendapatkan surga yang dibawahnya terdapat sungai sungai yang mengalir [46]
Allah lalu menjadikan orang-orang yang mendustakan Ali dan keluarganya, yang merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah, sebagai orang-orang kafir yang kekal di neraka. Dia berfirman:
وَ الّذين كَفَروا وَ كَذَّبُوا بِآ يَاتِنَا
Sedangkan mereka yang kafir kepada Ali [47] dan mendustakan ayat-ayat Kami, yaitu itrah Nabi saw,
أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Maka mereka adalah penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya [48]
Dari sini dapat diketahui bahwa tidak ada yang akan kekal di neraka, kecuali orang-orang kafir dan pengilkut musuh-musuh Ahlul Bait. Sebab, pengikut musuh mereka dapat dianggap sebagai musuh mereka pula, meski mengaku sebagai pecinta mereka. Klaim ini adalah sebuah kebohongan besar dan kesyirikan.
Ibnu Abbas berkata, "Orang-orang kafir adalah mereka yang meragukan kenabian Muhammad dan menghalangi saudaranya dari kekhalifahan"
Allah lalu menjadikan mukminin sebagai orang-orang yang memperoleh kabar gembira:
وَبَشّرِ الَّذِيْنَ آمَنُوا
Berilahi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang beriman kepada kenabianmu dan menerima kepemimpinan Ali setelahmu,
أَنَّ لَهُمْ جَنَّات
Bahwa mereka (akan) mendapatkan surga.
Ya, surga tidak diperuntukkan bagi selain mereka, karena surga adalah tempat untuk orang beriman, dan tiada keimanan kecuali dengan mencintai Ali dan keluarganya, serta berlepas diri dari musuh-musuh Ali dan keluarganya. Karena itu, penghuni surga hanyalah para pengikut Ali.
Allah menjadikan nama-Nya dan nama Nabinya sebagai anugrah bagi para nabi as, orang-orang yang berlindung kepada-Nya, dan perantara bagi orang orang yang berdoa:
فَتَلَقَّى آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ
Adam lalu menerima beberapa kaimat dari Tuhannya dan Dia menerima taubatnya. [49]
Yang dimaksud dengan "kalimat" di sini adalah nama-nama para imam. [50]
Nama-nama mereka tertulis di 'Arsy, dan Allah telah memerintahkan Adam dan Hawa untuk berdoa dengan hak mereka serta memberitahu bahwa Dia tidak akan menolak orang yang meminta dengan nama mereka.
Allah lalu menyebut karunia-Nya kepada Bani Israil:
يَا بَنِي إسرائيل اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ
Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian yaitu dengan mengutus kekasihku
وَ أَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِ كُمْ
dan tunaikan perjanjian-Ku agar Aku menunaikan perjanjian kalian,[51] yang pernah kuambil dari leluhur kalian untuk menyampaikan keutamaan Muhammad dan Ali kepada kalian.
وَ آمنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ
Maka berimanlah dengan yang Akú turunkan [52] kepada Muhammad, yang disebut dalam kitab-kitab kalian bahwa dia adalah nabi terakhir, pemuka para rasul, khalifah Tuhan, dan pintu kota pengetahuan.
Allah lalu berjanji untuk memberikan surga kepada mereka yang menunaikan perjanjian dalam mencintai nabi-Nya dan washi-nya.
Kemudian Dia berfirman:
وَ إِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ البَحْرَ
Ingatlah ketika Kami membelah laut bagi kalian. [53]
"Ketika Musa dan pengikutnya dikejar Firaun hingga di tepi laut, Allah berfirman kepadanya:
Katakanlah kepada Bani Israil untuk memperbaharui pentauhidan-Ku dan perintahkan hati mereka untuk mengingat pemuka para nabi, Muhammad, serta nyatakanlah ketaatan kalian terhadap Ali dan keturunannya. Musa lalu berkata, Ya Allah, demi hak Muhammad dan keluarganya, seberangkanlah kami melewati laut ini." [54]
Laut pun lalu terbelah dan Allah menyelamatkan mereka dengan keutamaan Muhammad dan keluarganya, karena nabi-nabi lain juga berdoa dengan nama mereka.
Allah lalu berfirman:
وَ آمنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ
Berimanlah kalian dengan apa yang Kuturunkan (hari ini)
وَ لَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ
dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama kafir kepadanya.
Allah lalu melarang mereka untuk membandingkan Ali dengan selainnya:
وَ لا تَلْبِسُوا الْحَقّ بالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقّ وَ أَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Jangan kalian tutupi kebenaran dengan kebatilan, karena orang yang membandingkan Ali dengan selainnya telah menutupi kebenaran dengan kebatilan, (dan) jangan sembunyikan kebenaran, yang telah kalian ketahui sekaitan dengan hak Muhammad saw dan Ali, sementara kalian mengetahui [55] dari kitab kalian bahwa Ali adalah washi Muhammad saw.
Allah lalu menyebut Muhammad saw dan Ali sebagai Kesabarandan Shalat, serta menjadikan kepemimpinan Ali sebagai salah satu dari hal yang berat:
وَ اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلَاةِ
Mintalah bantuan dengan kesabaran dan shalat.
Kesabaran adalah Muhammad saw dan shalat adalah Ali [56]
Allah lalu berfirman bahwa
وَ إِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ
Sesungguhnya itu adalah hal yang berat.
Maksudnya kepemimpinan Ali sedemikian Agung di sisis Allah sehingga langit dan bumi tidak mampu menanggungnya :
إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Kecuali bagi orang orang yang khusuk [57]
Yaitu mereka yang bersabar dan menerima Ali sebagai pemimpin Maka, Rasul saw pun rela terhadap mereka, sehingga Allah menerima mereka sebagai hamba-hamba-Nya. Surga menerima sebagai penghuni dan malaikat menerima mereka sebagai saudara .
Allah lalu menjadikan orang yang berpaling dari kepemimpinan Ali sebagai musukh (berubah rupa). Dia berfirman :
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ
Kalian telah mengetahui orang-orang yang melakukan pelanggaran di hari Sabtu, kemudian Kami mengubah mereka menjadi kera-kera. [58]
Ibnu Abbas berkata, "Kepemimpinan Ali ditawarkan kepada umat umat terdahulu. Tidak ada yang menerimanya, kecuali mereka yang terlahir sebagai anak sah, dan tidak ada yang menolaknya, kecuali orang-orang sesat, dan yang telah diubah rupa mereka." [59]
Allah lalu menyesatkan orang yang mengganti kecintaan kepada Ali dengan selainnya:
وَمَنْ يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
Barangsiapa yang mengganti imannya dengan kekufuran, maka dialah orang yang sesat. [60]
Ibnu Abbas dan Ikrimah berkata, "Keimanan adalah kecintaan terhadap Ali dan ketaatan kepadanya, sedangkan kekufuran adalah permusuhan kepadanya. [61]
Allah menjadikan Ali sebagai Kitab dan menyebut mereka yang mengetahui haknya sebagai orang-orang yang membacanya dengan baik:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang Kami berikan kitab kepada mereka, yaitu pengetahuan terhadap (hak) Ali, karena dia adalah Kitab. [62] Mereka membacanya Dengan benar, yakni mereka mengakui keutamaan Ali dan kepemimpinannya serta berlepas diri dari musuh-musuhnya: mereka beriman kepada nya , yaitu tidak mengenal imam selainnya setelah Rasulullah saw : dan orang yang kafir kepadanya yakni mengikuti selain Ali : maka mereka adalah orang Orang Yang merugi [63] di hari kiamat.
Allah lalu bersaksi bahwa Dia telah menurunkan tentang kepemimpinan Ali as dengan sebenar-benarnya:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقّ
Itu bahwa Allah telah menurunkan kitab dengan sebenar-benarnya, yaitu kepemimpinan Ali yang disebutkan dalam kitab yang diturunkan-Nya dan diwajibkan atas umat.
Allah berfirman:
وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal kitab, yakni mengingkari kepemimpinan Ali dan menentang kewajiban tentangnya dalam al-Quran, maka mereka: berada dalam penyimpangan yang jauh. [64]
Allah menjadikan mereka yang mengingkari kepemimpinan Ali sebagai orang-orang yang tersiksa:
بَلَىٰ مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ
Barangsiapa yang melakukan kesalahan dan diliputi olehnya. [65]
Imam al-Baqir berkata, "Orang yang mengingkari wilâyah Ali telah melakukan dosa besar dan dia diliputi oleh kesalahannya tersebut." [66]
Dia juga menyebut orang yang tidak menerima kepemimpinan Ali sebagai orang kafir. [67] Dia berfirman:
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
Seburuk-buruk yang mereka perjual belikan dengan diri mereka adalah dengan mengafirkan apa yang diturunkan Allah [68] berkenaan dengan Ali.
Allah mengkhususkan Syiah Ali dengan rahmat-Nya di hari kiamat:
وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ
Allah memberikan rahmat-Nya (secara) khusus kepada siapa yang Dia kehendaki. [69]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa mereka adalah para pengikut Ali, [70] karena rahmat Allah hanya dikhususkan untuk orang yang beriman di hari kiamat. Orang mukmin tidak lain adalah orang yang menjadikan Ali sebagai pemimpin, maka Rahmat Allah hanya diberikan untuk pengikut Ali ini.
Orang yang mendustakan keutamaan Ali [71] dan angkuh untuk menerimanya disebut sebagai kafir, di mana pintu-pintu langit ditutup baginya dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan angkuh untuk menerimanya, maka pintu-pintu langit tidak akan dibukakan untuk mereka dan mereka tidak akan masuk surga." [72]
Orang yang menentang kepemimpinan Ali tidak akan masuk surga, karena dia akan terhalang dari rahmat dan terjauhkan dari syafaat, sedangkan orang munafik akan dijerumuskan ke dasar neraka. Karena itu, surga, syafaat, rahmat dan kenikmatan Allah hanya diperuntukkan bagi syiah Ali.
Allah menjadikan wilayah Ali sebagai jalan keselamatan dan Islam yang hakiki:
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Kalian jangan mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah diri kepada Allah). [73]
Imam al-Shadiq berkata, "Wilayah Ali termaktub dalam kitab-kitab para nabi. Allah tidak mengutus seorang nabi pun kecuali dia mengabarkan tentang kenabian Muhammad dan kepemimpinan Ali." [74]
Allah lalu menjadikan kecintaan terhadap Ali sebagai cahaya khas yang menjadi tanda pengenal para wali-Nya:
صِبْغَةَ اللَّهِ ۖ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً
Sibghah Allah, dan sibghah siapakah yang lebih (baik) dari milik-Nya?" [75]
Abu Abdillah berkata,"Sibghah Allah adalah wiláyah dan kecintaan kepada kami. la adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat [76]
Allah menyebut orang yang menjadikan Ali sebagai pemimpin, sebagai bukan musyrik:
فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا
Dan jangan kalian jadikan sesuatu yang setara dengan Allah [77]
Barangsiapa yang menjadikan orang selain Ali sebagai tandingan baginya, maka dia telah menciptakan sesuatu yang setara dengan Allah Karena tidak ada yang setara dengan Allah, maka tiada yang setara pula bagi Ali, wali-Nya. Celakalah orang yang menyetarakan Ali dengan Zuraiq," [78] dan menerima Firaun dan Haman sebagai ganti dari imam yang haq.
Allah kemudian memutus rahmat-Nya dari orang yang berpaling dari Ali:
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ
Ketika segala hubungan mereka terputus sama sekali. [79]
Imam al-Ridha berkata, "Dengan ikhtiar mereka sendiri, mereka mengikuti para pemimpin yang sesat. Rahmat Allah akan terputus dari orang yang mengikuti kesesatan." [80]
Ali dan keturunannya telah dijadikan sebagai pintu-pintu Allah dan umat manusia diperintahkan untuk mendatangi kepada Allah melalui mereka:
وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا
Dan datangilah rumah-rumah melalui pintunya. [81]
Imam al-Shadiq berkata, "Para washi adalah pintu-pintu hidayah. Bila bukan karena mereka, maka Allah tidak akan dikenal. Kami adalah pintu Allah dan rumah-Nya. Barangsiapa yang mengikuti kami dan mengakui wilâyah kami, maka dia telah mendatangi rumah melalui pintunya. Sedangkan orang yang mengingkari wiláyah kami, maka dia akan binasa. Kami adalah pintu dan jalan Allah. Barangsiapa berpaling dari kami dan mengutamakan selain kami, berarti dia telah menyimpang dari jalan kebenaran." [82]
Hal ini diperkuat oleh sebuah riwayat dari Muhammad bin Muslim, "Aku bertanya kepada Abu Abdillah, 'Saya melihat orang yang menentang Anda selalu khusuk dalam beribadah. Apakah hal itu akan mendatangkan manfaat baginya?' Beliau menjawab, Tidak! Perumpamaan mereka seperti sebagian orang diantara Bani Israil. Sebagian mereka beribadah selama 40 hari dan doanya dikabulkan Allah. Sedangkan yang lain melakukan hal yang sama, tetapi doanya tidak dikabulkan Allah. Dia (orang itu) lalu menemui Isa as untuk mengadukan masalahnya dan meminta doa darinya. Isa as lalu bersuci dan melakukan shalat. Kemudian dia berdoa kepada Allah. Dia lalu mewahyukan kepada Isa as:
Wahai Isa, orang ini mendatangi-Ku dari (arah) tidak melalui pintu-Ku. Dia berdoa kepadaku, sementara di hatinya bersemayam keraguan terhadapmu. Bila dia berdoa sampai lehernya putus sekalipun, Aku tidak akan mengabulkannya.
Begitu pula halnya dengan kami, Ahlul Bait. Allah tidak akan menerima amal seseorang selama dia masih meragukan kami." [83]
Suatu kali, Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya, "Wahai sekalian manusia, kalian harus berkhidmat kepada manusia yang dipilih Allah dan dijadikan oleh-Nya sebagai manusia paling utama setelah Muhammad, (yaitu) Ali bin Abi Thalib, pemimpin penghuni bumi dan langit. Kalian harus mencintainya dan (mencintai) orang-orang yang memperwalikannya serta memusuhi musuh-musuhnya. Demi Allah, tidak ada yang dapat melewati jembatan akhirat, kecuali orang yang memperwalikannya, dan tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang yang memusuhinya." [84]
Allah menjadikan kecintaan terhadap Ali sebagai bekal di hari kebangkitan:
وَ تَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Berbekallah kalian dan takwa adalah sebaik-baik bekal. [85]
Ketakwaan sarana untuk menghindari api neraka. Tidak ada yang bisa menyelamatkan manusia dari api neraka, kecuali kecintaan kepada Ali. Kesimpulannya, ketakwaan adalah cinta kepadanya.
Allah menjadikan wiláyah Ali sebagai Rumah Kedamaian (Dar al-Salam):
وَ اللّه يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ
Allah menyeru kalian menuju Dar al-Salam.
Rumah kedamaian adalah surga dan kita tidak dapat memasukinya kecuali dengan cintanya. Sesuatu yang menjadi sarana untuk mewujudkan perkara yang wajib maka hukum nya wajib pula.
Kemudian Dia berfirman :
وَ يَهْدِي مَن يَشَاء إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
...dan Dia membimbing siapa saja yang Dia kehendaki menuju jalan lurus [86]
Jalan menuju ke surga adalah kecintaan kepada Ali, maka cinta nya adalah jalan lurus yang ditempuh.
Allah juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السّلْمِ كَٓافَّةً
Wahai orang orang beriman masuklah kalian ssmua kedalam kedamaian.
Kedamaian adalah wilayah Ali dan Allah memerintahkan hamba hamba Nya untuk masuk kedalamnya karen orang yang memasuki nya akan selamat sementara yang menolak akan menyesal.
Allah berfirman :
وَ لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Dan kalian jangan ikuti langkah langkah setan [87] yaitu jalan firaun dan haman.
Kemudian Allah menyebut Ali sebagai nikmat Nya dan memperingatkan hamba Nya untuk tidak menggantikannya dengan yang lain:
وَ مَن يُبَدَّلْ نِعْمَةَ اللّه مِن بَعْدِ مَا جَاءتْهُ
Dan orang yang mengganti nikmat dari Allah setelah dia mendapatkan nya [88] yaitu orang yang menggantikan kecintaan terhadap Ali dengan kecintaan Abu Fashil [89] dan memilih azab pedih ketimbang nikmat abadi.
Allah menamakan Ali dengan mukmin saleh:
وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ
Bila mereka menentangnya maka yang menolongnya Adalah Allah, jibril dan mukmin yang saleh. [90] dan imam orang yang bertakwa [91]
Allah menyebut musuh Ali sebagai thagut dan kecintaan kepadanya sebagai: urwah al-wutsqa (tali yang kuat). Dia berfirman:
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ
Barangsiapa yang menentang thaghut dan beriman kepada Allah, maka dia telah berpegang pada tali yang kuat,[92] yaitu wilayah Ali, sedangkan thaghut adalah sebutan bagi musuhnya.
Allah menjamin para pengikut Ali bahwa mereka akan dikeluar- kan dari kegelapan menuju cahaya :
اللّه وَ لِيُّ الَّذِيْنَ آمَنُوا يُخْرِ جُهُم مّنَ الظّ
Allah adalah penolong orang-orang beriman, (Dia) mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, dengan kecintaan terhadap Ali, dan dari kegelapan thaghut dan dosa, mereka menuju cahaya wilayah-nya.
Allah menamakan musuh-musuh Ali sebagai orang kafir:
وَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا
Dan orang -orang yang kafir, yaitu mereka yang berpaling dari wilayah-nya. Sebab kecintaan kepada Ali adalah iman, dan kebencian kepadanya adalah kekufuran.
أَوْلِيَٓاؤُ هُمُ الطَّاغُوتُ
Para pemimpin mereka adalah para thaghut, seperti Taim, Uday, Firaun, Haman, Yaghuts, Ya'uq, Iyalij, Miyalij, Qali', Hali', Abu Fashil, Zafir, orang-orang kafir, dan orang-orang fasik:
dikeluarkan oleh Allah dari cahaya, yaitu kesaksian bahwa tiada Tuhanselain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya: menuju kegelapan [93] yang mereka ikuti setelah wafatnya Nabi saw dan berpaling dari keluarga beliau.
Allah menjadikan Ali sebagai hikmah dan kebaikan berlimpah:
وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
Barangsiapa yang diberi hikmah oleh Allah, maka dia telah mendapatkan kebaikan yang berlimpah. [94]
Ibnu Abbas berkata, "Hikmah adalah mengenal Allah, rasul, dan imam serta taat kepadanya, yang akan membawa seseorang menuju surga dan semua amalnya diterima serta kesalahannya diampuni.
Hikmah adalah mengenal sesuatu sebagaimana adanya, dan inilah yang disebut sebagai pengenalan akan kebenaran. Tujuan penciptaan makhluk adalah menyembah Allah, tidak menyekutukan-Nya, beriman kepada Muhammad dan para nabi sebelumnya, serta menaati Ali yang merupakan hujah Allah bagi sekalian umat manusia dan berpaling dari musuh-musuh yang menentangnya.
Allah memuji Ali dengan infak yang dilakukannya:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
Orang-orang yang menginfakkan harta mereka siang-malam secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. [95]
Diriwayatkan oleh Mujahid dari Ibnu Abbas, "Amirul Mukminin (suatu ketika)mempunyai empat dirham. Beliau menginfakkan satu dirham di malam hari, satu dirham di siang hari, satu dirham secarasembunyi-sembunyi, dan satu lagi secara terang-terangan" [96]
Allah lalu menyebutnya sebagai khalifah dengan firman-Nya:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
Aku jadikan khalifah di muka bumi. [97]
Ibnu Abbas berkata, "Para khalifah itu ada tiga, yaitu Adam, Daud, dan Amirul Mukminin yang merupakan anak Adam dari sisi lahiriah dan ayah Adam dari sisi batiniah." [98]
Catatan Kaki:
[1] al-Baqarah: 1
[2] Fushshilat: 12
[3] al-Baqarah: 1-2
[4] Tafsir al-'Ayyasyi, jil. I, hal. 26 hadis ke-1; Tafsir al-Qummi, jil. I, hal. 30; Syawahid al-Tanzil, jil. I, hal. 86 hadis ke-106; Manaqib Ali Abi Thalib. Faidh Kasyani berkata Itu adalah penafsirannya dan ini adalah penakwilannya. Penyandaran (idhafah) kitab kepada Ali berfungi sebagai penjelas. Maksudnya, kitab itu yang merupakan diri Ali, tidak ada keraguan di dalamnya, karena kesempurnaannya dapat dilihat dari jalan hidupnya dan semua keutamaan nya telah di sebutkan oleh Allah dan rasul Nya. Sebutan kitab bagi manusia sempurna adalah hal lazim di kalangan wali-wali Allah." Lihat Tafsir al-Shafi, jil. I, hal. 92.
[5] Tafsir al-'Ayyasyi, jil. I, hal. 26 hadis ke-1, Kamal al-Din, hal. 18 dan 340 hadis
20; Manaqib Ali Abi Thalib, jil. I, hal. 279; Tafsir Nur al-Tsaqalain, jil. I, hal. 26 hadis ke 5.
[6] Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 32 hadis ke-1; Bihar al-Anwar, jil. XXIV, hal. 352 hadis ke-69
[7] Hal ini disimpulkan dari sabda Rasulullah saw, seperti yang dinukil al-Khazzaz al-Qummi dari Abu Hurairah: Aku bertanya kepada Rasul tentang maksud firman Allah: Dan Allah menjadikannya sebagai kalimat yang tetap ada dalam keturunannya. Beliau menjawab, "Allah menjadikan kepemimpinan (imamah) di sulbi al-Husain. Darinya akan muncul sembilan imam yang di antaranya adalah al-Mahdi." (Kemudian beliau melanjutkan), "Bila ada orang yang berdiri beribadah di antara rukun dan maqam, dan dia berjumpa dengan Allah dalam keadaan membenci keluargaku, maka dia akan masuk neraka." Lihat Kifayah al-Atsar, hal. 87
[8] al-Baqarah: 3.
[9] al-Baqarah: 4
[10] al-Baqarah: 5
[11] Tafsir al-Shafi, jil. IV, hal. 139
[12] al-Fath: 11
[13] Al-Baqarah 8-9
[14] Hadis Tsaqalain atau Ghadir adalah hadis masyhur dan mutawatir dari Rasulullah saw. Hadis ini disebutkan oleh para penghafal dan ahli hadis dalam Shahih, musnad, dan sunan mereka, bahkan dalam kitab sejarah dan biografi orang-orang ternama. Mereka meriwayatkannya melalui banyak jalur sahih dari lebih 20 sahabat. Di antara mereka itu adalah Ali bin Abi Thalib as, Zaid bin arqam abu said al-Khudri, Jabir bin abdullah jubair bin muth'im , hudzaifah bin Usaid, Khuzaimah bin Tsabit, Sahal bin Saad, Dhamrah al-Aslami, 'Amir bin Laila al-Ghaffari, Abdurrahman bin 'Auf, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Hantab, Uday bin Hatim, Uqbah bin 'Amir, Abu Dzar al Ghaffari, Abu Rafi', Abu Syuraih al-Khaza'i, Abu Qudamah al-Anshari, Abu Hurairah, Ammar bin Yasir, Ummu Salamah, Ummu Hani, dan orang-orang lain dari Quraisy. Baihaqi meriwayatkannya dalam bab "Keutamaan Ali as" hadis ke hal. 96 hadis ke-79, Bukhari menyebutnya dalam al-Tarikh al-Kabir, jil. III, hal 96, Muslim dalam shahih-nya bab "Keutamaan Ali as" hadis ke-2408, Ahmad dalam musnad-nya, jil. III, hal. 17 dan jil. IV, hal. 366, dan Abd bin Humaid dalam musnad-nya hadis ke-265. Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Saad, Ahmad, dan Abu Ya'li meriwayatkannya dari Abu Said, dan dari mereka di dalam Jam' al-Jawami' dan Kanz al-Ummal. Ishaq bin Rahwaih menyebutnya dalam shahih-nya dan Ibnu Hajar menukil darinya di dalam al-Mathalib al-'Aliyah, jil. IV, hal. 65 hadis ke 1873 seraya berkata, "Ini adalah hadis dengan sanad sahih." Al-Bushairi menukil itu darinya di dalam Ithaf al-Sadah dan berkata, "Ishaq meriwayatkannya dengan jalur sahih." Ibnu Khuzaimah juga menukil hadis ini dalam shahih-nya al-Darami dalam sunan-nya, jil. II, hal. 310 hadis ke-2319, Abu Dawud dalam sunan-nya dan Sibth bin al-Jauzi dalam Tadzkirah al-Khawwash, hal. 322. Ketika menukil hadis ini dalam Mathalib al-Saul (jil. I, hal. 80), Ibnu Thalhah al-Syafi'i berkata, "Peristiwa ini terjadi di kawasan antara Mekah dan Madinah yang bernama Khum, di dekat sebuah telaga kecil (ghadir). Oleh karena itu, peristiwa
ini dikenal dengan Ghadir Khum. Ali menyebut ini dalam syairnya. Hari tersebut jadikan hari raya karena di dalamnya Rasul saw telah memberikan kedudukan khusus kepada Ali, yang tidak dimiliki selainnya." Abu 'Awanah menukil itu dalam musnad-nya dan Syaikhani meriwayatkan itu darinya di dalam al-Shirath al sawi. al-Bazaz meriwayatkan itu dari Ummu Hani dalam Wasilah al-Amal. Ibnu 'Ashim menyebut hal itu dalam Kitab al-Sunnah, hal. 629 hadis ke-1551 dan hal. 630 hadis ke-1555. Ya'qubi juga menukil dalam Tarikh-nya, jil. II, hal. 112, Begitu pula, Baladzari dalam Nasab al-Asyraf bab "Riwayat Hidup Amir al Mukminin as" nomor ke-48. Al-Hafid Nasawi menukilnya dari Hudzaifah bin Usaid dan Abu Naim meriwayatkannya dari jalur yang sama dalam Hilyah al Auliya' 1/355. Al-Fasawi meriwayatkannya dari beberapa jalur dalam al-Ma'rifah wa al-Tarikh, jil. I, hal. 536. Ibnu Rahwaih, Ibnu Jurair, Ibnu 'Ashim, dan Muhamili menukil itu dalam Amali-nya dan mensahihkannya dari jalur mereka. Hadis ini juga disebutkan dalam Jam al-Jawami', jil. II, hal. 66 dan Kanz al-'Ummal, hal. 13 hadis ke-36441. Ibnu Jurair al-Thabari dan Dulabi menukilnya di dalam al Dzuriyah al-Thahirah dan Turmudzi dalam Nawadir al-Ushul. Thabrani menyebutnya dalam al-Mu'jam al-Kabir, Hakim dalam Mustadrak 'ala al-Shahihain jil. III, hal. 109 melalui tiga jalur seraya berkata, "Ini adalah hadis sahilh berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, dan Dzahabi juga mengakuinya." Khatib menukil ini dalam Tarikh Baghdad, jil. VIII, hal. 442, Ibnu Maghazili dalam Manaqib Amir al-Mukminin as hadis ke-23 dan 284, Khatib Khawarizmi dalam Manaqib-nya, hal. 93, Ibnu 'Asakir dalam Tarikh Dimasyq bab "Riwayat Hidup Imam Ali as" hadis ke-547. Kita cukupkan sampai di sini, karena kita khawatir akan terlalu berkepanjangan.
[15] Lihat Tafsir al-Shafi, jil. I, hal. 95
[16] al-Baqarah: 10
[17] Tafsir Imam Askari, hal. 117; al-Tibyan, jil. III, hal. 551; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal 37
[18] Dalam Tafsir Imam Hasan al-Askari as, hadisnya disebut demikian: Rasul saw lalu menyuruh orang-orang-yang diketahuinya bersekongkol menentang Ali as- untuk keluar. Beliau lalu bersabda kepada Ali, ketika mereka berada di bawah pegunungan Madinah, "Wahai Ali, sesungguhnya Allah memerintahkan
mereka untuk taat kepadamu dan menolongmu. Apabila mereka menaatimu, maka itu adalah yang terbaik bagi mereka. Mereka akan menjadi raja dalam surga untuk selamanya. Apabila mereka menentangmu, maka mereka tela melakukan kekeliruan dan mereka akan kekal di neraka." Rasul saw lalu bersabda kepada kelompok itu, "Ketahuilah, kalian akan bahagia bila mengikuti Ali dan akan celaka bila menentangnya. Allah akan membuatnya (Ali) tidak membutuhkan kalian dengan apa yang akan Dia perlihatkan kepada kalian.
Beliau melanjutkan, "Wahai Ali, mintalah kepada Tuhanmu dengan hak Muhammad dann keluarganya untuk mengubah gunung ini sesuai keinginanmu" Ali as lalu berdoa dan seketika itu, gunung tersebut berubah menjadi perak. Gunung itu lalu memanggil Ali, "Wahai Ali, wahai washi Rasulullah, Allah telah menyiapkan kami tunduk kepada perintahmu, kapan saja anda membutuhkan kami." Lihat Tafsir Imam Hasan Askari as, hal. 116; Ta'wil al-Ayat Jil 1 hal 37-38; Madinah al-Ma ajiz, jil. I, hal. 436; Bihar al-Anwar, jil. XXXVII, hal. 144, Tafsir Kanz al Daqaiq, jil I hal 127.
[19] Thaha: 12
[20] Muhammad bin Abbas berkata, " Dari Muhammad bin Hamam, dari Muhammad bin Ismail al-Alawi, dari Isa bin Dawud al-Najjar, dari Abu al Hasan Musa bin Jafar as, bahwa beliau bertanya kepada ayahnya tentar makna firman Allah: Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak aka tersesat dan tidak celaka. Beliau menjawab, 'Rasulullah saw bersabda, 'Wahai manusia, ikutilah petunjuk Allah supaya kalian mendapat hidayah. Petunjuk-Nya adalah petunjukku, dan petunjukku adalah petunjuk Ali bin Abi Thalib. Orang yang mengikuti petunjuknya semasa hidupku dan setelah aku mati, berarti dia berjalan di atas petunjukku dan barangsiapa yang mengikuti petunjukku, berarti dia telah mengikuti petunjuk Allah dan dia tidak akan tersesat dan celaka", Lihat: Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 320 hadis ke 19; Bihar al-Anwar, jil. XXIV, hal. 149 hadis ke-30 (dinukil dari Kanz al-Fawaid).
[21] al-Baqarah : 38
[22] Manaqib Ali Abi Thalib, jil. III, hal. 207; Bihar al-Anwar, jil. XXIV, hal. 52 hadis ke 4. Inilah simbol (mishdaą) dari banyak riwayat. Di antaranya adalah yang diriwayatkan Dailami dari Umar bin Khattab bahwa Rasul saw bersabda Kecintaan terhadap Ali akan membebaskan seseorang dari neraka." Firdaus al-Akhbar, jil. II, hal. 142; Nahj al-Iman, hal. 452. Atau, hadis yang diriwayatkan oleh Khatib Baghdadi dari Ibnu Abbas bahwa dia bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah kita bisa melalui neraka?" "Ya." "Dengan cara bagaimana? Dengan kalian mencintai Ali." Tarikh Baghdad, jil. III, hal. 161; Nahj al-Iman, hal. 505. Juga, yang diriwayatkan Allamah Hilli dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata kepada Rasul, "Wahai Rasulullah, wasiatkan sesuatu kepadaku." Beliau bersabda, "Engkau harus mencintai Ali bin Abi Thalib. Demi Allah, Dia tidak akan menerima suatu kebaikan dari seorang hamba hingga Dia bertanya tentang kecintaannya kepada Ali, dan Dia lebih tahu dari hamba-Nya. Bila dia menaatinya, maka amalannya diterima. Bila tidak, Allah tidak akan menanyakan apapun dan langsung mengirimnya ke neraka..." Kasyf al-Yaqin, hal. 464; Ta'wil al-Ayat, jil. L, hal. 277.
Ibnu Syahr Asyub pernah menukil bait-bait syair berikut:
Tada yang bisa menyelamatkan dari kemurkaan Allah
Dan ketakutan pada hari kiamat serta saat penghitungan
Juga api yang menyala-nyala di nereka Jahanam
Kecuali kecintaan kepada Imam Abu Thurab
Dia adalah pemberi syafaat bagi umat
Yang disebut dalam (semua) kitab samawi.
[23] al-Mukminun: 71
[24] Merekalah salah satu dari dua golongan yang disebut dalam hadis, dari Ali bin Abi Thalib as, seperti yang dinukil dalam Musnad Ahmad. Ali as berkata Nabi saw pernah bersabda kepadaku, 'Dalam dirimu terdapat perumpamaan Isa Dia dibenci Yahudi sampai mereka memfitnah ibunya, sedangkan Nasrani mencintainya hingga mereka menempatkannya di kedudukan yang tidak layak untuknya" Ada dua jenis manusia yang akan binasa karena diriku, yaitu (orang) yang berlebihan mencintaiku dan menisbahkan hal-hal yang tidak ada pada diriku dan (orang) yang membenciku hingga dia memfitnahku karena dengki terhada keutamaanku." Musnad Ahmad, jil. I, hal. 160; Kitab al-Sunnah, hal. 463 hadis 987; Syarh Nahj al-Balaghah, jil. VIII, hal. 112; Nadhm Durar al-Simthain, hal. 104
[25] al-Anbiya': 10
[26] Ta'wil al-Ayat jil I, hal 325 hadis ke 5; bihar al-Anwar jil XXIII, hal 186 hadis ke 57. Penafiran ini di tarik dari hadis Nabawi, " barang siapa ingin selamat kelak hendaknya dia mengikuti lelaki botak ini ( Ali )" lihat : 'Ilal al-Syarai', jil 1 hal. 159; Ma'ani al-Akhbar, jil LXIII hal 11 juga bisa disimpulkan dari riwayat Thabrani, dari fathimah binti Rasulullah saw yang berkata" disuatu petang hari Arafah, Rasulullah datang menemui Kami dan bersabda " Allah membanggakan kalian dan mengampuni Kalian dan Ali khusus nya , aku adalah utusan Allah kepada Kalian dan tidak pilih kasih terhadap kerabatku, jibril memberitahuku bahwa orang yang bener bener bahagia adalah yang mencintai Ali semasa hidup nya dan setelah kematiannya. Sedangkan orang yang benar benar celaka adalah yang membenci Ali semasa dia hidup dan setelah dia mati" al-Mu'jam al-kabir, jil XXII hal 415; manaqib al-Khawarizmi, jil LXXIX hal 62.
[27] al-baqarah: 6
[28] Tafsir Imam Hasan al-Askari as, jil. LI, hal. 91. Tentang firman Allah: Baik engkau Peringatkan... dalam imam yang nyata, Ali bin Ibrahim berkata, "Yaitu dalam kitab yang nyata (kitab mubin) dan ia adalah kitab yang muhkam." Ibnu Abbas menyebutkan ucapan Ali as, "Demi Allah, aku adalah imam yang nyata (mubin) Aku membedakan kebenaran dari kebatilan. Aku mewarisinya dari Rasulullah saw dan ia adalah muhkam." Lihat: Tafsir al-Qummi, jil. II, hal. 212; Tafsir Kanz al Daqaiq, jil. I, hal. 101, Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 34 hadis ke-6; Syarh al-Akhbar, jil. I hal. 24 hadis ke-254 dan jil. II, hal. 161 hadis ke-494. Rasulullah saw menggambarkan kehendak Allah dalam diri Ali dengan sabdanya, "Tidak ada yang mencintaimu kecuali orang mukmin, dan tidak ada yang membencimu kecuali orang munafik. Orang yang mencintaimu, berarti dia juga mencintaiku. Orang yang membencimu, berarti dia membenciku. Pecintaku adalah kekasih Allah, dan pembenciku adalah musuh-Nya. Laknat atas orang yang membencimu sepeninggalku." al-Mu'jam Al-Ausath Thabrani, jil. V, hal. 87. Ibnu Abi al-Hadid berkata, "Orang-orang munafik di Madinah tidak mengusik Nabi saw karena takut terhadap pedangnya dan pengaruh beliau serta kekuasaannya. Karena itu, mereka tidak menampakkan kebencian mereka kepada beliau dan hanya memperlihatkan kebencian mereka kepada Ali as. Maka, Rasulullah bersabda tentang Ali as yang disebut dalam semua kitab shahih, "Tidak ada yang mencintaimu kecuali orang Mukmin dan tidak ada yang membencimu kecuali orang munafik." Para ahli hadis juga menukil ucapan dari banyak tokoh sahabat bahwa mereka tidak mengetahui orang munafik, kecuali dari kebenciannya kepada Ali as. Syarh Nahj al-Balaghah jil. XIII, hal. 251
[29] al-Baqarah: 7
[30] Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Hasan al-Askari as berkata, "...Kemudian Rasul saw bertanya kepada para sahabat, 'Semalam, siapakah di antara kalian melindungi jiwa saudaranya dengan membahayakan jiwanya?' 'Aku, wahai Rasulullah. Demi Allah, aku telah menyelamatkan jiwa Tsabit bin Qais bin Syamas al-Anshari,' kata Ali as. Ceritakanlah kepada saudara-saudara seimanmu jangan sebut nama orang munafik yang berusaha mencelakakan kita. Allah telah melindungi kalian berdua dari tangannya dan memberinya kesempatan untuk bertaubat, sabda Rasul saw. Ali as lalu bercerita, 'Ketika aku berjalan-jalan di luar Madinah, aku melihat Tsabit bin Qais di kejauhan berada di dekat sebuah sumur yang dalam. Seorang munafik mendorongnya ke dalam sumur tanpa mengetahui bahwa aku melihatnya dan segera mendekati tempat kejadian. Aku tidak mengejar orang munafik itu karena takut Tsabit akan celaka. Karena itu, aku terjun ke dalam sumur untuk menolongnya. Ternyata, aku lebih dulu sampai ke dasar sumur ketimbang dia.' Bagaimana engkau tidak mendahuluinya, sedangkan engkau lebih berat dari Tsabit? Andai yang ada pada dirimu hanyalah ilmu yang diberikan Allah dan Rasul-Nya, maka engkau lebih berat dari segala sesuatu di dunia. Lalu agaimana keadaanmu dan Tsabit?' tanya Rasul saw. 'Aku sampai di dasar sumur dengan kedua kakiku menjejak di atas tanah dan itu lebih ringan bagi kedua kiku daripada ketika aku berjalan. Ketika Tsabit sampai di dasar sumur, aku segera menangkapnya dengan kedua tanganku. Sebelumnya, aku khawatir berat tubuhnya akan membahayakan diriku. Ternyata, dia hanya seperti angin yang kutangkap dengan tanganku. Sewaktu aku melihat ke atas, orang munafik itu berada di tubir sumur beserta dua orang temannya sambil berkata kepada mereka, Kita mengarahkan pada satu orang, tapi malah dua orangterperangkap.' Mereka kemudian mengambil sebuah batu yang berat dan melemparkannya ke bawah. Aku takut batu itu menimpa Tsabit, karena itu aku Segera memeluknya dan melindunginya dengan badanku. Batu itu menimpa bagian belakang kepalaku, tetapi rasanya hanya seperti angin semilir yang membelai pundakku di hari nan terik. Mereka kembali melemparkan batu lebih besar dan menimpaku lagi. Namun, rasanya seperti air sejuk yang kusiramkan di atas kepalaku di hari yang panas. Mereka kembali mengambil sebuah batu yang lebih berat, yang mereka gelindingkan di atas tanah, karena tidak kuat mengangkatnya dan menjatuhkannya ke bawah. Batu itu menimpa bagian belakang kepala dan punggungku, namun rasanya seperti pakaian lembut yang menutupi badanku. Aku mendengar mereka berkata, 'Kalaupun Ali dan Tsabit punya seratus ribu nyawa, mereka tidak akan selamat tertimpa batu-batu ini.' Setelah mereka pergi, dengan izin Allah, tubir sumur itu turun ke bawah, sementara dasar sumur itu naik ke atas sehingga kami bisa keluar dengan selamat.' Rasul saw lalu bersabda, 'Wahai Abu al-Hasan, dengan peristiwa ini, Allah telah memberikan keutamaan dan pahala kepadamu, yang tidak diketahui seorang pun. Kelak, di hari kiamat, ada suara yang berseru: Di manakah para pecinta Ali? Maka sekelompok orang-orang saleh akan berdiri dan mereka disuruh untuk memilih siapasaja yang mereka kehendaki untuk ikut bersama mereka ke surga. Masing-masing dari mereka akan memberi syafaat kepada satu juta orang. Kemudian, ada suara yang berseru: Manakah para pecinta Ali yang lain? Sekelompok orang lalu berdiri mereka diminta untuk meminta apapun yang mereka ingini dari Allah. Dia lalu mengabulkan semua permintaan mereka dan melipatgandakannya seratus ribu kali lipat. Kemudian ada seruan kembali: Manakah pecinta Ali yang lain? Sekelompok orang yang telah menzalimi diri mereka lalu berdiri. Manakah para pembenci Ali? Kemudian datang sejumlah besar manusia dari kelompok itu. Lalu dikatakan: Kita jadikan seribu orang dari pembenci Ali sebagai tebusan bagi satu orang pecinta Ali, supaya dia bisa masuk surga. Maka, Allah akan menyelamatkan semua pecintamu dan menjadikan para musuhmu sebagai tebusan mereka.' Rasul saw lalu melanjutkan, Ini (Ali) adalah orang yang paling utama dan mulia. Pecintanya adalah pecinta Allah dan Rasul-Nya, dan pembencinya adalah pembenci Allah dan Rasul-Nya. Para pecintanya adalah manusia-manusia terbaik dari umat Muhammad. Beliau lalu bersabda kepada Ali, Wahai Ali, lihatlah ke sekelilingmu.' Ali lalu melihat ke arah Abdullah bin Ubay dan tujuh orang dari kalangan Yahudi. Dia berkata, 'Aku melihat bahwa Allah telah menutup hati, pendengaran, dan penglihatan mereka. "Wahai Ali, engkau adalah saksi Allah yang paling utama setelahku,' sabda Rasul saw." Imam Hasan al-Askari as lalu berkata, "Inilah penafsiran dari Allah menutup hati, pendengaran, dan penglihatan mereka dengan sebuah hijab yang bisa dilihat para malaikat hingga mereka dikenali dengan hijab itu. Hijab itu juga bisa dilihat oleh Rasulullah saw dan manusia terbaik setel ah beliau." Tafsir Imam Hasan al-Askari as, jil. LVII, hal 108-111: Tafsir Shafi, jil. I, hal. 94; Tafsir Kanz al-Daqaiq, jil. I, hal. 109
[31] al-Baqarah: 11
[32] Hasan al-Askari dalam tafsirnya berkata, "Musa bin Ja'far as berkata Bila dikatakan kepada mereka, yang mengkhianati baiat di Ghadir Khum, jangan kalian melakukan kerusakan di muka bumi, dengan mengkhianati bait sehingga membuat kaum mustadh'afin kebingungan dalam agama mereka Tafsir imam Hasan al-Askari as, 118/61; Tafsir Ashfa, jil. I, hal. 15; Ta'wil al-Ayat jil I hal 39; Bihar al-Anwar, jil. XXXVII, hal. 147. Tentang penafiran ayat ini, Imam Ja'far berkata, "Orang-orang Basrah tidak diperangi (dalam Perang Jamal) kecuali karena ayat ini " Dalam perang jamal amirul mukminin as mwmbaca ayat ini :
Bila mereka membatalkan keimanan mereka setelah mereka berjanji dan membahayakan agama kalian, dan supaya mereka menghentikan perbuatan mereka. Kemudian Rasulullah pernah bersabda kepadaku, 'Wahai Ali, engkau akan berperang dengan kelompok pengkhianat (nakitsah), pemberontak (baghiyah), dan yang murtad dari agama (mariqah). Mereka adalah orang-orang yang tidak beriman. Perangilah mereka barangkali mereka akan sadar dan menghentikan perbuatan mereka." Manaqib Ali Abi Thalib, jil. II, hal. 334; Bihar al-Anwar, jil. XXXII, hal. 283 hadis ke-232
[33] Diriwayatkan dari Imam Hasan al-Askari as tentang penafsiran ayat di atas Yaitu sembahlah Allah dengan cara memuliakan Muhammad dan Ali bin Abi Thalib (Lihat: Tafsir Imam Askari, 139 hadis ke-70) Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Muhammad al-Baqir as berkata, "Orang-orang diperintahkan untuk mencintai Amirul Mukminin, namun mereka menentang perintah ini." Manaqib Ali AbiThalib, jil. III, hal. 314. Tentang penjelasan bahwa Ali adalah sahabat terbaik lihat apa yang diriwayatkan Khawarizmi dalam Manaqib-nya, bab IX, hal. 106.
[34]Tafsir Imam Hasan al-Askari as, 150; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 41; Bihar al-Anwar jil. XXVII, hal. 99
[35] Qaf: 9
[36] Bihar al-Anwar, jil. XXVII, hal. 100; Tafsir Imam Hasan al-Askari as, 150-151; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 41
[37] Beginilah yang termaktub dalam teks aslinya (yang ditulis dengan tangan)
[38] al-Baqarah: 16
[39] Hal ini ditunjukkan oleh beberapa hadis. Di antaranya, riwayat Mufadhal dari Imam Ja'far as, "Ketika Rasul saw sedang bersama sahabat-sahabatnya, beberapa orang berkulit hitam datang membawa jenazah seseorang dari bangsa mereka, yang tertutup kain, menuju kuburannya. Rasul saw bersabda, Aku ingin melihatnya.' Jenazah itu lalu diletakkan di hadapan beliau. Beliau lalu menyingkap wajahnya dan bersabda kepada Ali, Wahai Ali, ini adalah Rabah, budak keluarga Najar." Ali berkata, 'Aku tidak pernah melihatnya, kecuali dia dalam keadaan terbelenggu dan berkata kepadaku bahwa dia mencintaiku.' Rasul saw lalu memerintahkan agar dia dimandikan dan dikafani dengan salah satu pakaian beliau. Beliau kemudian menyalati jenazahnya dan mengantarnya ke kuburan bersama kaum muslimin. Orang-orang mendengar suara gemnuruh dari langit. Rasul saw lalu bersabda, "Dia diiringi oleh tujuh puluh ribu kelompok malaikat, yang masing-masing kelompok berjumlah tujuh puluh ribu malaikat. Demi Allah, dia tidak mendapatkan kenikmatan ini kecuali karena cintanya padamu" Rasulullah saw kemudian turun ke liang lahatnya dan memalingkan muka darinya; beliau lalu menyiramkan susu ke atasnya. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah, kami lihat Anda berpaling darinya sesaat, kemudian Anda menyiramkan susu ke atasnya. Apa artinya? Beliau menjawab, 'Sesungguhnya kekasih Allah keluar dari dunia ini dalam keadaan haus Karena itu, istri-istrinya dari kalangan bidadari segera datang membawakan minuman dari surga untuknya. Kekasih Allah adalah manusia terhormat, maka aku tidak ingin membuatnya bersedih bila aku melihat ke arah istri-istrinya. Oleh sebab itu, aku memalingkan wajahku " Bihar, jil XXXIX, hal 289 hadis kr 84
[40] " Tentang kisah Hari Ghadir, dalam sebuah riwayat dari Imam Hasan al-Askari as disebutkan: ...Sekelompok orang bersekongkol untuk menghalangi Alk menjadi khalifah setelah Nabi saw. Mereka datang menemui Rasul saw dan berkata, "Anda telah menjadikan Ali sebagai orang yang paling dicintai di sisi Allah, Anda, dan kami. Dengannya, Anda telah mencegah orang-orang zalim berkuasa atas diri kami." Namun, Allah mengetahui bahwa hati mereka bertentangan dengan lisan mereka dan bahwa mereka bersekongkol untuk menghalangi Ali dari haknya. Allah lalu memberitahu Rasul-Nya: Di antara manusia ada yang mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah, yang telah Memerintahkan mu menibatkan Ali sebagai pemimpin setelahmu, padahal mereka bukan orang yang beriman, dengan hal tersebut. Bahkan mereka berniat untuk mencelakakanmu dan Ali. Bihar al-Anwar, jil. XXXVII, hal、143; Tafsir Imam Hasan al-Askari as,113 hadis ke-58. Imam Musa as berkata, "Rasulullah saw lalumengetahui niat mereka untuk menghalangi Ali dari haknya. Beliau lalu memanggil dan mencela mereka. Mereka kemudian menampakkan keimanan mereka. Yang pertama berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak pernah mempersiapkan diriku untuk sesuatu seperti aku bersiap untuk baiat ini. Aku berharap, Allah akan menempatkanku di surga dengan baiat ini.' Yang kedua berkata, 'Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, wahai Rasulullah. Aku tidak percaya bahwa aku bisa masuk surga dan selamat dari neraka kecuali dengan baiat ini. Demi Allah, aku benci untuk berbalik dari baiat ini setelah semua yang kuberikan untuknya.' Yang ketiga berkata, 'Wahai Rasulullah, demi
Allah, aku sangat gembira dengan baiat ini, sehingga aku yakin bahwa bila aku menanggung semua dosa penduduk bumi, niscaya ia akan dihapuskan berkat baiat ini.' Dia kemudian bersumpah atas kebenaran apa yang dikatakannya dan melaknat orang yang menyampaikan kepada Rasul saw berbeda dengan ucapannya. Cara seperti ini lalu diikuti oleh para pemberontak dan pengkhianat setelah mereka." Tafsir al-Qummi, jil. I, hal. 363; Bihar al-Anwar, jil. XXXVII, hal. 143
[41] al-Baqarah: 27
[42] Ini disimpulkan dari ucapan Imam Hasan al-Askari as, "Mereka memutus apa yang diperintahkan Allah untuk disambung, seperti hubungan kerabat dengan cara menunaikan hak mereka. Dan tidak ada keluarga yang lebih utama ketimbang keluarga Muhammad. Hak mereka adalah dengan Muhammad, sebagaimana hak kerabat seseorang dengan ayah dan ibunya. Jelaslah bahwa hak Muhammad lebih besar hak orang tuanya. Karena itu, hak keluarga Muhammad lebih besar dan perampasannya jauh lebih buruk." Tafsir Imam Hasan al-Askari as, 207; Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 232. Mereka memutus hak Fathimah dengan mengambil warisannya, padahal mereka telah mendengar semua keutamaan Fathimah, kerelaan dan kemarahannya. Di antara riwayat riwayat itu adalah sabda Rasul saw yang menyatakan, "Fathimah adalah pemuka wanita umatku, wanita mukminah, dan wanita surga." Shahih Bukhari, jil. V, hal. 53 hadis ke-150 bab "Manaqib" pasal ke-26; Shahih Muslim, jil. XVI, hal. 224 hadis ke-2623-2624 bab "Keutamaan Sahabat"; al-Mushannaf karya Ibnu Abi Syaibah, jil. VI, hal. 393 hadis ke-32281; al Mushannaf Abdu al-Razaq, jil. XI, hal. 430 hadis ke 20919; al-Muntakhab min Musnad Abd bin Hamid, hal. 205, hadis ke-597. Rasul saw juga bersabda Wanita-wanita terbaik ada empat: Maryam, khadijah, fathimah dan asiyah "al-lhsan bi Tartib Shahih Ibnu Haban, jil. IX, hal. 52 hadis ke-6912 dari Anas; Syarh kitab al-Fiqih al-Akbar, hal. 208; Musnad Ahmad, jil. I, hal. 293 dan 322 cet. Mesir dan 482-529 cet. Beirut. Riwayat lain yang senada " cukul bagimu empat wanita-terutama di semesta: Khadijah, Fathimah, Maryam, dan Asiyah Sahabah, Syaukani, hal. 315-316; Manaqib Khadijah, hadis ke-14 dan disebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Thabrani, Abu Ya'la, dan Ahmad, dari perawi terpercaya; al-Ihsan bi Tartib Ibnu Haban, jil. IX, hal. 73 hadis ke-6971. Ali bin Abi Thalib meriwayatkan dari Rasulullah saw, "Wahai Fathimah, Allah murka dengan murkamu dan rela dengan kerelaanmu." al-Mu'jam al-Kabir, jil. I , hal. 108 hadis ke-182 di bawah "Biografi Ali", dalam catatan kakinya disebutkan, "Dalam catatan kaki sumber aslinya dikatakan, ini adalah hadis sahih dan diriwayatkan melalui beberapa jalur dari Ali. Harits meriwayatkannya dari Ali secara mursal hadis ini adalah hadis yang paling baik yang pernah kulihat, dan paling baik sanad-nya," dan jil. xxiI, hal. 401 bab "Manaib Fathimah"; Bughyah al-Raid Tahqiq Majma' al-Zawaid,jil. IX, hal. 328 hadis ke-15024 bab "Manaqib" dan dikatakan bahwa sanad-nya baik; Tarikh Baghdad, Ibnu Najar, jil. XVII, hal. 140 Biografi Utsman bin Husain" nomor 426; al-Tadwin fi Akhbar Qazwin, jil. III, hal 11 bab "Huruf Dzal: Biografi Abu Dzar bin Rafi", setelah menyebutkan hadis ini, Samhudi berkata, "Barangsiapa mengganggu seorang dari keturunan Fathimah atau membencinya, maka dia telah membahayakan dirinya sendir Dan sebaliknya, orang yang mencintai keturunan Fathimah dan memuliakan mereka, seperti yang dapat disimpulkan dari hadis ini." Jawahir al- 'Aqdain, hal 351 bab 11. Suhaili berkata, "Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang mencela Fatimah, maka dia telah kafir. Sedangkan orang yang mengirimkan salam atau shalawat kepadanya, berarti dia mengirimkan shalawat kepada ayahnya Juga, dapat disimpulkan bahwa keturunan Fathimah adalah seperti diri beliau, karena mereka adalah bagian dari diri beliau. Memisahkan cabang dari pokoknya sama dengan memisahkan sesuatu dari dirinya, dan inilah hal yang mustahil, karena cabang itu terbuat dari pokok itu Dan merupakan hasil (sesuatu) yang keluar darinya." al-Mawahib al-Laduniyah jil. II, hal. 533 bab II pasal ke-7. Hadharami berkata, "Berdasarkan sabda Rasul, " Ya Allah, mereka bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka atau 'Mereka diciptakan dari darah dagingku dan hadis-hadis lainnya, jelaslah bahwa orang yang mengganggu salah satu anggota Ahlul Bait, maka dia telah menyakiti Fatimah dan ayahnya saw. Dia termasuk ke dalam ancaman yang disebutkan Allah: Allah melaknat orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya di dunia dan akhirat dan akan menyiapkan azab yang hina bagi mereka, atau firman-Nya: Orang orang yang menyakiti Rasulullah akan mendapatkan azab yang pedih. (al-Ahzab: 57 dan al-Taubah: 61) Dia juga menjadikan dirinya sasaran kemurkaan Allah dan malaikat, seperti yang disebutkan dalam hadis-hadis sahih di atas, dan tidak Akan masuk surga. Semoga Allah melindungi kita dari bencana ini." Rasyfah al-Shadi, hal. 112. Imam al-Kadhim as menyinggung hal ini dalam sabda Rasul saw kepada Ali as, "Wahai Ali, Zat yang telah memberikan waktu kepada mereka yang menentangmu adalah Dia juga yang memberikan waktu kepada Firaun dan Namrud bin Kan'an, orang yang mengaku sebagai Tuhan dan iblis pemimpin orang-orang sesat. Kau dan mereka tidak diciptakan untuk dunia fana ini, tetapi kalian diciptakan untuk dunia yang kekal. Allah tidak perlu seseorang untuk membimbing mereka, namun Dia berkehendak memuliakan dirimu atas mereka dan mengutamakan dirimu. Bila Dia ingin niscaya Dia akan memberikan petunjuk kepada mereka. Imam as melanjutkan, hati orang orang ini menjadi sakit ketika mereka menyaksikan hal ini, selain penyakit yang ada pada tubuh mereka. Maka, Allah berfirman: Di hati mereka ada penyakit yaitu hati mereka ketika diperintahkan untuk berbaiat kepada Ali as." Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 39; Bihar al-Anwar, jil. XXXVII, hal. 146.
[43] Sumbernya adalah riwayat dari Rasulullah saw, "Waspadalah kalian terhadap kecerdikan orang mukmin, karena dia melihat dengan cahaya dari Allah." al-Mu'jam al Ausath, jil. III, hal. 312; Syawhid al-Tanzil, jil. I, hal. 422 hadis ke-450
[44] al-Baqarah: 10
[45] Imam Hasan al-Askari as berkata, "Allah berfirman: Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dengan keesaan Allah dan kenabianmu. Mereka menjadikanmu sebagai pemimpin serta membenarkan ucapanmu dan tindakanmu. Mereka menjadikan saudaramu, Ali, sebagai pemimpin setelahmu dan menaati apa yang diperintahkan kepada mereka. Mereka melihat dalam dirinya semua yang mereka lihat dalam dirimu, kecuali kenabian. Mereka tidak Akan mendapatkan surga, kecuali dengan menaatinya dan keturunannya sebagai pemimpin, mendukung orang-orang yang menaatinya, dan memusuhi para penentangnya. Api neraka akan selalu mengancam mereka, kecuali dengan berpaling dari musuh-musuh Ali dan tidak mengikuti mereka." Tafsir Imam Hasan al-Askari as, hal. 202, Bihar al-Anwar, jil. LXV, hal. 34; Ta'wil al-Ayat jil I, hal. 537
[46] al-Baqarah: 25
[47] dalam menafsirkan ayat ini, Imam al-Askari as berkata, " ..(mereka kafir) dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran berita yang dibawa Muhammad tentang kaum terdahulu dan keutamaan Ali serta keluarganya yang disampaikannya kepada umat." Tafsir Imam Hasan al-Askari as, hal. 228
[48] al-Bagarah: 39
[49] al-Bagarah: 37
[50] Diriwayatkan, sebagian di antara para nabi as ber-tawassul dengan Ahlul bait Di antaranya, Rasul saw bersabda ketika menyebutkan tawassul untuk Qais bin Saidah, "Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan bumi... Demi hak Muhammad dan tiga Muhammad lainnya, empat Ali, Fathimah, dua Hasan, Ja far, dan Musa. Mereka adalah para pemuka pemberi syafaaat, jalan yang lurus, para penelaah Injil, pelindung al Quran, penjaga umat dari kesesatan, penolak kebatilan, juijur dalam ucapan, dan jumlah mereka sama dengan para pemuka Bani Israil. Merekalah permulaan manusia, demi mereka kiamat terjadi, dengan mereka pula syafaat didapat dan mereka wajib di taati (demi hak mereka) turunkanlah hujan bagi kami." Manaqib Al Abi Thalib, jil. I, hal. 287; Kanz al-Fawaid, hal. 257; Risalah al-Burhan fi Thul 'Umr Shahib al-Zaman. Riwayat lainnya adalah hadis yang dinukil Muammar, dari Imam Ja'far as, "Seorang Yahudi datang menemui Rasul saw dan berdiri di hadapan beliau. Rasul saw bertanya "Wahai orang Yahudi, apa yang kau inginkan?' 'Siapakah yang lebih utama, engkau atau Musa, yang berbicara dengan Allah, menerima Taurat, tongkat (sebagai mukjizat), membelah laut, dan dinaungi awan?' Rasul saw menjawab Sesungguhnya seorang hamba dimakruhkan untuk memuliakan dirinya, tetapi aku katakan bahwa Adam bertaubat dengan mengatakan, 'Ya Allah, aku memohon kepadamu dengan Muhammad dan keluarganya supaya Engkau mengampuniku. Maka, Allah mengampuninya. Ketika Nuh naik ke kapal dan khawatir akan tenggelam, dia berkata, demi hak Muhammad dan keluarganya, aku mohon supaya Engkau menyelematkanku dari tenggelam ' Maka, Allah mengabulkan permintaannya. Ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api, dia berkata, 'Demi hak Muhammad dan keluarganya, aku mohon agar Engkau menyelamatkanku dari api ini. Maka, Allah menjadikan api itu dingin ketika Musa melemparkan tongkatnya dan terbersit rasa kekhawatiran dalam hatinya, dia berkata, 'Ya Allah, demi hak Muhammad dan keluarganya, aku mohon Engkau melindungiku. Maka Allah berfirman: Jangan kau takut, karena engkau adalah yang teratas dan akan menang. Wahai Yahudi, bila Musa hidup di zamanku dan dia tidak beriman dengan kenabianku, maka imannya tidak akan bermanfaat baginya. Wahai Yahudi, Mahdi adalah keturunanku. Bila dia muncul, Isa akan turun untuk membantunya dan shalat di belakangnya." Raudhah al-Wa'idhin, hal. 272 bab "Keutamaan Keluarga Muhammad". Imam al-Ridha as berkata, "Ketika kapal Nuh hampir tenggelam, dia berdoa kepada Allah dengan nama kami, sehingga Allah menyelamatkannya dari bahaya. Ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api dia memohon kepada Allah dengan nama kami, sehingga Allah menjadikan api itu dingin. Ketika Musa membelah lautan, dia memohon kepada Allah dengan hak kami, sehingga Allah menjadikan jalannya kering ketika orang Yahudi hendak membunuh Isa, dia berdoa dengan nama kami, sehingga dia selamat dan diangkat ke langit." Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 325 dan jil. XVI, hal. 366. Juga, di antaranya yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Sanan, dari Mufadhal, dari Imam Ja'far as, "Allah menciptakan ruh-ruh dua ribu tahun sebelum penciptaan jasad. Dia menjadikan ruh Muhammad, Ali, Fathimah Hasan, Husain, dan para imam setelahnya di atas ruh-ruh lain (hingga kata-kata beliau)... Jibril lalu berkata kepada Adam dan Hawa, 'Mohonlah kepada Tuhan kalian dengan hak nama-nama yang tertulis di kaki 'Arsy agar Dia menerima taubat kalian.' Mereka lalu berdoa, 'Ya Allah, kami memohon kepada Mu dengan hak manusia-manusia paling mulia di sisi-Mu; Muhammad, Ali, Fathimah, Hasan, Husain, dan para imam agar Engkau menerima taubat kami dan mengasihi kami.' Maka, Allah lalu menerima taubat mereka." Ma'ani al-akhbar hal. 110 bab "Makna Amanat", Bihar al-Anwar, jil. XI, hal. 172-174 dan jil
XXVI, hal. 322.
[51] al-Baqarah: 40
[52] al-Baqarah: 41
[53] al-Baqarah: 50.
[54] lihat mustdrak al-Wasail, jil. V hal 233: ta'wil al-ayat, jil. I, hal. 56; Bihar al-Anwar, jil. XIII, hal. 138 dan jil. XCI, hal. 6.
[55] al-Baqarah: 41-42.
[56] Lihat: Syawahid al-Tanzil, jil. I, hal. 115 hadis ke-126.
[57] al-Baqarah: 45.
[58] al-Baqarah: 65
[59] Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 333; Tafsir Furat, hal. 264
[60] al-Baqarah: 108.
[61] Lihat: Syarh Ushul al-Kafi, jil. VIII, hal. 350; Makatib al-Rasul, jil. I, hal. 580.
[62] Amirul Mukminin as berkata, "Akulah Kitab yang nyata (mubin)." Lihat: Masyariq Anwar al-Yaqin, hal 25. Penulis berkata " setelah surat al-fatihah Allah menurunkan alif lam mim. Semua rahasia dari yang pertama hingga terakhir terkandung dalam tiga huruf ini. Masing-masing hurufnya adalah Ism A'dham yang di dalamnya terdapat makna-makna Ism A'dham. Allah lalu berfirman: Itu adalah kitab yang tiada keraguan di dalamnya.(al-Baqarah: 1) Yaitu, tidak ada keraguan dalam diri Ali, karena al-Quran adalah Kitab yang Diam dan wali Allah adalah Kitab yang Berbicara, maka di manapun terdapat Kitab yang Berbicara, di situ pula terdapat Kitab yang Diam! Ketika wali Allah adalah Kitab, dan Ali adalah seorang wali Allah, maka dia adalah kitab yang nyata (mubin) dan Jalan Lurus (Sirath al-Mustaqim). Ali adalah Kitab dan Umm al-Kitab, Fashl al-Khitab, dan memiliki ilmu Kitab, serta (merupakan) bencana bagi orang yang mengingkarinya." al-Masyariq, hal. 188. Penulis juga berkata, "Ahlul Bait adalah Lauh Mahfudh yang menyimpan segala sesuatu dan Kitab yang Nyata (kitab Mubin) yang menghimpun segalanya, karena semua yang tertulis Lauh Mahfudh diketahui oleh mereka, seperti yang ditunjukkan oleh firman Allah Segala sesuatu telah Kami simpan dalam imam yang nyata.(Yasin: 12) Imam yang nyata adalah Lauh Mahfudh, yang mendahului semua maujud, dan disebut dengan imam, karena dia berada di atas semuanya (wujud). Dalilnya adalah ucapan (imam) maksum as " lauh mahfudh adalah makhluk pertama diciptakan Allah. Nur Muhammad lebih dulu diciptakan di alam ghaib semua bermula darinya dan semua diciptakan karenanya maka lauh mahfudh adalah imam seperti yang dinyatakan dalam ayat di atas Oleh sebab itu, Kitab Mubin adalah imam, dan imam yang haq adalah ali ini ditunjukkan dalam sebuah riwayat dari Imam al-Baqir as, "Ketika ayat ini turun, dua orang berdiri dan bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah Kitab Mubin itu? Apakah itu adalah Taurat?' 'Bukan. 'Apakah itu Injil? Juga bukan. Apakah itu adalah al-Quran? 'Bukan. Ketika Imam Ali as datang, Rasul saw bersabda, Ini dia Imam Mubin yang di dalamnya tersimpan ilmu atas segala sesuatu. Bila Anda masih keberatan menerimanya, paling tidak dia memiliki ilmu Kitab, seperti yang ditunjukkan dalam ayat: .dan orang yang memiliki ilmu Kitab.(al-Ra'd 43) Berdasarkan dua hal ini, tidak diragukan, Ali memiliki ilmu ghaib." Masyariq Anwar al-Yaqin, hal. 159
[63] al-Baqarah: 121
[64] al-Baqarah: 176
[65] al-Baqarah: 81
[66] Diriwayatkan bahwa orang yang mengingkari kepemimpinan Ali as tidak akan melihat surga. Mustadrak Safinah Bihar al-Anwar, jil. X, hal. 472
[67] Lihat: Syarh Ushhul al-Kafi, jil. VI, hal. 143
[68] as al-Baqarah: 90
[69] al-Baqarah: 105
[70] Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 77 hadis ke-55; Tafsir Imam Hasan al-Askari as, hal. 489
[71] Lihat: al-Muhtadhar, karya al-Hilli
[72] al a'raf 40
[73] Ali Imran: 102
[74] Al-Shirath al-Mustaqim, 'Amili, jilid, I, hal. 278: Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 155 dan jil
II, hal. 565, Bihar al-Anwar, jil. XXVI, hal. 280 dan jil. XXXVIII, hal. 46
[75] al-Baqarah: 138
[76] Mukhtasar al-Bashair, hal. 171 (dengan sedikit perbedaan redaksional). Dalam Tafsir 'Ayyasyi disebutkan bahwa sibghah adalah wilâyah Amirul Mukminin as Lihat juga: Ta'wil
al-Ayat, jil. I, hal. 81 hadis ke-62.
[77] al-Baqarah: 22
[78] Nama burung dan sebutan untuk Si Pertama. Si Kedua disebut dengan Habtar. Lihat: Bihar, jil. XXX, hal. 153
[79] al-Baqarah: 166
[80] Syarh 'Ushul al-Kafi, Mazandarani, jil. VI, hal. 348 (dengan sedikit perbedaan
redaksional) dan Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 83 hadis 68.
[81] al-Baqarah: 189
[82] Tafsir Shafi, jil. XI, hal. 228; Tafsir Ashfa, jil. II, hal. 827 dan Tafsir Nur al
qalain, jil. I , hal. 177 (dengan sedikit perbedaan redaksional).
[83] Ushul al-Kafi, jil. II, hal. 400; Amali, Syaikh Mufid, hal. 2; Ta'wil al-Ayat, jil. II, hal. 87; Tafsir Kanz al-Daqaiq jil. I, hal. 451; al-Jawahir al-Saniyah, Hur Amili, hal. 111.
[84] Tafsir Kanz al-Daqaiq, jil. I, hal. 501; Tafsir Imam Hasan al-Askari, hal. 127
[85] al-Baqarah: 197
[86] Yunus: 25
[87] al-Baqarah: 208.
[88] al-Baqarah: 211.
[89] Sebutan bagi Si Pertama, karena dulu dia menjadi penggembala anak unta. Lihat: Bihar, Jil. XIX, hal. 71; Tafsir 'Ayyasyi, jil. II, hal. 116
[90] al-Tahrim: 4.
[91] lihat : Raudhah ql-Wa'idhin, hal . 104; al-Ghadir, jil. I hal 394; Tarikh Dimasyq, jil XLII, hal. 362
[92] al-Baqarah: 256
[93] al-Baqarah: 257
[94] al-Baqarah: 269
[95] al-Baqarah: 274
[96] tafsir ibnu katsir jil I h 333; Basyarah al-Musthafa, hal 416
[97] al-Baqarah: 30
[97] kami tidak pernah menemukan ungkapan seperti ini sementara yang ada adalah " Ali adalah sebaik baik khalifah" lihat bihar al-Anwar jil CVIII, hal 368.
(Karimah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar