SURAT AL-FATIHAH
Di sini, kita akan mulai menjelaskan ayat-ayat berikut:
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Dengan nama Allah yang Mahakasih dan Maha sayang.
Aspek lahiriah ayat ini adalah keamanan, sementara batinnya adalah keimanan. Kata-kata dalam ayat ini adalah berkah, yaitu zikir kepada Allah yang Esa. Huruf hurufnya berjumlah 19 yang sama dengan jumlah Asybah al-Khamsah (Ashab al-Kisa' yang mengacu kepada lima manusia suci; Rasulullah saw, Imam Ali, Sayyidah Fathimah, al-Hasan, dan al-Husain-peny) yang telah diciptakan Allah di alam cahaya sebelum penciptaan zaman dan masa.
Karena itu, dalam sebuah riwayat disebutkan, "Barangsiapa membaca basmalah disertai ketundukan terhadap mereka (Ahlul Bait), beriman pada lahir dan batin mereka, maka Allah akan memberikan sebuah kebaikan yang lebih besar ketimbang dunia dan seisinya, sebagai ganjaran atas setiap huruf di dalamnya." 📓 Beginilah riwayatnya: Imam Ali as berkata, "Basmalah adalah bagian dari ayat-ayat surat al-Fatihah, yang semuanya berjumlah tujuh ayat." (Kemudian beliau berkata), "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda sesungguhnya Allah berfirman kepadaku " wahai Muhammad, Kami telah berikan padamu tujuh ayat dari al-Fatihah dan juga al-Quran Allah mengkhususkan al-Fatihah untukku dan menyetarakannya dengan al-Quran, Sesungguhnya al-Fatihah lebih agung dari apa yang tersimpan di Arsy.
Allah mengkhususkan Muhammad dengan basmalah dan memuliakan beliau dengannya. Tak seorang pun yang menyamai beliau kecuali sulaiman as bukankah kalian tau bahwa Allah telah menceritakan Bilqis yang berkata, Telah sampai kepadaku sebuah surat yang dikirim Sulaiman dan dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim'? Ketahuilah, barangsiapa membaca basmalah dengan kecintaan kepada Muhammad dan keluarganya, taat kepada mereka, dan beriman pada lahir dan batin mereka, maka Allah akan memberinya sebuah kebaikan bagi setiap hurufnya. Setiap kebaikan lebih baik dari dunia dan segala isinya. Dan barangsiapa mendengar seseorang membaca basmalah, maka dia mendapat sepertiga pahala orang yang membacanya. Karena itu, seringlah membaca basmalah yang penuh berkah ini. la merupakan sebuah harta yang tiada habisnya, dan orang tidak akan menyesal membacanya." Lihat tafsir Imam Hasan al-Askari, jil. XXIX, hal. 10, Uyun Akhbar al-Ridha, jil. II, hal. 270 hadis ke-60; Amali al-Shaduq, hal. 241 hadis ke-256, Takwil al-Ayat, jil. I, hal. 23 hadis ke-1.
Yakni orang-orang yang mengenal mereka (Ahlul Bait) sebagai awal dan akhir penciptaan; bahwa kalau bukan karena mereka, kita tidak akan diciptakan; kalau bukan karena kedudukan mereka di sisi Allah, kita tidak akan beroleh rezeki; dan merekalah pemilik segala keutamaan dan kemuliaan.
📒 Awal Penciptaan Cahaya Keluarga Muhammad
Terdapat sebuah riwayat tentang awal penciptaan mereka (Ahlul Bait) yang tidak mungkin dicerna oleh siapapun, kecuali yang berhati bersih dan beragama lurus. Riwayat ini disebutkan oleh Syaikh Abu Ja'far al-Thusi sekaitan dengan firman Allah :
Dan Kami bolak-balikkan engkau di antara orang-orang yang bersujud' 📓 Qs al-Syu'ara: 219
secara marfu kepada al-Fadhl bin Syadzan dari Jabir bin Yazid bahwa Imam Musa al-Kadhim berkata, "Allah menciptakan cahaya Muhammad dari cahaya yang diciptakan-Nya dari sinar keagungan-Nya, yaitu cahaya Lahutiyah, yang ditampakkan oleh-Nya kepada Musa bin Imran di Thursina hingga dia jatuh pingsan. Tiada sesuatu pun yang diciptakan dari cahaya itu, kecuali Muhammad dan Ali, sebagaimana disabdakan Rasul saw 'Aku dan Ali diciptakan dari sisi Allah dan tiada seorang pun yang diciptakan darinya."
Beliau melanjutkan, "Muhammad dan Ali diciptakan dari satu pohon, sementara manusia-manusia lain diciptakan dari pohon-pohon yang berbeda. Allah menciptakan pohon itu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh ke dalamnya dari diri-Nya, dengan diri-Nya, dan untuk diri-Nya. Allah membentuk mereka (Muhammad dan Ali) dan menjadikan mereka sebagai pengemban amanat dan saksi-Nya atas makhluk-makhluk-Nya, sebagai 'mata Nya, dan sebagai lisan'-Nya di antara mereka. Dia memberikan ilmu-Nya kepada mereka dan menitipkan hamba-hamba-Nya kepada mereka. Dia mengajarkan al-Quran kepada mereka dan memberitahu mereka tentang hal-hal yang ghaib. Dia jadikan salah seorang di antara mereka sebagai (penampakan kekuasaan) diri Nya dan yang lain sebagai ruh-Nya. Salah seorang di antara keduanya tidak bisa berdiri tanpa selainnya. Secara lahiriah, mereka adalah manusia, dan secara batiniah, mereka adalah lahutiyah, sampai mereka muncul dalam bentuk nasutiyah, sehingga para makhluk dapat melihat mereka. Mereka berdua adalah dua maqam Allah dan hijab Sang Pencipta. Penciptaan dimulai dengan mereka dan dengan mereka pula segala qadar hakikat diakhiri."
"Kemudian, Allah mengambil (cahaya) Fathimah dari cahaya Muhammad, sebagaimana Dia mengambil cahaya Muhammad dari cahaya keagungan-Nya. Lalu, Dia mengambil cahaya Hasan dan Husain dari cahaya Ali dan Fathimah. Mereka diciptakan dari cahaya dan berpindah di antara sulbi-sulbi orang-orang saleh dan rahim wanita-wanita suci. Mereka tidak berasal dari air mani, bahkan mereka adalah cahaya-cahaya yang berpindah-pindah dalam diri orang-orang suci dan rahasia-rahasia Allah yang muncul dalam wajah-wajah para nabi as. Tuhan menempatkan mereka sebagai wakil-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Merekalah penakwil wahyu-Nya dan menyampaikannya kepada hamba-Nya. Kekuasaaan-Nya muncul dalam diri mereka. Melalui mereka, tanda-tanda-Nya bisa dilihat. Dengan mereka, Dia memperkenalkan diri-Nya. Dan dengan mereka, perintah-Nya ditaati. Kalau bukan karena mereka, Allah tidak akan diketahui. Sesungguhnya, Allah melaksanakan perkara-Nya sesuai dengan kehendak-Nya."[10] 📓 Bihar al-Anwar, jil. XXXV, hal. 27-28 hadis ke-24, dinukil dari Kanz Jami' al-Fawaid dan Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 397 hadis ke-27 (dengan sedikit perbedaan redaksi)
📓 " Inilah alam yang disebut dengan Alam Adhillah (Bayangan), Mitsaq (Perjanjian), atau Anwar (Cahaya). Banyak ayat dan riwayat yang menunjukkan hal ini, di antaranya adalah firman Allah: Allah memiliki semua isi langit dan bumi serta yang berada di sisi-Nya Mereka tidak sombong untuk menyembah-Nya ...mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai oleh-Nya dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Barangsiapa di antara mereka yang mengatakan, Sesungguhnya aku adalah Tuhan
selain Allah, 'ia akan diganjar dengan neraka (al-Anbiya' 19 dan 28-29) Mufadhal pernah bertanya kepada Imam Ja'far al-Shadiq as tentang dalil keberadaan Ahlul Bait di Alam Bayangan. Imam as lalu membaca ayat di atas dan berkata, "Wahai Mufadhal, bukankah kalian tahu bahwa yang ada di langit adalah para malaikat, sedangkan yang berada di bumi adalah jin, manusia, dan semua makhluk yang bergerak? Lalu, siapakah mereka yang berada di sisi Allah dan bukan dari golongan malaikat?" "Siapakah mereka, wahai junjunganku," tanya Mufadhal. "Siapa mereka? Mereka adalah kami. Kami ada ketika tidak ada wujud (makhluk) selain kami, tidak ada langit, bumi, malaikat, nabi, dan rasul (al-Hidayah al-Kubra, hal. 433) Ketika Imam al-Shadiq as ditanya, bagaimana wujud kalian sebelum Allah menciptakan langit dan bumi? Beliau menjawab, "Kami adalah cahaya-cahaya di sekitar Arsy Allah dan bertasbih kepada-Nya hingga Dia menciptakan malaikat. Ketika mereka diperintahkan untuk bertasbih, mereka mengatakan, 'Kami tidak tahu caranya.' Allah lalu menyuruh kami untuk bertasbih, dan kami bertasbih diikuti para malaikat. Ketahuilah bahwa kami diciptakan dari cahaya Allah."(Itsbat al-Washiyah, hal 153; Bihar al-Anwar, jil. XXV, hal. 21 hadis ke-24 bab "Penciptaan Ahlul Bait" dan al Firdaus bi Ma'tsur al-Khitab, jil. III, hal. 283 hadis ke-4851) Dalam Ziarah al-Jamiah al-Kabirah yang terkenal, disebutkan, "Allah menciptakan kalian dalam bentuk cahaya dan mengelilingkan kalian di sekitar ' Arsy-Nya hingga Allah menciptakan kami berkat kalian Dia kemudian menjadikan kalian di rumah-rumah yang dizinkan oleh-Nya untuk menyebut asma-Nya." Amirul Mukminin as berkata, "Ketika Allah hendak menciptakan makhluk-makhluk, Dia membentuk mereka dalam sebuah bentuk sebelum bumi dibentangkan dan langit diangkat. Kemudian, Allah memancarkan cahaya dari keagungan-Nya dan (cahay ini) berpencar hingga berkumpul dalam bentuk tersebut, yang di dalamnya terdapat rupa Nabi Kita saw. Allah lalu berfirman kepadanya, Engkau adalah yang terpililh dan menjadi titipan cahaya-cahaya. Engkau adalah yang terpilih dan diri dhai. Karenamu, Kuciptakan bumi, kutinggikan langit, kualirkan air, kuberikan pahala dan siksa, serta surga dan neraka. Aku jadikan keluargamu sebagai panji hidayah dan Aku berikan kepada mereka sebagian rahasia-Ku, sehingga tidak ada yang tidak mereka ketahui. Aku jadikan mereka sebagai hujjah-Ku, atas makhluk Ku yang mengingatkan mereka akan kekuasaan-Ku, dan yang Mengetahui rahasia khazanah-Ku. Kemudian Allah mengambil kesaksian dari mereka atas ketuhanan dan keesaan-Nya, dan bahwa kepemimpinan dan cahaya ada pada mereka. (Setelah menerangkan tentang makhluk-makhluk lainnya, beliau berkata).. .Kemudian Allah menerangkan hakikat cahaya itu kepada Adam. Ketika saatnya tiba, Dia memberikan sebagian cahaya itu kepada Adam dan terus berpindah dari sulbi suci ke rahim suci, hingga sampai ke sulbi Abdul Muthalib, lalu Abdullah, kemudian Nabi-Nya saw. Beliau lalu menyeru manusia secara lahir dan batin, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, untuk menunaikan hak rahasia besar itu. Mereka yang mengikutinya akan beroleh pancaran cahaya dan dibimbing menuju kebenaran. Sementara mereka yang menentangnya akan jauh dari kebenaran. Cahaya itu masih terus bersinar dalam diri kami. Kami adalah cahaya langit dan bumi, bahtera keselamatan, dan khazanah ilmu. Hujah Allah akan terputus dengan Mahdi dari kami. Dialah penutup para imam, penyelamat umat, dan akhir cahaya. Sungguh beruntung orang yang berpegang pada tali kami dan dikumpulkan atas kecintaan terhadap kami." (Tadzkirah al-Khawwash, hal. 121-122 bab VI: "Khutbah dalam Memuji Nabi dan Para Imam as"; Muruj al-Dzahab, jil. I, hal. 17-18, cet. Mesir, atau hal. 43-44 cet. Beirut bab "Permulaan Penciptaan")
Syu'bah dan Sa'ad bin al-Hajja meriwayatkan dari Hisyam bin Yazid (Syaikh Mufid meriwayatkan ini secara marfu kepadanya) bahwa dia berkata "Aku, Abu Dzar, Salman, Zaid bin Arqam sedang duduk bersama Nabi saw. Beliau lalu bersabda, Allah menciptakanku dan Ahlul Baitku dari satu cahaya, tujuh ribu tahun sebelum Adam diciptakan. Allah lalu memindahkan cahaya kami ke sulbi Adam dan setelahnya kami berpindah-pindah dari sulbi orang-orang suci ke rahim-rahim yang suci pula." "Wahai Rasulullah, lalu di manakah Anda dan Ali saat itu, dan dalam bentuk apa?" tanyaku. "Kami dalam rupa cahaya di bawah Arsy dan bertasbih memuji-Nya." Kemudian beliau melanjutkan, "Ketika aku di-mi 'raj-kan ke langit dan sampai di Sidratu al-Muntaha, Jibri berpamitan padaku. Aku berkata, Jibril kekasihku, engkau tidak akan menyertaiku? Wahai Muhammad, aku tidak dapat melampaui batas ini. Apabila aku melakukannya, sayapku akan terbakar,' jawab Jibril.
Aku lalu memasuki alam penuh cahaya yang tiada berbatas. Allah lalu berfirman kepadaku: Wahai Muhammad, Aku menengok ke bumi dan memilihmu menjadi nabi. Kemudian Aku tengok kedua kalinya dan Aku memilih Ali sebagai washi, pewaris ilmumu, dan pemimpin setelahmu. Aku akan mengeluarkan keturunan suci dari sulbi kalian dan mereka akan menjadi khazanah ilmu-Ku. Bila bukan karena kalian, Aku tidak akan menciptakan dunia, akhirat, surga, dan neraka. Apakah engkau ingin melihat mereka?
'Ya,' jawabku.
Lalu ada suara yang menyuruhku mengangkat kepala. Ketika aku mengangkat kepala, aku melihat cahaya Ali, Hasan, Husain, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali, Ja far bin Muhammad, Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali, dan al-Hujah berpencar bagai gemintang. Aku lalu bertanya, Tuhanku, siapakah mereka dan siapa ini?" Wahai Muhammad, mereka adalah para imam suci setelahmu, yang berasal dari sulbimu. Sedangkan dia adalah Hujjah yang akan memenuhi bumi dengan keadilan dan pelipur lara kaum mukminin."
"Demi ayah dan ibu kami, Anda (wahai Rasulullah), telah mengatakan sesuatu hal yang aneh dan menakjubkan" kata kami.
Beliau lalu bersabda, "Dan yang lebih aneh adalah mereka yang mendengar hal ini dariku, namun mereka murtad setelah beroleh bimbingan dariku. Mereka akan mengusik keturunanku ini dan aku tidak akan memberikan syafaat kepada mereka." (Kifayah al-Atsar, hal. 70-71-73; Bihar al-Anwar, jil. XXXVI, hal. 301-303; Irsyad al-Qulub, jil. II, hal. 415-417 tentang Keutamaan Muhammad dan Keluarganya).
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda, "Ketika aku di-mi 'raj-kan, aku melihat tulisan di kaki 'Arsy: Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah: Aku dukung dia dengan Ali. Aku juga melihat 12 nama dari cahaya. Di antara nama-nama itu adalah nama Ali bin Abi Thalib, dua cucuku, dan setelah keduanya ada sembilan nama, yaitu tiga Ali, dua Muhammad, sementara Ja'far, Musa, Hasan, dan Hujjah masing-masing sekali
Aku lalu bertanya, 'Wahai Tuhanku, nama-nama siapakah ini?'
Tuhanku menjawab: Mereka adalah para washi-mu dari keturunanmu. Dengan mereka pula Aku memberikan pahala dan siksaan." (Kifayah al-Atsar, hal. 74; Bihar al-Anwar, jil. XXXVI, hal. 310)
Mufadhal meriwayatkan sebuah hadis panjang dari Imam Ja'far as, yang di dalamnya disebutkan khutbah Amirul Mukminin as, "Segala puji bagi Allah, pencipta masa, pelaksana perkara, Dan penguasa hari kebangkitan (sampai kata-kata beliau)...Kami adalah Kekuasaan (Allah) al-Urwah al-Wutsqa. Muhammad adalah 'Arsy Allah, sedangkan kami adalah Kursi dan Pokok Ilmu...Aku adalah pintu Allah dan hujah-Nya, pemutus perkara, pemilik
Tongkat, Sidratu al-Muntaha, dan bahtera keselamatan."
Imam al-Shadiq as lalu menjelaskan khutbah Imam Ali as tersebut. Beliau berkata, "Wahai Mufadhal, Dialah Pencipta wujud (mukawwin), sementara kami adalah tempat (makan); Dialah Yang Memunculkan (munsyi'). sementara kami adalah sesuatu (syai'); Dialah Pencipta, sementara kami adalah makhluk; Dialah Tuhan (rabb), sementara kami adalah bawahan yang diurus; Dialah makna, sementara kami adalah asma-asma-Nya; Dialah Yang Tertutupi, sementara kami adalah hijab-hijab-Nya (hingga kata-kata beliau)..Kami bukan dalam bentuk jism atau gambar, namun kami adalah cahaya-cahaya, dan kami mendengar perintah Allah serta mematuhinya. Dia bertasbih untuk diri-Nya dan kami pun bertasbih kepada-Nya; Dia bertahlil untuk diri-Nya (mengucapkan: lá iláha illa Alláh) dan kami pun bertahlil untuk-Nya; Dia bertakbir dan kami pun mengikuti-Nya; Dia mengagungkan diri-Nya dan kami pun mengagungkan-Nya, dan hanya Dia yang tahu berapa lamanya..." (al-Hidayah al-Kubra, hal. 433-435).
Imam melanjutkan, "Dalam بسْم اللّه الرَّحْمَن الرّحيم dan الحد للّه ربّ العالمين terdapat sejuta berkah. Alifnya bermakna nikmat (ala') Allah atas hamba-hamba-Nya, ba berarti kewibawaan-Nya; sin berarti keagungan Nya; mim adalah kekuasaan-Nya. Huruf lam dalam kata Allah adalah kewajiban makhluk untuk berwilayáh (mengikuti,mentaati,mencinta); ha' untuk penentang keluarga Muhammad; rahman-pengasih untuk semua makhluk-Nya, dan rahim-penyayang hanya khusus untuk pengikut keluarga Muhammad yang beriman." 📓 al-Tauhid, hal. 230 hadis ke-3; Ma 'ani al-Akhbar, jil. III, hadis ke-2, Ta'wil al-Ayat, jil. I, hal. 24 hadis ke-2.
Allah mengkhususkan Amirul Mukminin as dalam surat ini dengan dua keistimewaan, dengan firman-Nya:
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan dia dalam Umm al-Kitab benar-benar memiliki kedudukan tinggi dan penuh hikmah. 📓 Qs: al-Zukhruf: 4
Maknanya, Allah telah menyerahkan urusan pengadilan di Hari Penghitungan kepada Ali, dan semua perkara akan dikembalikan kepadanya. 📓 Ini dinukil dari Rasulullah saw, seperti yang disebutkan oleh Sayyid Ali bin Thawus dalam Muhasabah al-Nafs, menukil dari tafsir Muhammad bin Abbas Mahyar, dari Abu Said al-Khudri bahwa Ammar berkata kepada Rasul saw, "Aku ingin Anda hidup di antara kami selama usia Nuh as." Rasul saw lalu menjawab, "Wahai Ammar, hidupku lebih baik bagi kalian dan wafatku juga tidak buruk bagi kalian. Di masa hidupku, kalian akan berbicara tentang beberapa hal dan aku akan beristighfar untuk kalian. Namun, setelah aku wafat bertakwalah kalian kepada Allah dan perbanyaklah shalawat kepadaku dan Ahlul Baitku.
Sesungguhnya (amalan) kalian akan dibawa ke hadapanku dan keluargaku kelak dengan nama kalian, nama ayah, dan kabilah kalian. Bila berakhir dengan baik, aku akan bersyukur kepada Allah. Bila tidak, maka aku akan memintakan ampun bagi dosa-dosa kalian.
Golongan munafik dan orang-orang yang ragu atau terdapat penyakit di hatinya lalu berkata Muhammad mengklaim bahwa amalan semua manusia akan diperlihatkan kepadanya dan keluarganya, lengkap beserta nama pelakunya, nama ayah, dan kabilahnya. Sungguh ini adalah sebuah dusta." Allah lalu menurunkan ayat: Beramallah kalian, karena Allah, Rasul, dan mukminin akan melihat amal kalian. Rasul saw lalu ditanya tentang maksud kata mukminin. Beliau menjawab, "Umum dan khusus. Namun, maksud mukminin dalam
ayat ini adalah keluarga Muhammad dan para pemimpin dari mereka." Lihat Mustadarak al-Wasail, jil. XII, hal. 164 hadis ke-13788.
Allah lalu menjadikan Ali sebagai Sirath al-Mustaqim. Orang orang berselisih pendapat tentang maksudnya. Sebagian mengatakan bahwa maksudnya adalah al-Quran. 📓 Al-Tibyan, jil. I, hal. 42; Majma 'al-Bayan, jil. I, hal. 66: Tafsir Thabari, jil. 1, hal. 111.
Sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud adalah satu-satunya agama yang hanya diterima Allah. 📓 Al-Tibyan, jil. 1, hal. 42 dan jil. III, hal. 407; Majma al-Bayan, jil. 1, hal. 66; Tafsir Thabari, jil. 1, hal. 112 dan Tafsir Qurthubi, jil. 1, hal. 147.
Pendapat lain menyebutkan bahwa maksudnya adalah Amirul Mukminin, karena beliau adalah al-Quran al-Natiq (yang berbicara), dan agama yang lurus adalah kecintaan terhadapnya. Maka, Ali adalah Sirath al-Mustaqim. Syawahid al-Tanzil, jil. 1, hal. 76 hadis ke-88; al-Kafi, jil. I, hal. 417 hadis ke-24; "Uyun Akhbar al-Ridha, jil. I, hal. 9 hadis ke-13: Ma'ani al-Akhbar, hal. 32 hadis ke-2; Nawadir al-Miu jizat, hal 33 hadis ke-12, Manaqib Ali Abi Thalib,jl.II, hal. 272, Tafsir Abu Hamzah al-Tsumali, hal. 299 hadis ke-280.
Allah lalu memerintahkan Nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya untuk menyerahkan masalah hidayah kepada Sirath al-Mustaqim, karena Dia telah menjelaskan bahwa Sirath adalah al-Quran dan itrah (Ahlul Bait). Allah menyebut keduanya sebagai Dua Tali yang Bersambung dan bahwa keduanya adalah nikmat lahiriah dan batiniah. Kenikmatan lahiriah adalah Islam, dan batiniahnya adalah itrah. Kenikmatan lahiriah adalah Islam, dan Ali adalah orang pertama yang memeluknya. (Kenikmatan lahiriah adalah) ilmu danAli adalah orang yang paling alim setelah Rasul saw. (Kenikmatan lahiriah adalah) kekerabatan, dan Ali adalah jiwa Rasul saw. (Kenikmatan lahiriah adalah) istri yang saleh, dan dia adalah suami dari wanita terbaik di alam semesta.
Ammar meriwayatkan dari Thalhah, dari Anas bin Malik, bahwa Rasul saw bersabda, "Kami keturunan Abdul Muthalib adalah pemuka ahli surga, aku, Ali, Hamzah, Ja'far, Hasan, Husain, dan Mahdi." 📓 Tafsir Tsa'labi, hal. 209, Surat Syura tentang Ayat Mawaddah, Mathalib al-Saul, jil. II, hal. 155
Kesimpulannya, Ali adalah-Sirath al-Mustaqim di dunia dan akhirat. Orang yang menaati dan mengikutinya akan melewati jembatan penyeberangan di akhirat dengan mudah.
Allah lalu menjadikan sirath lebih penting, yaitu bahwa agama Ahlul Bait adalah jalan kebenaran.
Allah berfirman :
صِرَاطَ الّذينَ أنعمت عليهم
Jalan orang-orang yang memperoleh kenikmatan.
Dia juga menjadikan mereka yang memusuhi Ali sebagai orang orang yang mendapatkan murka-Nya:
غَيرِ المَغضُوب عليهم
(Bukan jalan) mereka yang mendapat murka.
Ini berarti, ayat al-Quran mempunyai dua makna: lahir dan batin. Makna lahiriah dari orang yang mendapatkan kemurkaan adalah orang Yahudi dan orang yang tersesat adalah orang Nasrani. 📓 Tafsir Ayyasyi, jil. I, hal. 22 hadis ke-17; Majma' al-Bayan, jil. I, hal. 72.
Adapun makna batinnya adalah mereka Yang menempuh jalan ini dengan memusuhi keluarga Muhammad saw.
Dalil dari Sunnah adalah sabda Rasul saw, "Sepeninggalku, kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian. "[13] 📓 Tafsir Qurthubi, jil. VII, hal. 273; Tafsir Ibnu Katsir, jil. II, hal. 364; Musnad al-Syamiyin, jil. II, hal. 100 hadis ke-987.
Ibnu Said meriwayatkan dari beliau, "Bahkan walaupun mereka menempuh jalan yang berbahaya sekalipun, kalian akan tetap menempuh jalan mereka." 📓 Shahih Bukhari, jil. IV, hal. 144; Shahih Ibnu Habban, jil. XV, hal. 95; Kanz al-Ummal jil. XI, hal. 133 hadis ke-30923.
Beliau juga bersabda kepada Ali as, "Orang-orang akan mendapatkan cobaan dalam (hal) dirimu. Dalam dirimu terdapat perumpamaan Isa as. Yahudi membencinya sampai mereka
memfitnah ibunya, sedangkan Nasrani mencintainya hingga mereka menganggapnya sebagai Tuhan. Kelak, terdapat golongan yang akan masuk surga dengan mencintaimu dan golongan lain akan masuk neraka karena membencimu. Namun engkau tidak memiliki dosa
dan tanggungan apapun." 📓 Al-Gharat karya Tsaqafi, jil. II, hal. 589; Bihar al-Anwar, jil. XL, hal. 79: Majma' al-Zawaid, jil. IX, hal. 133 (dengan sedikit perbedaan redaksi).
Dalam riwayat di atas, Rasul saw menyerupakan pembencinya dengan orang Yahudi dan orang yang berlebihan dalam mencintainya dengan orang Nasrani. Golongan pertama adalah mereka yang mendapatkan murka, dan golongan kedua adalah mereka yang tersesat. Laknat Allah atas mereka!
Sumber : 500 Ayat untuk Ali bin Abi Thalib halm. 11-19.
(Karimah-Alul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar