Keyakinan setiap orang harus dihargai, dimana sama sekali kita tidak ada hak untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain, karena hal ini adalah perintah yang disebutkan dalam Al-Qur’an “tidak ada paksaan dalam agama.”
Hal ini disampaikan Ayatullah Sayyid Abul Hasan Mahdawi dalam penjelasannya di hadapan ulama Syi’ah dan Ahlu Sunnah Afghanistan di kantor Hilal Ahmar provinsi Isfahan.
Dijelaskannya, setiap kali kita membicarakan tentang persatuan maka jangan pernah berfikir bahwa maksud dari persatuan di sini ialah dalam masalah akidah, yakni Syi’ah harus menjadi Sunni dan juga sebaliknya Sunni harus menjadi Syi’ah.
Keyakinan setiap orang harus dihargai, dimana sama sekali kita tidak ada hak untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain, karena hal ini adalah perintah yang disebutkan dalam Al-Qur’an “tidak ada paksaan dalam agama.”
Pengajar di hauzah ilmiah Isfahan ini melanjutkan, yang terpenting dari semua ini ialah apa yang kita yakini harus ada dalilnya. Dan mengenai persatuan antara Syi’ah dan Sunni ialah dalam hal prakteknya, yakni kita harus berusaha dalam beramal harus bersama-sama yang berdasarkan pada dasar yang sama yaitu Tauhid, Nubuwwah dan Ma’ad, dengan dasar ini kita harus saling mendekat dan mengahdapi bersama-sama musuh-musuh Islam.
Rasulullah saww dan Ahlul Baitnya adalah pemersatu umat Islam, karena pada dasarnya adanya Rasulullah saww dan Ahlul Bait as adalah untuk menyatukan umat, dimana dengan persatuan ini umat Islam akan semakin besar dan akan dikarunia nikmat yang tak terkira, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar