Major General Mohammad-Ali Jaafari. Commander of the Islamic Revolution Guard Corps (IRGC).
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan bahwa rezim Saudi telah gagal dalam upayanya untuk melakukan kudeta di Yaman.
"Kami menyaksikan bahwa mereka (Saudi) bermaksud untuk melakukan kudeta terhadap pejuang [Yaman] dan gerakan Ansarullah, namun persekongkolan ini cepat berakhir," Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari pada hari Selasa (6/12).
Komandan senior lebih lanjut mengatakan bahwa "pengkhianatan" Saudi telah mendestabilisasi negara-negara Muslim di wilayah tersebut dengan terlibat dalam konfrontasi dengan mereka.
"Didukung oleh Amerika dan atas perintah mereka, Saudi berusaha menciptakan perpecahan di kalangan umat Islam, dan berjalan beriringan dengan Israel."
Komentar Jafari muncul sehari setelah mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, terbunuh saat melarikan diri dari ibu kota, Sana'a, ke Provinsi Ma'arib.
Saleh, yang telah bergabung dengan Huthi untuk membela negara tersebut dari agresi Saudi yang brutal, secara resmi mengumumkan pada hari Sabtu (2/12) bahwa akhir persekutuannya dengan gerakan tersebut, yang telah berada di garis depan pertempuran melawan pasukan asing dan tentara bayaran mereka.
Berbicara setelah kematian Saleh, Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Abdul Malik al-Houthi, mengatakan bahwa gerakan tersebut berhasil menggagalkan ancaman utama keamanan negara tersebut dengan mengalahkan rencana yang dibuat oleh Saleh dan pasukannya.
Pemimpin Ansarullah juga mengatakan bahwa baru-baru ini Saleh telah mengambil posisi secara terbuka mendukung musuh-musuh Yaman.
Terlepas dari semua plot musuh, negara Yaman akan terus menjadi lebih resisten dan kuat, dan musuh lainnya harus belajar dari kegagalan plot Saleh di Sana'a, katanya.
Arab Saudi, yang didukung oleh sebuah koalisi negara-negara bawahannya, meluncurkan perang ke Yaman pada awal tahun 2015 dengan tujuan untuk menginstal ulang bekas pemerintah Yaman, sekutu Riyadh yang dekat.[Redaksi Islam-Times]
Kampanye militer tersebut telah menewaskan lebih dari 12.000 orang hingga hari ini, namun gagal mencapai tujuannya dalam menghadapi perlawanan oleh pejuang Houthi dan pasukan rakyat sekutu.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar