Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Maulid Nabi Saw Momen Persatuan Antar Mazhab-mazhab Islam

Maulid Nabi Saw Momen Persatuan Antar Mazhab-mazhab Islam

Written By Unknown on Minggu, 17 Desember 2017 | Desember 17, 2017


Mayoritas ahli sejarah sepakat bahwa tahun maulid Nabi Saw adalah 570 Masehi, sebagaimana mereka juga sepakat kelahiran penuh berkah itu terjadi pada bulan Rabi’ul awal. Hanya saja, hari kelahiran tersebut masih diperdebatkan, yang masyhur menurut kalangan Syi’ah adalah hari Jumat tanggal 17 sedang Ahli sunah dan penulis kitab Al-Kafi, Marhum Kulaini r.a. meyakininya tanggal 12 bulan Rabi’ul awal.

Memang sebuah hal yang patut disayangkan, hari kelahiran pemimpin umat Islam bahkan hari para Imam dan pemimpin sekte-sekte Islam tidak tercatat secara pasti, ini membuat kesenangan dan kesedihan kita di hari-hari lahir atau meninggalnya para pemimpin kita dibayang-bayangi oleh ketidakpastian. Padahal bisa jadi (dan pasti demikian) ada para ulama yang telah mencatat hal itu sepanjang sejarah.

Salah seorang ulama ditanya: Bagaimana mungkin Ahli sejarah berbeda pendapat mengenai maulid Nabi Saw? Dia menjawab: menurutku, perbedaan itu seharusnya tidak terjadi, karena jika seseorang ingin mengetahui biografi seorang ulama atau tokoh besar lainnya dan dia memiliki anak keturunan yang banyak, apakah logis jika kita menanyakan perjalanan hidupnya kepada orang lain? Kapan dia lahir, kapan bepergian, kapan tidur, kapan makan, dan kapan ???

Rasulullah Saw telah pergi dari umatnya dan beliau meninggalkan anak dan famili yang begitu banyak. Saat mereka (anak-anak belia) mengatakan bahwa ayah kami lahir dan wafat pada suatu hari, apakah kita tidak mau menerima pengakuan mereka? Inilah maksud dari ungkapan Arab, “Ahlul bait adra bima fil bait”. Penghuni rumah lebih mengetahui apa yang terjadi di dalamnya ketimbang tetangga atau orang yang lain.

Marhum Al-Irbiliy dalam kitabnya Kasyful gummah mengatakan:”Polemik antara para ulama berkenaan dengan kelahiran Rasulullah Saw adalah hal yang mudah diterima, karena mereka belum mengenal beliau dan mereka adalah orang-orang ummi yang tidak mencatat tanggal kelahiran anak-anak mereka. Akan tetapi polemik berkenaan wafat beliau, mengapa? Tidakkah mereka mau mencatat hari wafat seseorang yang telah mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliah, walaupun ada permainan politik dan kepentingan personal yang sedang berjalan. Ini hal yang mengherankan.

Namun hal yang lebih mengherankan lagi adalah polemik mereka tentang Azan dan Iqamah. Bukankah itu hal-hal yang sering mereka lakukan setiap harinya bersama Rasulullah Saw???”

Al-hasil, demi Rasulullah Saw, mari kita bangun kebersamaan dan persatuan di antara umat Islam. Mari kita jadikan pekan ini; tanggal 12 hingga 17 Rabi’ul awal sebagai titik awal persatuan dan kebersamaan kita sebagai umat Muhammad Saw. Antara Sunah dan Syi’ah, antara NU dan Muhammadiyah. Bangun persatuan antara mereka yang sama-sama meyakini Muhammad Al-Musthafa Saw telah lahir sebagai seorang Rasul. Antara mereka yang meyakini Allah sebagai tuhannya dan Al-Quran karim sebagai pedoman hidupnya.

(Era-Al-Quran/Tebyan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: