Kemudian Imam Shadiq as berkata lagi “duhai maulaku! Kegaibanmu menjadi penghubung musibah dan bencana dalam diriku, dengan mengingat musibah dan kesulitan pada masa kegaibanmu yang takan pernah berakhir bahkan akan semakin dahsyat dan bertambah.”
Shabestan News Agency, salah seorang sahabat Imam Shadiq as berkata: bersama beberapa sahabat Imam as aku mendatangi Imam Shadiq as, kami melihat Imam as sambil duduk di atas tanah dengan memakai jubah yang lusuh menangis seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya, warna wajahnya pun berubah dna terlihat kesedihan yang mendalam pada diri Imam as sampai-sampai air matanya membasahi jubahnya.
Kemudian Imam as melihat ke arah kami dan berkata “duhai maulaku! Kegaibanmu telah merampas tidur dari mataku, bumi semakin menyempit untuk diriku dan ketenangan dalam hatiku mulai menghilang.”
Kemudian Imam Shadiq as berkata lagi “duhai maulaku! Kegaibanmu menjadi penghubung musibah dan bencana dalam diriku, dengan mengingat musibah dan kesulitan pada masa kegaibanmu yang takan pernah berakhir bahkan akan semakin dahsyat dan bertambah.”
Kemudian salah sahabat Imam as berkata: tangis dan ratapan ini engkau tujukan untuk siapa?
Sambil menarik nafas dalam-dalam Imam as menjawab “tadi pagi aku sedang membaca tentang kelahiran dan kegaiban panjang serta usia panjang yang akan dimiliki Al-Qaim kami, sementara pada saat itu merupakan musibah bagi orang mukmin karena pada saat itu mayoritas orang-orang akan mengalami keraguan dan kebimbangan atas agama mereka dan perlahan-lahan mereka akan keluar dari agamanya, oleh sebab itu aku menangis dan meratap.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar