Presiden Rusia, Vladimir Putin akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan umum presiden tahun ini. Seperti dilansir di BBC, Rabu (6/12/2017) silam, Putin menyampaikannya dalam pidato di depan pekerja perusahaan mobil Volga di kota Nizhny Novgorod.
“Saya akan maju kembali menjadi kandidat untuk federasi Rusia,” katanya kala itu.
Putin telah menjadi pemimpin Rusia sejak 2000, baik sebagai presiden maupun perdana menteri. Jika ia kembali menang dalam pemilu Maret 2018, ia akan berkuasa hingga 2024. Menurut jajak pendapat di Rusia, Putin kemungkinan akan menang dengan mudah.
Putin sangat populer dan berpengaruh bagi rakyatnya. Ia dinilai sebagai seorang pemimpin yang kuat dan berhasil membawa Rusia pada titik tertingginya lagi di kancah global.
Namun berbeda dengan pencalonan sebelumnya, kali ini Putin memiliki penantang baru untuk Pemilihan Presiden Rusia 2018. Ia adalah seorang perempuan Muslim asal Dagestan.
Dialah Aina Gamzatova, yang pertama kali mengumumkan pencalonannya lewat Facebook pada Kamis. Sementara pada hari Sabtu (30/12), saat mencalonkan diri secara resmi, ratusan pendukungnya pun berkumpul merayakan hari penting itu di Makhachkala, ibukota Dagestan.
Gamzatova ingin melihat polarisasi suara ketika ia maju untuk Maret nanti. Perempuan 46 tahun ini merupakan salah satu tokoh Muslim penting di Rusia.
Ia mengepalai perusahaan media terbesar di Rusia, Islam.ru yang terdiri dari televisi, radio, cetak, juga tulisan buku Islam. Gamzatova juga menjalankan sebuah lembaga amal.
Suaminya saat ini, Akhmad Abdulaev adalah seorang imam besar di Dagestan. Gamzatova sendiri dekat dengan aliran Sufi yang punya ratusan ribu pengikut. Pemimpinnya, Said-Afandi Chirkavi tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kaukasus pada 2012.
Suami pertama Gamzatova adalah seorang pemimpin Muslim bernama Said Muhammad Abubakarov. Ia tewas di dalam mobilnya yang meledak pada 1998. Tidak pernah diketahui siapa yang membunuhnya.
Gamzatova sering menyebut musuhnya sebagai Wahabbi. Dalam buku-buku dan pidato-pidatonya, ia menyebut mereka haus darah. Ancaman pembunuhan dan kematian sering ia dan tokoh-tokoh Sufi dapatkan.
Pencalonan Gamzatova menjadi buah bibir di antara komunitas Muslim Rusia. Banyak yang menyesalkan, banyak juga yang memuji. Pihak kontra mengatakan seharusnya ia tidak keluar dari jangkauan suaminya.
Sementara pihak pro menyebutnya pemberani. Banyak pihak juga menilai bahwa keputusannya ini ingin meningkatkan citra perempuan Muslim Rusia. Juga ingin orang melihat wilayah Dagestan yang sangat butuh perhatian. Maklumlah, wilayah ini memang terkenal kumuh, terlalu padat populasi, multi-etnis, dan sering terjadi konflik.
Ada komentar menarik terkait pencalonan Muslimah Rusia ini dari Wakil Menteri Olahraga Dagestan, Gaidarbek Gaidarbekov.
“Meskipun dia kalah, orang-orang akan tahu perempuan berkerudung itu tidak hanya ibu, perempuan tapi juga terpelajar, bijak dan terhormat,” katanya memuji Gamzatova.
(BBC/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar