Rouhani mengizinkan protes tapi bukan merusak.
Para pengunjuk rasa di Ibu Kota Teheran semalam berpawai menuju ke rumah pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, terletak di Jalan pasteur.
Sejumlah sumber membenarkan pasukan keamanan dan anggota Garda Revolusi telah menjaga ketat jalan-jalan dekat kediaman Khamenei, agar demonstran tidak sampai ke sana.
Menurut Sharvand Yar, lembaga nirlaba mengkampanyekan demokrasi dan perubahan di Iran, massa bergerak ke tempat tinggal Khamenei itu mulai pukul 19:50 malam.
Unjuk rasa besar-besaran dimulai Kamis lalu di Kota Masyhad dan menyebar luas ke beragam kota termasuk Qom serta Teheran. Masyarakat tadinya memprotes kenaikan harga dan maraknya korupsi, namun kemudian berubah menjadi isu politik.
Demonstran meneriakkan slogan "Matilah kau diktator (pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei). Mereka juga nekat menurunkan poster Khamenei dan Mayor Jenderal Qasim Sulaimani, komandan Brigade Al-Quds, pasukan elite dalam Garda Revolusi Iran.
Presiden Iran Hasan Rouhani kemarin bilang rakyat Iran berhak mengkritik pemerintah namun dia memperingatkan perbuatan onar tidak bisa dibenarkan. "Kritik berbeda dengan kekerasan dan merusak properti umum," katanya.
Husain Nuri Hamdani, ulama top asal Kota Qom, menyatakan sokongannya terhadap demonstran asal tidak bermotif politik. "Rakyat meminta hak-hak mereka karena mereka menderita akibat akibat tingginya biaya hidup, kesulitan hidup, dan maraknya pengangguran," ujarnya.
Rouhani terpilih sebagai presiden dengan memperbaiki kondisi ekonomi dan menghapus ketegangan sosial. Tapi tingginya biaya hidup dan tingkat pengangguran 12 persen telah membikin rakyat negara Mullah itu merasa kemajuan terlalu lambat. Unjuk rasa masih berlanjut sampai hari ini.
(Al-Arabiya/Middle-East-Eye/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Demonstrasi antirezim berlangsung di Iran sejak 28 Desember 2017. (Foto: Supplied)
Para pengunjuk rasa di Ibu Kota Teheran semalam berpawai menuju ke rumah pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei, terletak di Jalan pasteur.
Sejumlah sumber membenarkan pasukan keamanan dan anggota Garda Revolusi telah menjaga ketat jalan-jalan dekat kediaman Khamenei, agar demonstran tidak sampai ke sana.
Menurut Sharvand Yar, lembaga nirlaba mengkampanyekan demokrasi dan perubahan di Iran, massa bergerak ke tempat tinggal Khamenei itu mulai pukul 19:50 malam.
Unjuk rasa besar-besaran dimulai Kamis lalu di Kota Masyhad dan menyebar luas ke beragam kota termasuk Qom serta Teheran. Masyarakat tadinya memprotes kenaikan harga dan maraknya korupsi, namun kemudian berubah menjadi isu politik.
Demonstran meneriakkan slogan "Matilah kau diktator (pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei). Mereka juga nekat menurunkan poster Khamenei dan Mayor Jenderal Qasim Sulaimani, komandan Brigade Al-Quds, pasukan elite dalam Garda Revolusi Iran.
Presiden Iran Hasan Rouhani kemarin bilang rakyat Iran berhak mengkritik pemerintah namun dia memperingatkan perbuatan onar tidak bisa dibenarkan. "Kritik berbeda dengan kekerasan dan merusak properti umum," katanya.
Husain Nuri Hamdani, ulama top asal Kota Qom, menyatakan sokongannya terhadap demonstran asal tidak bermotif politik. "Rakyat meminta hak-hak mereka karena mereka menderita akibat akibat tingginya biaya hidup, kesulitan hidup, dan maraknya pengangguran," ujarnya.
Rouhani terpilih sebagai presiden dengan memperbaiki kondisi ekonomi dan menghapus ketegangan sosial. Tapi tingginya biaya hidup dan tingkat pengangguran 12 persen telah membikin rakyat negara Mullah itu merasa kemajuan terlalu lambat. Unjuk rasa masih berlanjut sampai hari ini.
(Al-Arabiya/Middle-East-Eye/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar