Ummu Wahab adalah seorang Nasrani yang baru masuk Islam ketika bertemu kafilah Alhusain yang menuju Karbala’.
Dia beserta putra dan menantunya yang baru menikah beberapa hari, masuk Islam setelah melihat kewibaan dan cahaya kebenaran yang dibawa Alhusain. Saat itu pula keluarga kecil ini bergabung untuk membela cucu Nabi.
Setelah sampai dipadang Karbala, sang ibu berkata kepada putranya,
“Anakku, bela lah putra fatimah. Aku tidak rela jika engkau tidak bangkit membela beliau.”
Lalu istrinya berkata, “Kenapa engkau akan menghabiskan umurmu. Engkau masih muda, perjalanan hidup kita masih panjang.” Ia pun terus berusaha menahan suaminya agar tidak pergi meninggalkan pengantin wanita yang belum lama menikah ini.
Sang ibu pun berkata, “Jangan dengarkan istrimu, pergilah, bela Alhusain!”
Akhirnya Wahab meminta izin kepada Alhusain untuk maju berlaga. Imam pun mengizinkannya.
Setelah membunuh beberapa orang, Wahab kembali ke kemah dan berkata kepada ibunya,
“Ibu, aku telah membela Alhusain, sudahkah engkau rela kepadaku?”
Ibunya menjawab, “aku belum rela sebelum engkau gugur membela putra Fatimah. Duhai anakku, putihkan wajahku dihadapan Fatimah Az-Zahra.”
Wahab kembali ke medan laga, ditengah peperangan tampak seorang wanita datang dan ikut berperang melawan musuh. Ternyata istrinya lah yang ikut masuk ke medan laga. Wahab pun segera mendatanginya. “Tadi engkau melarangku, kenapa sekarang kau hendak ikut berperang?” tanya Wahab.
“Duhai suamiku, sungguh aku tidak tahan mendengar Alhusain berkata (Ohh sedikitnya para pembelaku), hatiku tercabik-cabik mendengarnya. Aku pun ingin ikut berperang bersamamu.” jawab sang istri.
Alhusain segera menyuruh Wahab mengembalikan istrinya ke kemah. Setelah mengembalikan istrinya, Wahab segera kembali ke medan. Namun banyaknya musuh dan banyaknya luka membuatnya kehabisan tenaga. Hingga akhirnya ia pun gugur sebagai seorang syahid.
Setelah terbunuh, musuh dengan tega memenggal kepala Wahab dan melemparkannya ke kemah para wanita. Sang ibu memeluk kepala itu sambil membersihkan darah dan tanah di wajah putra tercintanya. Ia pun berkata, “Selamat datang pahlawanku, engkau telah memutihkan wajahku dihadapan ibu Alhusein, Fatimah Az-Zahra.”
Salam atasmu duhai wanita-wanita Karbala…
(Khasanah-Ahlul-Bait/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar