Setengah lebih dari 80 juta rakyat Iran menggunakan Telegram.
Pemerintah Iran hari ini memblokirInstagram dan Telegram karena menganggap dua media sosial ini memicu meluasnya unjuk rasa dengan kekerasan di negara Mullah itu.
"Kebijakan itu diambil untuk memelihara ketenangan dan keamanan masyarakat," kata seorang sumber. Kantor berita resmi Irib bilang penutupan akses ke Instagram dan Telegram bersifat sementara.
"Pemerintah Iran memblokir akses ke Telegram bagi sebagian besar rakyat Iran setelah kami kami secara terbuka menolak menutup t.me/sedaiemardom dan gru-grup pengunjuk rasa lainnya, ujar CEO Telegram Pavel Durov melalui Twitter.
Unjuk rasa besar-besaran dimulai Kamis lalu di Kota Masyhad dan menyebar luas ke beragam kota termasuk Qom serta Teheran. Masyarakat tadinya memprotes kenaikan harga dan maraknya korupsi, namun kemudian berubah menjadi isu politik.
Demonstran meneriakkan slogan "Matilah kau diktator (pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei). Mereka juga nekat menurunkan poster Khamenei dan Mayor Jenderal Qasim Sulaimani, komandan Brigade Al-Quds, pasukan elite dalam Garda Revolusi Iran.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdurrahman Rahman Fazli mengancam para pembuat onar bakal menerima hukuman berat.
Telegram sangat populer di Iran. Setengah lebih dari 80 juta rakyat Iran menggunakan aplikasi ini.
(IRIB/BBC/The-Washington-Post/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Protes antipemerintah terjadi di Kota Masyhad, Iran, 28 Desember 2017. (Foto: BBC)
Pemerintah Iran hari ini memblokirInstagram dan Telegram karena menganggap dua media sosial ini memicu meluasnya unjuk rasa dengan kekerasan di negara Mullah itu.
"Kebijakan itu diambil untuk memelihara ketenangan dan keamanan masyarakat," kata seorang sumber. Kantor berita resmi Irib bilang penutupan akses ke Instagram dan Telegram bersifat sementara.
"Pemerintah Iran memblokir akses ke Telegram bagi sebagian besar rakyat Iran setelah kami kami secara terbuka menolak menutup t.me/sedaiemardom dan gru-grup pengunjuk rasa lainnya, ujar CEO Telegram Pavel Durov melalui Twitter.
Unjuk rasa besar-besaran dimulai Kamis lalu di Kota Masyhad dan menyebar luas ke beragam kota termasuk Qom serta Teheran. Masyarakat tadinya memprotes kenaikan harga dan maraknya korupsi, namun kemudian berubah menjadi isu politik.
Demonstran meneriakkan slogan "Matilah kau diktator (pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei). Mereka juga nekat menurunkan poster Khamenei dan Mayor Jenderal Qasim Sulaimani, komandan Brigade Al-Quds, pasukan elite dalam Garda Revolusi Iran.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdurrahman Rahman Fazli mengancam para pembuat onar bakal menerima hukuman berat.
Telegram sangat populer di Iran. Setengah lebih dari 80 juta rakyat Iran menggunakan aplikasi ini.
(IRIB/BBC/The-Washington-Post/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar