Koalisi “Hentikan Perang” meminta kepada Theresa May supaya tidak menghamparkan karpet merah untuk Bin Salman.
Koalisi tersebut menggelar mogok dan demonstrasi di depan kantor Perdana Menteri Inggris untuk menolak kunjungan Bin Salman sebagai penjahat perang di Yaman.
Aksi protes tersebut digelar dalam rangka menolak campur tangan Inggris dalam perang Yaman. Menurut rencana, Bin Salman akan berkunjung ke London dalam waktu dekat.
Aksi mogok dan demonstrasi tersebut dihadiri oleh 10 lembaga nonpemerintah. Mereka menyatakan penentangan terhadap rencana Theresa May yang ingin menyambut Bin Salman dengan hangat.
Akan tetapi, sepertinya pemerintah Inggris lebih mementingkan kepentingan mereka dari pada segala sesuatu yang lain.
Pembantaian rakyat Yaman masih tetap berlanjut. Negara-negara yang haus perang masih tetap melanjutkan kebuasan mereka. Masyarakat internasional pun hanya bisa tidur mendengkur, dan para aktifis berusaha untuk membangunkan mereka.
Dari sejak 25 Maret 2015 lalu, Arab Saudi membentuk koalisi dengan alasan untuk mendukung pemerintahan Abdurabbih Manshur Hadi yang telah melarikan diri dari rakyat. Koalisi ini didukung oleh lima negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia (GCC), Maroko Mesir, Yordania, dan Sudan. Pesawat-pesawat tempur mereka menggempur rakyat Yaman dan sudah ribuan orang menjadi korban. Menurut laporan WHO, 21 juta rakyat Yaman memerlukan bantuan kemanusiaan.
(Al-Bahrain-Al-Yawm/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar