Mahmoud Jawad Kashefi, juri musabaqoh nasional Alquran Pakistan ke-3 mengatakan, masyarakat Pakistan tidak memiliki aturan tersusun dan khusus untuk musabaqoh Alquran, karenanya kami merekomendasikan aturan musabaqoh Alquran Iran ke masyarakat Qurani negara ini.
Menurut laporan IQNA, musabaqoh hafalan dan qiraat Alquran di seantero Pakistan ke-3 diselenggarakan Rabu (27/12) atas prakarsa atase kebudayaan Iran di Islamabad dan dengan kerjasama kementerian urusan agama pemerintah Pakistan dan lembaga Shaut al-Qurra al-Alamiah Pakistan, di auditorium pertemuan kementerian ini di Pakistan.
Tiga juri dari Pakistan, yaitu Sayyid Sadaqat Ali, qori Asif Sarwari, dan qori Ikramullah Mohsin dan satu juri dari Iran hadir dalam komite penjurian kompetisi ini, sedangkan Mahmoud Jawad Kashefi, juri asal Iran dalam bagian tajwid.
IQNA pun melakukan wawancara dengan Jawad Kashefi dengan topik proses fenomena Qurani dan mekanisme penjurian dengan qori Qurani tersebut.
Di awal wawancara, Jawad Kashefi menyebut penyelenggaraan musabaqoh ini sangat efektif dalam publikasi kalam Ilahi dan lebih menyatukan umat muslim. Ia mengungkapkan, penyelenggaraan kompetisi semacam ini atas prakarsa atase kebudayaan, menunjukkan kepedulian para pengurus Iran akan aktivitas-aktivitas Quran; dari sisi lain penyelenggaraannya di gedung kementerian lintas agama Pakistan juga menunjukkan sebuah kinerja yang menarik dan mendapat sambutan.
Antusias dan Kondisi Para Kompetitor
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa Iran memiliki peran pensuport untuk publikasi dan penyebaran aktivitas semacam ini di Pakistan. “Dalam musabaqoh semacam ini saya teringat tahun 60 Iran, yaitu tahun laju dan pergerakan aktivitas Qurani, gelora dan kondisi para partisipan dan demikian juga permintaan mereka untuk mengetahui dengan sahih seni tilawah dan menimbanya perlu diperhatikan.
Kashefi menegaskan, musabaqoh Quran Islamabad sejatinya adalah babak final kompetisi Qurani pelbagai propinsi negara ini dan dari sejumlah propinsi ini, para juara pilihan akan dipilih untuk masuk final dalam dua kategori, hafalan seluruh Alquran dan qiraat.
Ia mengingatkan, masyarakat Pakistan tidak memiliki aturan khusus dalam hal ini dan dewan juri memiliki metode khusus, sedangkan di babak final untuk pengumpulan nilai dan jenis lembaran yang ingin dipaparkan oleh para hafiz menggunakan metode ini. Dalam kompetisi ini terkait mekanisme penjurian telah dijelaskan oleh dewan juri untuk para partisipan.
Qori internasional Iran ini melanjutkan, kami merekomendasikan kepada atase kebudayaan agar aturan musabaqoh Alquran Iran yang sudah dijalankan bertahun-tahun, diberikan kepada para pecinta yang aktif dalam kancah musabaqoh hafalan dan qiraat Pakistan sehingga mereka menggunakan aturan ini dalam lomba mendatang dan aturan tersebut secara resmi telah diberikan oleh atase dan kedutaan Iran kepada kementerian agama Pakistan.
Kashefi menjelaskan, aturan terperinci yang ada di Iran tidak dapat digeneralisasikan di seluruh musabaqoh Quran Pakistan, dan kami hanya merekomendasikan kepada atase kebudayaan agar aturan ini diakses para juri pakistan dan setelah informasi dan kajian maka dapat diketahui sampai seberapakah aturan Iran ini dapat dijalankan di Pakistan.
Juri musabaqoh Alquran Pakistan demikian juga mengatakan, masyarakat Pakistan dalam mekanisme pemberian nilai kepada para qori dan hafiz memiliki aturan khusus dan para juri musabaqoh dalam ranah ini menjustifikasi bahwa setiap juri memberikan nilai di seluruh bagian, suara, nada, tajwid, tartil, waqof dan ibda’ kepada para partisipan, dan tidak seperti di Iran, dimana setiap juri hanya memberikan penilaian dalam satu bagian saja.
“Dalam musabaqoh ini, atas rekomendasi saya, alih-alih setiap juri mengevaluasi setiap empat bagian musabaqoh, agar dilakukan juri secara terpisah dalam hal ini, yakni sejatinya kami memiiki empat juri, tajwid, suara, nada dan waqof dan ibda’ dan saya juri bagian tajwid,” ungkapnya.
Ia di penghujung mengingatkan, di sela-sela musabaqoh, saya melakukan tilawah di beberapa majelis Qurani dan diantaranya konferensi persatuan masyarakat Pakistan, salat Jum’at komunitas Syiah Islamabad, dan majelis antusias Ahlusunnah.
Mahmoud Jawad Kashefi adalah juara pertama musabaqoh internasional qiraat Iran pada tahun 85, dan melakukan lawatan menjadi qori lebih dari 12 negara. Ia demikian juga menjadi duta Quran dan delegasi Iran di luar negeri.
(IQNA/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Posting Komentar