Pesan Rahbar

Sekilas Doa Arafah Imam Husain as dan Doa Arafah Imam Husain as

Doa Arafah (Bahasa Arab: دعاء العرفة ) adalah diantara doa-doa Syiah yang menurut riwayat dibaca oleh Imam Husain as pada hari ke-9 Dzul...

Home » » Banyak Yang Salah Paham Dengan Jokowi

Banyak Yang Salah Paham Dengan Jokowi

Written By Unknown on Sabtu, 14 Juli 2018 | Juli 14, 2018

Presiden Jokowi

Oleh: Kajitow Elkayeni

Memahami Jokowi itu tidak mudah. Orang-orang terdekatnya saja bingung, apalagi yang belum pernah ketemu. Orangnya unik dan penuh kejutan tak terduga.

Saya termasuk yang salah paham dengan pribadi Jokowi. Ternyata, dia memang melampaui realitas yang terlihat di luar. Kita hanya memandang tubuh kurusnya, mengukur nyali dari omongannya, menafsirkan dari tindak-tanduk dan sikap sopannya.

Semua orang tertipu gambaran fisik dan menyepelekannya. Jokowi yang sejati ternyata lebih dari itu.

Gebrakan Jokowi yang paling nyata adalah membuat program tidak populer. Banyak orang menduga, ah, ini hanya awal-awal saja. Mana mungkin orang rela mengorbankan sanjungan politik. Jokowi kan politikus biasa.

Nyatanya SBY yang mantan tentara saja memilih jalan aman, utang untuk genjot subsidi konsumsi. Tak main-main, dia bakar uang tiga ribu triliun hanya demi pencitraan agar dianggap merakyat. Apalagi Jokowi hanya rakyat jelata, seorang tukang kayu pula.

Itu memang tidak mendidik, tapi penting demi citra politik. Biasanya politikus akan memilih jalan mudah itu. Nama baik terjaga, periode selanjutnya semudah menjentikkan jari tangan saja.

Program infrastruktur juga banyak yang berpikir hanya sementara. Nanti setahun juga balik fokus ke Jawa. Populasi Jawa itu 60 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Presiden-presiden terdahulu juga begitu. Klise. Sangat mudah diprediksi.

Jokowi mana berani…

Namun faktanya Jokowi ini malah membuat BBM satu harga. Pertamina yang kalang kabut. Untuk jangka satu bulan mereka tekor 800 miliar, hanya Papua saja. Kompensasinya, mereka diberi hak kelola Blok Mahakam. Keuntungan dari sana untuk menambal kerugian subsidi harga Papua.

Infrastruktur juga digenjot terus secara merata. Luar Jawa yang tidak menguntungkan secara ekonomi dan politik terus dibenahi. Perekonomian perlahan menggeliat dari pinggir. Pelan, tapi terus bekerja.

Jokowi tak perduli dengan merosotnya kepercayaan pendukungnya. Dengan kekagetan masa peralihan perekonomian. Orang ini ternyata benar-benar “gila”. Benar-benar koppig seperti kata Setya Novanto. Kebanyakan orang telah salah menilainya, termasuk saya.

*Nyuwun ngapunten, Pak…*

Soal teorisme juga begitu. Banyak yang menganggap Jokowi ini main aman. Semua alat intelijen, kekuatan aparat, bahkan dukungan ormas sebesar NU, ada dalam genggamannya. Kalau mau semua teroris diperhangus. Seperti yang diperbuat Erdogan dan Duterte.

Nyatanya, teroris masih dimanusiakan. Diberi keadilan dan hak untuk membela diri. Padahal data kepolisian sudah jelas. Intel mereka menyusup di sana bertahun-tahun mengumpulkan informasi. Jaringan teroris itu sudah terpetakan dengan detil dan jelas.

Begitu juga dengan ormas garis keras. Mereka seolah ditarik-ulur. Dibiarkan demo dan cuap-cuap semaunya. Orang-orang menganggap Jokowi tak cukup punya nyali, demi kepentingan politik yang lebih besar ia berkompromi.

Ternyata mereka keliru. Menurut keterangan *off the record*, Jokowi jauh lebih tegas dari itu. Justru kepolisian dan para menteri yang menawar. Soal teroris di Mako Brimob, konon Jokowi malah ingin menyapu bersih mereka.

HTI adalah bukti, perintah Jokowi hanya satu, besok harus dibubarkan. Para menteri, Kepolisian dan TNI yang heboh. Mereka takut begini dan begitu. Sampai tiga kali tanya, “Yakin, Pak?”

“Iya, besok harus bubar,” jawabnya.

Tapi kenapa FPI yang jelas lebih kelas coro dibiarkan sok petentang-petenteng? Kemarin Jokowi malah menemui perwakilan demonstran 212. Apakah Jokowi takut dengan Rizieq? Apakah Jokowi ingin mendulang dukungan mereka, demi Pilpres 2019?

Pendukungnya sendiri heboh belingsatan. Rasa percaya mereka terhadap Jokowi menurun. Sebagian mengultimatum akan mencabut dukungan. Mereka suudzon dan meduga yang bukan-bukan.

Dulu ada yang mengatakan Jokowi itu sadis. Seperti menaruh kodok dalam panci berisi air. Di bawahnya kompor pelan-pelan dipanaskan. Kodok itu tenang saja di dalamnya sampai mati melepuh. Ternyata betul.

Keraguan semua orang itu tidak benar. Faktanya Jokowi tegas dan berani. Anggapan berlebihan itu hanya imajinasi mereka. Termasuk saya.

*Nyuwun ngapunten, Pak…*

Dulu saya menganggap, rencana divestasi saham Freeport itu hanya langkah politik. Untuk *gaya-gayaan.* Biar orang terkesan. Maklum, politik perlu juga *gimmick.*

Belum lagi soal, biayanya dari mana? Siapa yang sanggup mengelolanya? Memangnya para mafia tambang, kroni Orde Baru dan gurita Pak Mantan akan diam saja?

Freeport ini bukan main bekingnya. Kisruh Timur Tengah itu persoalan minyak. Ributnya bertahun-tahun. Banyak nyawa melayang. Perang itupun tak berkesudahan. Neraka yang sebenarnya ada di sana.

Suriah itu persoalan pipanisasi gas Amerika dan sekutunya. Karena gas dari Timur Tengah harus melewati wilayah Suriah, sebelum menyeberangi Laut Mediterania menuju ke Eropa. Persoalannya, Suriah itu sohibnya Rusia. Tak mungkin merayu mereka demi kepentingan AS.

Maka perang adalah jalan keluarnya. Teroris adalah proxynya. Ironisnya, mereka kalah.

Saya menduga, Freeport akan bernasib sama. Jokowi pasti *ngeper* kalau sudah ditekan Amerika. Sewaktu Mike Pence (Wapres AS) datang menemui Jokowi, saya sudah panas dingin. Pasti Freeport dilepas, batin saya.

Jokowi mana berani…

Ternyata di luar dugaan semua orang, Mike Pence pulang dengan tangan hampa. Konon ada argumen Pemerintah yang menegaskan fakta sebenarnya. Saya menduga itu soal korupsi terkait Freeport.

Amerika meskipun kelihatan jahat, mereka masih tertib hukum. Korupsi itu aib bagi mereka. Itu kartu as Pemerintah, menurut saya. Dengan itu, kita bisa menekan mereka. Asalkan semua dilakukan dengan fair, ada jaminan ketenangan usaha.

Dan hari ini peristiwa mengagetkan itu benar-benar terjadi. Pemerintah berhasil menekan Freeport untuk divestasi saham total 51%. Saya sungguh tak percaya. Jokowi di luar bayangan banyak orang. Sejak awal saya termasuk yang meremehkannya.

*Nyuwun ngapunten, Pak…*

(Seword/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Posting Komentar

ABNS Video You Tube

Terkait Berita: